'' ge tu mahkluk masih ada disini ge?'' tanya ara
'' maksud nya apa ya? Tanya nana
'' g bilang di belakang kalian ada poci'' ucap mimi
Sontak mereka bertiga yang mendengar nya langsung panik.
'' serius ah. Janga bercanda atuh serem tahu uda malam juga. '' ucap nana
'' haha maaf, maaf.. sebsenarnya saya cuman bercanda. '' ucap ku
''Iih becanda nya serem atuh bikin takut'' kata nana lagi
'' gak usah takut mbak mungkin karena disini banyak yang iman nya kuat ibadahnya bagus mereka yang tak kasat mata gak bisa masuk kesini.''
'' seriusan?'' tanya mimi
''Iyaa."
Tak lama kami di hampiri seorang pemuda mungkin dia sebagai pengurus di ruah singgah ini.
" Assallammuallaiku uhkti...
Waallaikumsallam
maaf mengganggu perkenalkan nama saya wahyu, saya selaku perwakilan ingin memberi tahukan letak kamar kalian, kamar kalian namanya kamar mawar ya. Nah karena pengurus nya yang perempuan gak ada karena sudah pindah ke pondok. Jadi ...
'' yu..wahyu!!'' dari kejauhan kami melihat seorang pria mendekat ke arah kami
'' yu, di panggil pak ustadz"
" Hah? Ngapain kak?"
"Gak tahu ''
'' ah oke, maaf ya ukhti semua nanti bakal saya beri tahu peraturan yang ada disini. Assallamuallaikum'' katanya dan berlalu pergi bersama pria yang memanggilnya kami melihat tak jauh dari sana adapria lain yang menghamiri mereka berdua terlihat kak wahyu yang terjepit di antaranya sepertinya ia ingin pergi tapi keduaorang itu malah memeluk erat pundaknya dan kak wahyu hanya pasrah dan menunduk ikut.
Kami bercerita banyak hal, dimana kami heran kenapa rumah singah ini di bangun di atas bukit, walau begitu jalannnya sudah di aspal, tidak banyak rumah dan kendaraan yang berlalu lalang lampu jalan berwarna kuning yang berjarak dua ratus meter per lampu menambah kesan menyeramkan. Tapi ketika di siang hari sangat berbanding terbalik udara yang segar embun pagi dan kicauan beragai burung yang tak akan pernah di jumpai di kota.
Ternyata aisyah nana dan sasa sudah dua bulan berada di rumah singgah dan untung nya kami satu kamar jadi mereka yang menjelaskan kegiatan yang ada di rumah singgah. Setelah bercengkrama cukup lama, mimi yang mata nya merasa terganggu dengan cahaya senter jarak jauh yang mengarah ke arah kami. Aisyah dan cs melihat ke belakang.
'' ini orang iseng atau giman sih, silau tahu" ucap mimi.
'' eh, biasanya kalau lampu yang kedip kedip itu tanda nya minta bantuan'' ucap aisyah
'' eh iya, tapi masa sih? Itu di luar rumah loh?" Ucap sasa
" Gimana kala kita cek aja siapa tahu ada yang butuh bantuan, kasihan ih" ucap nana
'' ya udah deh ayok kita lihat"
Mereka berlima bangkit dari duduk nya.
''Kamu gak ikut ge?" Tanya ara
'' aku lagi datang bulan'' kata ku.
Akhirnya kami ber enam berjalan bersama sampai di tengah lapangan aku berhenti di surau aku duduk di tangga ke dua.
'' kalian hati hati ya , disini masih hutan takutnya ada ular atau binatang berbisa lainnya. Kalau ada apa apa kedip kedip in senter kalian ya'' kata ku
Okee. Ucap mereka semua
Aku melihat punggung mereka berlima alasan ku tak mau ikut karena ada beberapa yang di luar ada poci dan ada wanita dekat pohon ais, sangat menyeramkan, karena lapangan ini cukup jauh butuh lima belas menit sampai di pagar yang hanya sebatas dada saja mereka melompat makin lama mereka tak terlihat lagi hanya cahaya senter mereka berlima yang terlihat.
Tak lama seorang gadis melihat aku yang sedang duduk.
'' teh, gak masuk?" Tanya nya
" Saya lagi datang bulan"
" Ahh, gitu saya masuk duluan ya teh" katanya lagi
" Iya. Silahkan "
Di rumah singgah ini di dattangi banyak orang yang berasal dari berbagai daerah, jawa, sumatera dll.
Angin semilir malam membuatku sedikit mengantuk dan akhirnya aku tertidur.
Kasih air putih
Istighfar nak...
... Kenapa...
Mendengar kericuhan membuatku terusik kulihat banyak yang berlari ke arah sebuah gazebo, ustadz yang tadi berceramah juga berlari kecil sambil menggangkatsarung nya sedikit.
Aku pun menghampiri keramaian dan aku terkejut ternya mereka ara,mimi,aisyah,nana dan sasa, wajah mereka sangat pucat dan gemetar.
" Kalian kenapa? Maaf aku tadi ketiduran" kata ku sedikit menggoyang tubuh ara
" Gak papa kita juga gak bisa berfikir" kta ara
''... Yat.. ada" kata mimi putus putus
" Haha? Maksudnya? "
" Kita lihat mayat ge" kata nana
'' mayat yang kita lihat itu kak wahyu" kata sasa
" Maksudnya"
" Cowok yang ngajak kak wahyu tadi itu pacar aku '' ucap nana
'' leher kak wahyu di lilit sama tali senter punya bayu, pacar nana" kata aisyah
''... Aaaku yakin aku lih.." sebelum aisyah menyelasaikan bicaanya aku langsung menutup mulutnya.
'' kita harus bicara pribadi aja, takutnya ada fitnah'' kataku. Akhirnya kami berenam pergi dari gazebo tersebut dan terdenagr toa surau bahwa mereka bertiga di panggil ke surau untuk di minta pernjelesannya.
'' apa pacar mu yang bunuh kak wahyu" tanya ara
'' gak mungkin" kata nana
'' tali senter itu punya pacar mu, setiap tali ada nama yang di bordir'' kata aisyah
''Tapi di tubuhnya juga ada sarung cowok satu lagi" kata mimi
'' iya, aku juga ingat " kata sasa
''Ada senter yang berdarah itu juga punya cowok itu''
" Jadi maksud kalaian kemungkinan kak wahyu dibunuh sama mereka atau salah satu mereka?'' tanya ku.
Mereka berlima hanya menggangguk akhir nya kami sampai di teras surau.
Mayat kak wahyu sudah di bawa ke puskesmas. Ada beberapa orang tua berpakaian gamis seperti kiyai. Mereka di tanyai dan dua orang yang di curigai mereka berdua di panggil, lalau ternyata beberapa orang melihat kak wahyu bersama beberapa orag lain, mereka pergi sejjjkitar tujuh orang termaksud kak wahyu.
Bayu yang di tanyai pertama dia berkata hanya menemani wahyu lalu diikuti bisma, saat ahyu ingin pergi bisma menghalangi dan akhirnya memnggil beberapa temannya. Lalu salah satu teman bisma menyuruh bayu membantu membawa perlengkapan kamar untuk anak baru, karena wahyu gak membawa senter bayu memberikan senternya lalu pergi membawa perlengkapan tersebut. Bayu sempat melirik ke belakang mereka sudah melompati pagar.
Teman pertama bisma mengakui bahwa disuruh memisahkan bayu agar tidak menyusul wahyu.
Teman keduanya melihat situasi dari atas pagar, teman ketiga dan ke empat memegangi wahyu, orang kelima memukuli wahyu sampai pingsan lalu orang ke enam memukul wahyu dengan senter pemberian bayu, melihat ada tali dia langsung mencekik wahyu hingga lemas mereka yang panik langsung menggantung wahyu agar terlihat seperti bunuh diri, saat mereka menggangkat tubuh wahyu senter orng ketiga yang semula memegangi tangan wahyu meletak kan senter di ketiaknya, karena tekanan saat berusaha mengangkat tubuh wahyu menekan beberpa kali tobol on off senter sebaba itu lah lampu senter itu berkedip.
Mendengar hal itu akhirnya mereka ber lima akan di awa ke kantor polisi sedangkan jasad wahyu akan di amndikan terleih dahulu sebelum di pulangkan.
Entah kenapa seperti ada yang mengganjal di hatiku. Dan saat aku hendak mendekati mereka berenam tangan kubergoyang sendirinya dan semakin kencang ku lewati satu persatu peaku tersebut, sampai akhirnya mata ku bertemu dengan tatapan bisma dan tangan ku semakin kuat bergoyang sapai memukul paha kanan ku sangat sakit.kami berdua terus ber adu pandang sampai ia menuruni tangga surau aku yang melihat nya dari teras surau semakin yakin kalau di lah pelakunya aku melihat kaki belakangnya terluka tertutupi kain kasa.
" Pak ustadz, ada satu orang lagi yang belum di tanyai" kata ku sambil menunjuk ke arah dia. Semula tatapan nya mengejek berubah seperti akan membunuhaku sangat takut tapi kalau tidak aku katakan tanagan ku akan terus memukul diriku dan yang pasti itu sudah melukai pahaku, teman teman ku yang melihat beusaha menanahantangan ku ara dan mimi aku seperti samar samar mendengar suaranya.
Tolong jangan, saya janji saya gak bakal bilang
Sakit
Berisik!!!!
Tolong ...a
Ampu,,..ya allah.... Tolo..
Ng
Hah hah aku bangun ternyata itu mimpi yang nyata lebih tepat ny, aku melihat bagaimna kak wahyu di bunuh