Kouji adalah seorang pekerja kantoran biasa yang menjalani hidup monoton. Setiap hari ia terjebak dalam rutinitas kerja yang tiada henti, dari pagi hingga malam. Hatinya kerap dipenuhi rasa lelah dan putus asa, merasa hidupnya hampa tanpa arah. Namun, di tengah malam yang sunyi, semuanya berubah.
Saat sedang menyelesaikan dokumen terakhir di kantornya, tiba-tiba waktu di sekitarnya berhenti. Kouji mengangkat kepalanya dari meja, matanya membelalak melihat pemandangan aneh: rekan-rekannya diam seperti patung, jam di dinding tak berdetak, bahkan suara mesin fotokopi lenyap.
"Apa-apaan ini?" gumamnya panik.
Tiba-tiba, sebuah sosok misterius muncul dari kegelapan. Rupa sosok itu sangat abstrak, seperti kumpulan cahaya dan bayangan yang terus berubah bentuk. Keberadaannya terasa menekan, seperti membawa gravitasi dari jutaan dunia.
Ketika sosok itu mendekati Kouji, ruangan kantornya berubah drastis. Medan di sekitarnya berganti menjadi angkasa yang penuh dengan pemandangan luar biasa: triliunan multiverse berputar dalam harmoni, bercahaya seperti permata yang tak terhitung jumlahnya. Kouji hanya bisa terdiam, terpaku oleh keindahan yang tak bisa dijelaskan.
"Halo, Kouji," suara sosok itu menggema. Nada suaranya penuh dengan kekuatan ilahi, membuat multiverse di sekitar mereka bergetar hebat.
Kouji mundur ketakutan. Ia merasa seperti semut di hadapan gunung. Tapi anehnya, meskipun suara itu begitu dahsyat, Kouji tidak merasakan dampak apapun pada tubuhnya.
Sosok itu sadar bahwa suaranya bisa menghancurkan multiverse di sekitar mereka jika terus digunakan. Maka, ia beralih berbicara lewat telepati.
"Halo, Kouji," suara itu kembali terdengar, kini langsung di dalam pikirannya.
"K-kamu siapa?" Kouji tergagap, tubuhnya gemetar.
**"Kamu tidak perlu tahu siapa aku. Tapi aku adalah entitas yang menjaga keseimbangan dunia ini. Aku datang karena aku membutuhkanmu."
"M-membutuhkan aku? Untuk apa?" Kouji bingung, rasa takut dan penasaran bercampur dalam pikirannya.
"Dunia yang kamu tinggali ini akan segera mengalami kehancuran besar. Sebuah bencana dahsyat akan datang. Jika dibiarkan, bencana ini tidak hanya menghancurkan duniamu, tetapi juga akan merambat ke multiverse lainnya."
Sosok itu mengulurkan "tangannya," dan Kouji melihat pemandangan yang lebih menakjubkan: dunianya sendiri, kecil seperti bola kaca di antara lautan multiverse yang tak berujung. Di atas dunia-dunia itu, ada lapisan dunia lain, seperti piramida yang terus naik ke dimensi lebih tinggi.
**"Dunia ini hanyalah salah satu dari banyak dunia. Di atasnya ada duniaku, yang mengawasi semuanya. Dan di bawah, ada duniamu, yang menjadi awal dari bencana ini."
"Bencana apa? Jelaskan!" Kouji mencoba mendesak.
Sosok itu melanjutkan, "Aku tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Tapi yang pasti, bencana ini dikenal sebagai '81!$_83911'."
"Apa? Aku nggak ngerti! Jelaskan lebih jelas!" Kouji frustrasi.
**"Waktuku terbatas, Kouji. Untuk menghentikan bencana ini, kamu harus menjelajahi multiverse di duniamu. Cari tahu kebenaran, kumpulkan pasukan, dan lawan ancaman ini sebelum semuanya terlambat. Aku akan memberikanmu kekuatan. Tapi bagaimana cara menggunakannya, itu harus kamu pelajari sendiri."
"Tunggu! Apa maksudmu? Bagaimana aku harus memulainya?" Kouji berteriak, tetapi sosok itu perlahan memudar.
"Waktunya akan tiba, Kouji. Dunia bergantung padamu."
Seketika, Kouji kembali ke ruang kantornya. Semuanya berjalan normal, seolah-olah kejadian tadi hanyalah mimpi. Namun, dalam hatinya, Kouji tahu bahwa sesuatu yang besar baru saja dimulai. Dia berdiri di tengah ruangan, bingung dan takut, tetapi juga merasa ada panggilan yang tak bisa diabaikan.
"Dunia… multiverse… apa yang harus aku lakukan?" gumamnya sambil menatap langit-langit kantornya.