Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Cahaya di Antara Dua Matahari

🇮🇩AhmadSyauqi
--
chs / week
--
NOT RATINGS
184
Views
Synopsis
Di ujung galaksi, tersembunyi di balik tabir nebula ungu, ada sebuah planet bernama Solivara. Planet ini adalah rumah bagi peradaban yang memuja dua matahari—Solaris, sang matahari besar yang melambangkan kekuatan dan kehormatan, dan Illuma, matahari kecil yang menjadi simbol kebijaksanaan dan kehangatan. Setiap penduduk Solivara lahir dengan bakat sihir yang diturunkan dari salah satu matahari tersebut, namun hanya sedikit yang mampu mengendalikan kekuatan keduanya. Di sebuah desa kecil bernama Lunaris, lahirlah seorang gadis bernama Idalia Lvy. Dia memiliki rambut keemasan seperti cahaya matahari pagi dan mata yang memantulkan warna oranye hangat dari Illuma. Sejak kecil, dia dikenal sebagai anak yang baik hati, selalu membantu orang lain dengan senyum di wajahnya. Namun, ada sesuatu yang berbeda pada Idalia. Ketika teman-teman seusianya hanya mampu menyalakan api kecil atau menggerakkan daun dengan sihir mereka, Idalia menunjukkan kekuatan yang jauh melampaui usianya. Dalam satu insiden, ketika badai matahari mendekati desanya, Idalia secara naluriah menciptakan perisai cahaya yang melindungi seluruh desa. Itu adalah pertama kalinya semua orang menyadari bahwa Idalia bukan sekadar berbakat—dia adalah seorang Solarium, seorang pengguna sihir yang langka, mampu memanfaatkan kekuatan dari kedua matahari. Namun, kekuatan besar itu bukan tanpa konsekuensi. Setiap kali Idalia menggunakan sihirnya, dia merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya, seolah-olah ada entitas lain yang mencoba mengendalikan tubuhnya. Dan ketika dia mencapai usia lima belas tahun, tanda-tanda yang lebih mengkhawatirkan mulai muncul. Suara-suara yang berbicara kepadanya di malam hari, mimpi-mimpi tentang kehancuran Solivara, dan bayangan hitam yang mengikuti setiap langkahnya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 : Fajar Baru di Lunaris

Hari itu, desa Lunaris bersiap untuk festival tahunan Illuma Rising, perayaan ketika matahari kecil melintasi langit lebih dekat dengan Solaris. Semua orang sibuk menghias desa dengan lentera-lentera berwarna emas dan merah.

"Idalia, kau sudah selesai dengan lentera itu?" tanya seorang gadis bernama Tessa, sahabat Idalia.

Idalia tersenyum sambil mengayunkan tangannya. Dengan sekali gerakan, lentera-lentera yang berserakan di tanah melayang ke udara dan mulai menyala, cahayanya memantulkan warna oranye keemasan.

"Kau tahu, kau membuat semua pekerjaan ini terlalu mudah," Tessa mengerutkan alisnya, tapi ada kekaguman yang jelas di matanya.

"Kalau aku bisa membantu lebih cepat, kenapa tidak?" Idalia menjawab ringan. "Selain itu, aku suka melihat desa ini bersinar. Rasanya... hangat."

Namun, saat dia berbicara, Idalia merasakan sesuatu yang aneh. Udara di sekitarnya menjadi lebih dingin, meskipun kedua matahari bersinar terang di langit. Dia berbalik, melihat bayangan yang tak seharusnya ada di siang hari.

"Idalia, kau baik-baik saja?" Tessa bertanya, wajahnya dipenuhi kekhawatiran.

"Ya... hanya sedikit lelah," Idalia berbohong, menyembunyikan perasaannya. Tapi jauh di dalam hatinya, dia tahu sesuatu yang besar sedang mendekat.

Malam itu, di tengah perayaan, langit tiba-tiba menjadi gelap. Kedua matahari tertutup oleh awan gelap yang bergerak dengan kecepatan tidak wajar. Penduduk desa panik, namun Idalia berdiri di tengah kerumunan, matanya bersinar terang.

"Ini bukan badai biasa," gumamnya, tangan kanannya mulai memancarkan cahaya emas yang intens. "Ini... sesuatu yang lebih besar."