Chereads / Seven Footsteps of Fate (Indonesia) / Chapter 38 - Permintaan yang Tak Terduga

Chapter 38 - Permintaan yang Tak Terduga

Di balkon istana Drakonia, Lady Seraphina berdiri dengan gelisah, tatapannya terpaku pada langit di timur laut, tempat fenomena aneh terjadi. Aoi, Riku, dan Itsuki belum kembali dengan laporan mereka, dan hilangnya Ai sejak pagi membuat kegelisahannya semakin dalam. Raja Kael'Zarath berdiri di sampingnya, mencoba menenangkan Lady dengan suara lembut namun penuh hormat.

"Lady, saya yakin Nona Ai baik-baik saja. Utusan Sang Dewi tidak akan mudah terancam di wilayah ini," ujarnya, meski dalam hatinya ia sendiri merasa cemas.

Lady Seraphina menghela napas panjang. "Kael'Zarath, kau tidak tahu betapa pentingnya mereka. Jika sesuatu terjadi pada Ai, aku tidak akan mampu menghadapi amarah Sang Dewi."

Sebelum Raja Kael'Zarath bisa menjawab, seorang penjaga mengumumkan kedatangan Professor Elric, seorang Elf yang dihormati di Drakonia.

"Yang Mulia, Profesor Elric dari laboratorium penelitian telah tiba dan ingin menghadap," lapor penjaga itu.

"Ah, kebetulan sekali," jawab Raja Kael'Zarath dengan senyum tipis. "Izinkan dia masuk. Aku ingin memperkenalkannya kepada Lady Seraphina dan para utusan Sang Dewi."

Lady Seraphina mengangguk tanpa banyak bicara, pikirannya masih terpaku pada Ai.

Beberapa saat kemudian, seorang Elf tampan dengan rambut perak panjang dan jubah putih elegan memasuki balkon. Profesor Elric membungkuk hormat di hadapan Raja Kael'Zarath dan Lady Seraphina.

"Yang mulia, Lady," sapa Elric dengan suara tenang, "saya datang untuk melaporkan perkembangan atas penelitian saya."

Namun sebelum dia bisa melanjutkan, langkah kaki lain terdengar. Dari belakang Elric, muncul seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjang yang berkilauan di bawah sinar matahari. Di belakangnya, seorang pelayan istana mengikuti dengan tenang.

"Ai!" seru Lady Seraphina dengan nada lega bercampur amarah. Tanpa ragu, Lady melompat ke arah Ai dan memeluknya erat.

"Lady... aku... sesak..." Ai berusaha berbicara, tapi pelukan Lady terlalu kuat.

"Ai, kemana saja kau seharian ini? Mengapa tidak ada kabar?!" tanya Lady dengan nada penuh kecemasan.

Ai terkejut dengan pelukan mendadak itu, namun segera menjawab dengan nada ceria, "Lady, maafkan aku. Aku hanya terlalu bersemangat. Saat Hana memberitahuku bahwa ada seorang Elf di sini, aku langsung pergi menemuinya."

Lady memotongnya dengan nada tajam. "Kau tidak boleh bertindak sembarangan! Kau harus lebih berhati-hati! Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?" Suaranya melembut, tetapi nada khawatirnya tetap terasa.

Lady Seraphina melemahkan pelukan, namun sorot matanya tetap tajam. "Ai, kau tidak boleh bertindak ceroboh seperti itu lagi! Jika sesuatu terjadi padamu, bagaimana aku harus menjelaskan ini kepada Sang Dewi?"

Raja Kael'Zarath, yang mendekati Profesor Elric, memandang mereka dengan alis terangkat. "Profesor Elric, jadi Anda telah bertemu dengan salah satu utusan resmi Ethereal Lands. Bagaimana bisa Nona Ai ada bersama Anda?"

Profesor Elric, yang tampak sedikit gugup, berlutut dengan hormat. "Yang Mulia Raja Kael'Zarath, Lady Seraphina, saya datang untuk memohon restu. Nona Ai telah membantu saya dalam penelitian saya. Dia memiliki wawasan luar biasa yang tidak pernah saya temui sebelumnya."

Sebelum Elric bisa menyelesaikan kalimatnya, Lady Seraphina melirik tajam. "Restu? Untuk apa?" tanyanya dengan nada dingin.

"Untuk mengijinkan agar Ai bisa terus bersama saya." Jawab Elric dengan suara mantap, meskipun sorot matanya menunjukkan keraguan.

Seluruh balkon terdiam. Ai yang awalnya tersenyum riang kini tersipu malu mendengar pernyataan itu. Lady Seraphina yang menyadari arti pernyataan itu, langsung memberi isyarat kepada penjaga.

"Tangkap Elf ini!" perintahnya dengan nada penuh otoritas.

Lady Seraphina memelototi Elric. "Beraninya kau mendekati Ai-ku!" Seruannya menggema, membuat pelayan dan penjaga istana gemetar.

"Tu… tunggu, Lady, tolong dengarkan penjelasanku—" Elric mencoba menjelaskan, tapi suaranya tenggelam oleh amarah Lady.

Lady Seraphina mengangkat tangannya, dan energi besar mengalir dari tubuhnya, menciptakan tekanan yang membuat semua orang di balkon terpaku di tempat.

"Beraninya kau, Elf rendahan, memikat Ai-ku!" seru Lady dengan suara menggema. "Apa yang telah kau lakukan padanya?!"

Profesor Elric mencoba berbicara, namun kata-katanya tersendat karena ketegangan. "Lady, saya hanya... hanya ingin memohon restu... tidak ada maksud lain..."

"Restu?!" Lady memotong dengan nada sarkastik. "Kau pikir kau siapa? Ingin mencoba memiliki putri kesayanganku?! Menjauhlah darinya!"

"Lady, tunggu!" seru Ai, mencoba melepaskan diri dari pelukan Lady Seraphina. "Tidak! Hentikan! Jangan sakiti dia!"

Lady Seraphina menatap Ai dengan sorot mata bingung dan marah. "Ai, kenapa kau melindunginya? Dia hanya seorang pria jahat yang mencoba memikatmu!"

"Lady, kau salah paham! Dia hanya…!" Ai berteriak, namun suaranya tenggelam dalam emosi Lady Seraphina yang memuncak.

Para penjaga istana mendekat dengan senjata terhunus, siap menangkap Elric. Namun, sebelum mereka bisa menyentuhnya, Ai bergerak cepat. Dengan kecepatan luar biasa, dia berdiri di depan Elric, menangkis serangan penjaga dengan tongkat kayu yang dia ambil dari salah satu pelayan.

"Berhenti! Aku bilang hentikan!" teriak Ai. Matanya menyala penuh tekad, melindungi Elric di belakangnya.

Lady Seraphina tertegun. "Ai, apa yang kau lakukan?!"

"Lady, kau salah paham!" Ai balas berteriak. "Master tidak berbuat salah! Aku meminta untuk menjadi muridnya karena dia bisa membantuku mempelajari teknologi rune. Aku hanya ingin membantu para Draconian!"

Kata "Master" yang keluar dari mulut Ai membuat Lady Seraphina tersentak. Energi yang mengalir di sekitarnya tiba-tiba melonjak.

"Master?!" Lady mengulang dengan suara bergetar marah. "Bisa-bisanya kau memanggil Elf itu dengan sebutan seperti itu?! Apa yang telah dia lakukan padamu?!"

Ai menggeleng dengan frustasi. "Lady, tolong dengarkan aku! Dia tidak melakukan apa-apa! Aku hanya ingin belajar darinya!"

Namun, Lady Seraphina tidak mendengarkan. Dengan satu gerakan tangan, dia menghempaskan energi yang membuat semua orang di balkon terdorong ke belakang.

Raja Kael'Zarath akhirnya melangkah maju, mencoba menenangkan situasi. "Lady, tenanglah. Mungkin kita perlu mendengarkan penjelasan Nona Ai terlebih dahulu."

Namun, Lady Seraphina tidak mengindahkan. Dia menatap tajam ke arah Elric. "Jika kau ingin mengambil Ai dariku, kau harus melangkahi mayatku terlebih dahulu!"

"Saya tidak mengambil siapa pun!" Elric akhirnya berhasil berbicara meskipun tubuhnya gemetar. "Saya hanya ingin mengajarinya... dia memiliki bakat yang luar biasa... dan saya bersumpah demi kehormatan saya sebagai Elf bahwa saya tidak memiliki niat buruk."

Namun, sebelum ada yang bisa menenangkan situasi, Ai berteriak kepada Lady Seraphina. "Jika anda tidak merestuiku dengan MASTER, aku juga tidak akan merestui hubunganmu dengan Kaito!".

Mendengar pernyataan Ai, membuat Lady Seraphina tersedak nafasnya sendiri. Dalam sekejap, wajahnya berubah drastis menjadi lembut. "Ahaha-haha… Mana mungkin aku berani, aku hanya bercanda. Bagaimana tadi? Minta restu ya? Tentu saja, tidak ada kata tidak untuk Ai-ku! Selama Ai menginginkannya, maka itu akan menjadi milikmu." Ucap Lady Seraphina dengan tawa kaku menyembunyikan rasa malunya.

Seluruh ruangan tiba tiba hening. Tidak percaya bahwa nona Ai begitu hebat, bahkan dapat meredakan amarah Lady Seraphina dalam sekejap.

Tiba-tiba suara terdengar dari pintu balkon. Aoi terjatuh dengan wajah terkejut. Riku dan Itsuki juga muncul, mulut mereka terbuka lebar, wajah mereka kaku karena kejutan yang sangat besar.

"Ai!" seru Aoi dengan nada putus asa. Dia langsung berlari ke arah Ai, memeluknya erat hingga wajah Ai hampir tertutup sepenuhnya.

"Aoi, aku tidak bisa bernapas!" keluh Ai, mencoba melepaskan diri.

Namun, Aoi tidak mendengarkan. "Kenapa kau pergi tanpa memberitahu kami? Dan sekarang... sekarang kau kembali bersama pria asing?! Tidak, aku tidak terima ini. Cepat tangkap dia Kaito!"

Teriak Aoi kepada Kaito yang baru saja tiba di balkon. "Hah? Apa?" Tanya Kaito yang ketinggalan topik pembicaraan.

"Aoi, kau salah paham!" Ai mencoba menjelaskan, tapi suaranya teredam oleh pelukan erat Aoi.

Riku, yang berdiri di belakang, menunjuk ke arah Elric. "Memangnya siapa dia? Apa yang terjadi di sini?!"

Kaito menatap Elric dengan bingung. "Jadi… apa yang harus aku lakukan? aku harus menangkapnya atau tidak?"

Sebelum ada yang menjawab, Lady Seraphina memandang Kaito dengan tatapan tajam. "Kaito? Tunggu, apa maksud kalian?"

Raja Kael'Zarath, yang memperhatikan tanda di dahi Kaito, tiba-tiba membelalak. Dia tersungkur ke lantai dengan ekspresi terkejut. "Dia adalah Kaisar Naga! Kaisar Draconian telah bangkit!"

Seluruh Draconian di balkon, termasuk para penjaga, langsung berlutut kepada Kaito. Suasana yang tadinya tegang berubah menjadi hening penuh rasa hormat.

Kaito hanya berdiri mematung, bingung dengan apa yang baru saja terjadi. "Eh... apa?"

Bersambung…