Setiap kali ketika aku melihat langit,itu terasa menyenangkan ditemani dengan udara segar yang mampu menenangkan pikiran.Saat itu aku berpikir mengapa dunia bisa sedamai ini.Apa tidak apa-apa jika sedamai ini.Bentar,bukan berarti aku menginginkan perpecahan.
Aku berharap ketenangan ini akan terus berlanjut.Aku kemudian memposisikan tubuh ku yang sedang berbaring di atas rumput hijau dan dengan teduhan pohon beringin yang tidak pernah kalah dalam memberikan kenyamanan.Disekitar ku ada teman-teman ku yang sedang bermain kejar-kejaran.Mereka adalah teman dekatku.Velia,Irina dan Vincent.Tak tahu sampai kapan tenaga mereka habis dan istirahat sejenak seperti yang sedang aku lakukan.
"Mereka tidak lelah ya bermain seperti itu selama 3 jam?".
Gerutu ku sambil melihat mereka yang sedang tertawa sambil berlari.
Mereka adalah Velia seorang bocah perempuan berusia 6 tahun dengan rambut blonde sepinggang yang ujungnya ikal kebawah.Disusul dengan Irina dan Vincent.Mereka adalah saudara kembar tapi tidak seiras yang berasal dari keluarga Marquess Crux.Saudara kembar yang memiliki rambut merah khas keluarga Marquess.Mereka sering diam-diam menghabiskan waktu dengan kami.Karena Ayahnya Marquess Crux adalah ayah yang ketat dalam hal pergaulan.
"OHHH AYOLAHHH LUXA!! BERMAINLAH BERSAMA KAMI!!."
Pinta Vincent yang sedang memanggilku dengan rasa jengkel yang terlukis di wajah gembul nya itu.
Aku kemudian memutuskan untuk berdiri dan mendekati mereka yang sedang menatapku dengan kesal.
"Aku akan pulang kalau kalian ingin lanjut silahkan.Ibuku memintaku untuk membantunya memanggang roti sebentar lagi."
Aku mengatakan hal tersebut tanpa merasa bersalah dan penasaran reaksi seperti apa yang akan mereka tunjukkan padaku.
"Itu mungkin hanya alasan mu Lux,kau pasti ingin lanjut tidurkan?.Aku tau itu!!."
Sahut Velia dengan berkacak pinggang dilengkapi dengan nada sinisnya.
"Aku tidak berbohong Veli,kalau kau penasaran datanglah ketoko dan bantu aku memanggang roti untuk dijual besok".
"Kau ini ya Lux,kenapa kau akhir akhir ini selalu saja bermain hanya sebentar dengan kami.Apa kami punya salah?. Kau mungkin tidak akan tau ,mungkin saja kedepannya kita tidak dapat bermain seperti ini lagi saat kita beranjak dewasa.
Vincen menjawab dengan nada kasarnya.
" Kalian pikir aku seperti seenak ku saja ya?!.Aku sejak kecil memang memiliki tubuh yang lemah.Bukan karena aku sengaja."
Jawabku dengan nada kasar juga.
"Syukurlah kalau memang begitu,aku lega... kukira kau membenci kami karena kau dimarahi ayahku kemarin karena berteman dengan kami Lux.Maaf ya...."
Irina membalas dengan wajahnya yang memerah dan air mata yang berlinang yang kapan saja siap untuk melepaskan tangisannya.
"Tidak-tidak, ahh... lupakann!...kalau begitu aku pamit ya.Ibuku pasti menungguku.Langitnya juga sudah mulai mendung sebaiknya kalian juga pulang lah.Sampai jumpa besok!!".
Aku lari dengan cepat seolah-olah masih kesal akan kenangan saat Marquess Crux menghina dan memukulku karena berani bermain dengan anak-anaknya.Padahalkan Irina dan Vincent hanya ingin bermain.
"Iyaa,hati-hati dijalan Lux".Jawab Irina wajah yang memerah karena kagum dengan ketampanan Lux.