Chereads / Perjalanan Petinju local to dunia / Chapter 5 - Bab5 Pertemuan Bara dengan Andi, sekaligus penaikan Carrie Bara

Chapter 5 - Bab5 Pertemuan Bara dengan Andi, sekaligus penaikan Carrie Bara

Beberapa bulan yang lalu, setelah bertanding dengan Dias, Bara berlatih dengan keras sampai disaat dia sedang berlatih, ada pelatih legend yang sedang memantau dia, awalnya Bara menghiraukan orang tersebut. Tetapi di saat dia melihat pelatih Akbar yang sedang mengobrol, dengan orang yang dia hiraukan, dia sangat ingin nguping yang pelatih obrolkan.

Bara: "Wah coach sama siapa tuh, kok dia ngobrol sama orang itu, aku harus menguping."

Akbar: "Ooh jadi Pak Andi ke sini cuman mau liat anak yang saya latih, saya kira bapak mau ikut ngelatih hehe."

Andi: "Saya kesini mau liat perkembangan dia, saya mau bawa dia lebih jauh lagi, tapi saya pikir pikir dia ini belum terlalu bagus."

Bara: "Waduh ternyata dia pelatih, wah aku harus latihan lebih giat lagi ini mah."

Bara pun melanjutkan latihannya lagi.

Beberapa hari lalu Bara sedang berlatih, di saat itu, Andi menghampiri Bara.

Andi: "Halo, kenalin saya Andi."

Bara: "Oh iya kenalin saya Bara Pak. Ada apa ya pak."

Andi: "Ngeliat kamu berlatih dengan yakin, kayaknya kamu ada potensi kuat buat bermain di PBA" (Patriot Boxing Association).

Bara: "Asli pak (dengan muka bahagia) saya mau pak.

Andi: "Oke tapi ada syaratnya."

Bara: "Apa pak syaratnya, saya lakukan demi Carrie saya."

Andi: "Kamu harus mengalahkan Dias, saya percaya kamu bisa menang melawan dia, apalagi kamu pernah kalah lawan dia, pasti ada rasa balas dendam."

Bara: "Ok pak.

Andi: "Yaudah kamu lanjut lagi latihan nya, saya mau ngobrol sama coach kamu."

Sesudah mengobrol dengan Andi, Bara masih ragu dengan syarat nya.

Di hari kamis Bara ada jadwal untuk sparring, disaat itu dia tahu ada Coach Andi sedang memantau dia, Bara diberitahu oleh Akbar, bahwa lawan sparring nya ini bukan orang yang bisa dia remehkan.

Akbar: "Bara kamu jangan meremehkan, dia, lawan kamu itu orang Papua namanya Abaro, Abaro juga lebih berpengalaman dalam dunia tinju."

Bara: (muka yang sudah pede dengan kemenangan) "Tenang Coach saya buktikan bahwa saya bisa mengalahkan dia."

Bara dan Abaro naik ke atas ring, ketika itu Bara melihat Abaro sangat pede dengan kemenangan, bunyi bel pun mulai. Abaro dengan tenang menunggu Bara menyerang dia, Bara di saat itu menyerang dengan hook kanan nya, namun Bara tidak tahu bahwa Abaro sudah menunggu hook Bara, di saat itu Abaro menghindar dan meninju tepat di wajah Bara, di saat itu Bara pusing dan Akbar pun bilang.

Akbar: "Hati hati Bara, Dia tahu pergerakan kamu!"

Bara dengan sigap berhati-hati untuk menyerang, namun sigap nya Bara sangat lambat, Bara di mengenai hook kiri dan kanan dari Abaro, sampai Bara terjatuh, Bara pun berusaha untuk bangun.

Wasit:

1…2…3…4…5…6…7…8…

Bara: (dalam hatinya) "Ayo Bara kamu pasti bisa.

Di saat wasit menghitung Bara berhasil bangun, dan membuat dia tidak KO.

Akbar: "Bara ayo gimana nih kamu kacau!"

Coach Akbar sangat kecewa, tapi Bara membuktikan bahwa dia juga bisa, membuat Abiro tertidur. Di saat Abiro sedang lengah, Bara melayangkan pukulan Jab yang mengenai muka Abiro, beberapa kali Bara menghindar dari serangan Abiro. Bunyi bel terdengar babak 1 selesai.

Akbar: "Ayo Bara kamu pasti bisa, kamu tinggal melayangkan pukulan Jab, sama hook kanan atau kiri dia udah dipastikan KO fokus."

Bunyi bel pun terdengar babak 2 di mulai. Bara yang di saat itu mengetahui, bahwa Abiro sudah kehilangan tenaga, Bara melayangkan hook kanan dan kiri, yang membuat Abiro tertidur. Wasit pun mulai menghitung

Wasit:

1…2…3…4…5…6…7….8…9…10.! KO!

Abiro pun tidak sanggup melanjutkan pertarungan nya dengan Bara. Ini membuat Bara menang, dan sekaligus dia membuktikan bahwa dia bisa menghabisi Abiro.

Abiro: "Selamat Bara, kamu pantas menang aku salut sama kamu."

Bara: "Makasih banyak Abiro, aku juga salut sama kamu."

Bara mulai turun dari ring langsung menemui Andi, yang sedang duduk dan melihat kemenangan Bara.

Bara: "Gimana pak, saya membuktikan bahwa saya bisa mengalahkan Abiro."

Andi: "Kamu bagus salut saya sama kamu, tapi saya belum terlalu percaya sama kamu, apalagi tadi di babak 1 kamu terjatuh gara gara kecerobohan kamu."

Bara: "Ya pak saya tadi terlalu ceroboh, terlalu meremehkan, tapi ketika saya mendengar coach Akbar, saya baru tersadar terima kasih coach."

Akbar: "Sama sama nanti lagi kamu jangan seperti itu lagi, saya sudah percaya sama kamu, tinggal kamu nya aja percaya apa ga sama diri kamu."

Andi: "Denger itu Bara, kamu masih banyak yang harus dievaluasi, Masa depan kamu masih ada jangan terlalu gegabah. Yaudah saya kamu pergi dulu ada urusan lain, berlatih terus Bara."

Bara: "Siap pak."

Bara pun pulang berjalan kaki, di tengah jalan Bara melihat Dias yang sedang mengobrol dengan Agung.

Dias: "Gimana Agung, nanti pas gua lawan si Bara, lu langsung kasih gua minuman nya kan? "

Agung: "Iya dong lu santai aja, ga bakal gagal kok."

Bara: "Waduh ternyata si Dias mau curang bahaya ini, gua harus cepet cepet bilang ke Akbar."

Bara memutar badan nya dan kembali ke tempat latihan dengan cepat. Di saat dia datang, Akbar sedang ngobrol dengan Satria.

Akbar: "Sat gimana tempat nya lu udah ready kan ?"

Satria: "Tenang udah ready tinggal kita jadwalin kapan tanding nya."

Akbar: "Ok."

Bara: "Coach (dengan nada capek)

Akbar: "Ada apa kok kamu kelihatan capek."

Bara: "Iya coach tadi saya ngedenger percakapan Dias sama Agung, tadi aku denger Dias mau curang nanti pas aku main."

Akbar: "Bahaya ini mah, sat kamu nanti pas menjelang pertandingan, kamu cek sarung tangan Dias."

Bara: "Bukan sarung tangan nya coach tapi minuman nya."

Akbar: "Maksud."

Bara: "Agung bakal kasih minuman ke Dias, aku gatau coach minuman nya, yang penting minuman nya bikin dia berenergi lagi."

Akbar: "Ok kalau begitu nanti satria bakal cek dulu minuman nya."

Satria: "Ok aman, tenang aja kamu Bar kamu fokus aja sama latihan kamu."

Bara: "Siap Coach."

Setelah mengobrol dengan Akbar dan satria, Bara berpamitan untuk pulang.