————————✿︎✿︎✿︎————————
Mahessa's Past Started
Hari berganti hari, Mahessa masih juga belum bisa merelakan kematian orang tuanya meski sudah beberapa tahun lamanya.
Dialah Mahessa Arneldo Rakara, pemuda berumur 16 tahun yang pekerja keras dan cukup tampan. Dia sudah ditinggal kedua orang tuanya sejak dia masih berumur dua tahun, setelah itu dia di titipkan ke neneknya yang sekarang sudah meninggal dan Mahessa tinggal sendiri di rumah neneknya itu.
Pagi ini, Mahessa bangun dari tidurnya dan segera bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolahnya.
Setelah semuanya telah selesai, Mahessa mengambil tas nya dan menaiki motornya menuju sekolah.
Sebenarnya Mahessa sedikit ragu untuk masuk sekolah hari ini karna kejadian beberapa hari yang lalu membuatnya tidak nyaman.
Flashback On
Di sore hari setelah bel pulang berbunyi, Mahessa mengemasi barang-barangnya dan keluar kelas namun langkahnya dicegah oleh tiga teman laki-lakinya saat itu.
Salah satu dari mereka langsung memukuli wajah Mahessa. Dengan terkejut, Mahessa tidak memiliki kesempatan untuk berbicara karna kepalanya telah dibenturkan ke tembok.
Mahessa pun langsung pingsan saat itu juga. Setelahnya, tiga laki-laki yang tadi pergi dan mengunci Mahessa di kelas. Mahesa berhasil keluar dengan bantuan petugas kebersihan yang kebetulan sedang membersihkan lorong di depan kelasnya.
Flashback Off
Tanpa sadar, setelah lama berpikir, jarum jam panjang di tangan kiri Mahessa sudah menunjuk ke angka dua belas.
Sial, dia terlambat.
Segeralah ia menambah kecepatan motornya. Sesampainya di sekolah, Mahessa memarkirkan motornya dengan buru-buru dan langsung berlari masuk.
Saat di lorong, Mahessa tidak sengaja menabrak perempuan yang tidak berseragam namun ia langsung tahu ketika melihat wajah perempuan itu.
Itu alumni yang terkenal sebagai siswa paling berprestasi di sekolah.
"Maaf, kak! Saya ga liat," ucap Mahessa sembari membungkukkan badannya sedikit
Perempuan itu terkekeh, "Gapapa. Nama?"
"Mahessa Arneldo, kak."
"Oh, gua Anne. Salken, kalo sama gua ga perlu formal," ujar Anne
"Oke, kak."
════༺✾❀✾༻════
Saat jam ke sepuluh selesai, Mahessa pulang dan sempat mampir ke toko serba ada.
Ketika sedang memilih-milih, terlihat dari ekor mata Mahessa ada perempuan berambut hitam pendek yang ia kenali.
Perempuan yang sepertinya merasa di perhatikan itu menoleh ke arah Mahessa.
"Hai, ketemu lagi." sapa Anne
"Hehe, iya."
Anne menaruh keranjang belanjanya, "Jangan jangan kita jodoh."
"Yah, biar Tuhan yang menentukan."
"Hm, bener. Kita liat aja nanti," ujar Anne sembari mengangguk-angguk.
Mahessa mendongak ke atas sedikit untuk menatap Anne, "Ngomong-ngomong, kakak tinggal di deket sini?" Tanya Mahessa
Anne mengangguk kecil, "Hm, tuh di seberang rumah gue. Mau mampir?"
"Ah. Engga kak, makasih, baru kenal.."
Mahessa's Past Ended
════༺✾❀✾༻════
Nyatanya, itu dulu. Sekarang, Mahessa sudah berumur 18 tahun dan sudah berada di kelas dua belas. Hubungan mereka berdua? Masih berlanjut sampai sekarang.
Karna takdir Tuhan, mereka disatukan untuk bersama dengan awal yang bahagia.
Sudah hampir lima bulan mereka berpacaran sejak Mahessa masih berada di kelas sebelas semester dua.
Saat ini, Mahessa dan Anne berada di sebuah kafe. Mahessa menatap Anne yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Kak," panggil Mahessa
Anne hanya membalas dengan deheman.
"Kak!"
Kini, perempuan yang dipanggil itu mendongak menatap kekasihnya, "Dalem, sayang?"
Pipi Mahessa bersemu merah, "K-kakak bisa bahasa jawa, ya?" Tanya nya.
"Bisa dong, kan aku blasteran, sayang." Ya, benar. Ayah Anne asli Inggris sedangkan ibunya dari Jawa, khususnya Jawa tengah.
"Ah, iya. Aku lupa, hehe."
Wajah Anne berubah serius lalu meraih tangan Mahessa, "Sayang, menurut kamu.. kamu siap ga jadi pendamping hidup aku?"
"E-eh? Kok tiba-tiba, kak?"
Anne mengeratkan genggamannya, "Jawab, Hessa."
Mahessa menelan ludah, "Belum siap. Aku mau ngelanjuntin pendidikan ku dulu, kak."
Anne mengangguk paham, ia menutup laptopnya lalu mengelus rambut Mahessa dengan lembut, "Hm, oke. Mau pulang? Kakak anter."
Mahessa mengangguk kecil, "Um."
Imutnya.
Anne mengemasi laptopnya. Selesai membayar, mereka berdua keluar dari kafe dan Anne mengantar Mahessa pulang dengan menggunakan mobil perempuan itu.
•••
WARN 18+
Anne memberhentikan mobilnya saat sudah sampai di depan rumah Mahessa. Ia membuka kan pintu untuk sang kekasih.
Sebelumnya, Anne ingin pulang namun Mahessa menawarinya untuk menginap karena hari sudah larut malam.
Akhirnya, Anne menyetujui penawaran Mahessa.
Satu jam kemudian setelah Mahessa selesai membersihkan diri, ia menuju ke dapur dan melihat Anne sedang memasak.
"Kak?" Panggilnya
Perempuan yang dipanggil itu pun menoleh ke arah kekasihnya, "Hm?"
Mahessa menghampiri Anne, "Kakak ga perlu repot-repot masak, aku bisa masak kok.."
"Gapapa, this is for us, baby," ujar Anne
.
.
.
.
Selesai memasak, Mahessa kini yang membersihkan piring kotor yang mereka gunakan tadi.
Anne memperhatikan kekasihnya yang sedang mencuci piring itu dari kejauhan, "Hm.. lucu banget, kiro kiro bakal nangis rak ya nek tak leboni? " gumamnya
(Translate: kira-kira, bakal nangis ga ya kalau aku masukkin?)
Sadar telah di perhatikan, Mahessa segera dengan cepat menyelesaikan kegiatannya. Kemudian ia menghampiri Anne, "Kak.. disini ga ada kamar kosong, kakak tidur di kamar aku aja, ya? Biar aku tidur di sofa."
Anne terkekeh, "Nggo opo, sayang? We can sleep together."
Blush!
"T-tidur bareng?!"
"Iya, kamu gamau?" Tanya Anne
Mahessa menggeleng pelan, "B-bukan gitu, kak.. cuman.. kita kan.."
"Gapapa, Hessa. Aku ra bakal macem-macem karo koe, kok. Tenang wae."
════༺✾❀✾༻════
Nyatanya..
"Nnh.. kak- kak!"
Anne kini sedang menggigit n1ppl3 Mahessa dan sesekali meremas p4nt4tnya itu.
Puas dengan put1ng, ciuman Anne turun ke paha Mahessa perlahan.
"Mmhh.."
Anne melebarkan paha Mahessa dan ia pun memasukkan dua jarinya ke lub4ng 4nal sang kekasih secara perlahan.
"Nghh! Kak.."
"Shh.. tahan, sayang."
Anne mulai menggerakkan jarinya, mencari sweet spot kekasih nya itu.
"Hngh-!"
Ketemu. Anne menekan pr0st4t Mahessa.
Sang empu pun mengejang dan mengeluarkan bebannya, "K-KAK, hnh..!!♡︎"
Cairan putih yang dikeluarkan pemuda itu sedikit mengenai wajah Anne.
Lemas, Mahessa pun tertidur seketika.
════༺✾❀✾༻════
Pagi harinya, Mahessa terbangun dari tidurnya di atas ranjang di sebuah ruangan yang tidak asing baginya.
Ah, ini kamar Anne.
Ia mengambil ponselnya yang berdering dari atas meja di sampingnya.
"Halo?"
Suara perempuan terdengar dari sana, "Hessa! Kamu dimana sih?! Ini udah mau jam masuk kelas loh!"
"Baru bangun.. aku titip absen aja," ujar Mahessa dengan suara seraknya
Tanpa sepengetahuan Mahessa, pipi perempuan yang menelfon Mahessa itu telah memerah karna mendengar suara Mahessa yang serak tersebut, "Ngga, ngga! Hari ini guru mapelnya killer semua, kamu harus masuk pokoknya!"
Mahessa menghela nafas, "Yaudah iya," ucapnya kemudian menutup telfon.
Setelah itu, ia pun bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Sempat sebelum ia keluar dari rumah Anne, Mahessa menaruh surat di atas meja dapur dan sekotak makanan buatannya pagi itu.
Mahessa kemudian berangkat ke sekolahnya dengan berjalan kaki karna mobil Anne dipakai oleh sang pemilik.
════༺✾❀✾༻════
Di sekolah, Mahessa menjalani kegiatannya seperti biasa. Mungkin ada sedikit masalah karna ia lupa mengerjakan tugas dari guru bahasa Indonesianya. Alhasil, dia dihukum dengan mengerjakan tugas itu dua kali.
Saat jam istirahat, Mahessa dan kedua temannya pergi ke kantin.
Salah satu teman perempuannya yang tadi menelfonnya berkata, "Hessa, kamu mau pesen apa? Biar aku yang bayar," tawar perempuan itu, temannya
Namanya, Ella. Dia lumayan cantik di mata Mahessa, namun masih lebih cantik Anne. Tingginya sedada Mahessa, umurnya satu tahun lebih muda dari Mahessa.
Dia pintar dalam pelajaran bahasa dan matematika. Katanya, matematika itu enak. Apanya yang enak? Gawe ndas ngelu ngono.
(Translate: Membuat kepala pusing begitu.)
Ah, ngomong-ngomong, Ella menyukai Mahessa sejak mereka pertama kali berada di satu kelas saat kelas sepuluh. Ia belum tahu kalau sekarang Mahessa sudah memiliki kekasih.
"Ngga usah, aku ngga laper," tolak Mahessa
"Udahlah, El. Mending lu bayarin makanan gua aja," ucap pemuda yang duduk di sebelah Mahessa
Namanya, Hans. Tampan, rajin, baik hati, namun orang-orang banyak yang tidak suka dengannya. Kurang apa dia? Mungkin karena dia gay.
Hans memiliki kekasih dari sekolah lain, Mahessa sudah tahu itu dan dia menghargai hubungan mereka. Hans pun juga belum tahu kalau Mahessa sudah memiliki kekasih.
"Ogah banget, lo kalo makan ga ngira ngira," nyinyir Ella
Hans memutar bola matanya, "Idih, kayak lo ngga aja," sindirnya
"Ck, udahlah! Kalian berantem mulu, awas jodoh," ucap Mahessa
"Sorry ga suka cewe," ucap Hans sekilas
Saat pesanan Ella dan Hans datang, Ella berinisiatif untuk menyuapi Mahessa namun Hans memakan sesendok nasi yang seharusnya Ella berikan ke Mahessa.
"Sialan! Itu buat Hessa, tau?!" Kesal Ella
"Halah, Mahessa ga suka pedes. Udah berapa lama lo sahabatan sama dia? Sampe sampe ga tau soal itu, goblok atau udah dibutain ama cinta?" Tanya Hans sembari menatap tajam Ella
Ella membalas tatapan tajam Hans, "Berisik, yang penting kan ga ngerugiin orang lain."
"Anjing lo,"
"Lo monyet,"
"Lo anjing,"
"Bodo amat, anjing anjing gini yang penting cantik,"
"Cantik cantik stress,"
Ella menjambak rambut Hans, "Bangsat lo ya, Hans!"
Mahessa yang melihat itu langsung menahan tangan Ella, "Heh jangan disini! Diliatin orang, ga malu?"
Wajah Ella memerah kemudian melepaskan cengkeramannya dari rambut Hans, "L0nte sialan," gumam Hans
Mata Ella melotot, "Apa lo bilang?!"
"Ck, udah anjir!" Umpat Mahessa
"Dia duluan!" Kesal Ella
"Udah, ayo masuk ke kelas aja," ucap Mahessa kemudian dia pergi menarik tangan Ella pergi, disusul dengan Hans setelah itu
════༺✾❀✾༻════
Bel pulang sekolah pun berbunyi, Hans pulang terlebih dahulu karna sudah di jemput kekasihnya. Mahessa menunggu jemputannya di depan gerbang bersama Ella.
"Hessa, kamu dijemput?" Tanya Ella
"Iya,"
Ella menatap Mahessa dengan heran, "Tumben, biasanya kan pake motor," ucapnya
"Kebetulan tadi lupa bawa motor,"
"Hah? Lupa? Kan motor kamu biasanya-"
Tinn tinn!
Suara klakson mobil terdengar, itu mobil Anne. Mahessa sadar bahwa Anne menatap tajam ke arah Ella, "Aku duluan."
Mahessa mendekati mobil Anne, Ella membatin, 'Lah? Itu siapanya Hessa?' Ella memicingkan matanya ke arah Anne yang di balas lirikan sinis oleh Anne.
Sontak, Ella merasa takut dan mengalihkan pandangannya.
Di dalam mobil, Anne segera menjalankan mobilnya, "Kak..?" Panggil Mahessa
Sang empu tidak menjawab, hanya diam sembari fokus menyetir, "Um.. dia sahabat aku, Ella namanya. Aku gasuka dia, kok. Tapi dia suka aku, bagi aku, orangnya aneh."
"Sahabat?"
"Iya, dari kelas sepuluh. Kakak marah?" Tanya Mahessa
"Ngga, setelah kamu bilang sahabat."
Mahessa menghela nafas lega, "Tadi pagi kamu yang naruh makanan di atas meja?" Tanya Anne
Mahessa mengangguk, "Iya, udah kakak makan?"
"Aku buang,"
Mahessa melotot, hatinya tiba-tiba merasa sakit setelah mendengar ucapan Anne, "Kenapa?"
"Kamu masakin aku pare, sayang.. kamu tau aku ga suka, kan?"
Pemuda itu tersenyum kikuk, "Hehe, iya, lupa.."
"Gapapa, mau makan bareng diluar?" Tanya Anne
"Boleh, dimana?"
"Restoran di pinggir jalan aja,"
"Ini.. kakak mau ngajakin aku ngedate, kah?"
"Menurut kamu?"
Pipi Mahessa merona, "Ngedate, sih.."
"Iya emang."
Bersambung..