Di kota Li yang sunyi, hiduplah Zhao, seorang pemuda sederhana yang tak memiliki apa-apa. Ketika dunia dilanda krisis, di mana semua manusia dianugerahi kekuatan untuk melawan iblis kuno, Zhao merasa terpinggirkan. Tanpa kekuatan, ia hanya bisa menyaksikan orang-orang di sekitarnya bersiap menghadapi ancaman besar itu.
Merasa putus asa, Zhao bertemu dengan seorang kultivator sakti yang melihat potensi dalam dirinya. Kakek tua itu menawarkan untuk melatih Zhao, membawanya ke sebuah pegunungan yang sunyi. Di sana, Zhao memulai perjalanan spiritualnya, belajar mengendalikan energi dalam tubuh dan memahami alam semesta.
Pelatihan Zhao tidaklah mudah. Ia harus berjuang melawan rasa takut dan keraguan. Namun, dengan bimbingan sang kultivator dan tekad yang kuat, Zhao perlahan-lahan menguasai seni kultivasi. Waktu seakan berhenti baginya saat ia tenggelam dalam meditasi.
Ketika Zhao kembali ke dunia nyata, ia terkejut mendapati kota Li telah hancur lebur. Satu tahun telah berlalu, dan iblis kuno telah menguasai sebagian besar wilayah. Tanpa ragu, Zhao bergegas menuju sarang iblis kuno.
Di sana, ia menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Penduduk kota dijadikan budak, dipaksa melayani para iblis. Kemarahan membara di dalam hati Zhao. Dengan kekuatan kultivasi yang telah ia kuasai, ia menantang sang iblis kuno dalam pertempuran sengit.
Zhao, dengan kekuatan kultivasi yang baru ia kuasai, menghadapi iblis kuno dengan keberanian yang luar biasa. Iblis kuno, dengan kekuatan yang jauh lebih besar, menyerang dengan ganas, mengayunkan cakarnya yang tajam dan melontarkan bola api dari mulutnya.
Zhao menghindar dengan gesit, menghindari serangan-serangan mematikan. Ia menggunakan teknik kultivasi untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahannya, bergerak seperti bayangan di antara serangan iblis kuno.
Dengan setiap serangan yang dihindari, Zhao semakin percaya diri. Ia mulai menyerang balik, menggunakan pedangnya yang bersinar untuk mengiris kulit tebal iblis kuno.
Pertempuran sengit berlanjut, dengan kedua belah pihak saling beradu kekuatan. Zhao menggunakan teknik kultivasi yang lebih maju, menggabungkan energi spiritualnya dengan pedangnya untuk meningkatkan kekuatan serangannya.
Iblis kuno, meskipun terluka, masih sangat kuat. Ia mengamuk, mencoba menghancurkan Zhao dengan kekuatan brutalnya. Namun, Zhao tetap bertahan, menggunakan kecerdasan dan kelincahannya untuk menghindari serangan-serangan mematikan.
Akhirnya, Zhao menemukan celah dalam pertahanan iblis kuno. Dengan satu serangan yang tepat, ia menusuk jantung iblis kuno, mengakhiri pertempuran yang sengit.
Dengan kemenangan yang gemilang, Zhao berdiri di atas tubuh iblis kuno yang roboh. Ia telah membuktikan bahwa meskipun ia tidak memiliki kekuatan bawaan, tekad dan pelatihan yang keras dapat mengalahkan musuh yang jauh lebih kuat.
Namun, itu bukan kemenangan yang sesungguhnya.
To be continued ...