Sophia memandangi orang tua itu dari atas hingga bawah dengan tatapan penuh penilaian. Orang tua itu memiliki rambut perak yang panjang dan mengalir, serta jenggot yang menutupi dadanya.
Matanya yang biru dan berkilauan, sering terlihat dari atas kacamata setengah bulannya, mencerminkan pikiran yang penuh dengan pengetahuan dan kenakalan. Tangannya dihiasi cincin dengan desain rumit, dan dia membawa tongkat panjang dengan desain trisula di atasnya.
"W-Siapa kamu, Tetua?" tanya Sophia dengan nada terkejut. Dia merasa hampir berlutut di depan orang tua itu. Syukurlah, sang patriark segera menarik auranya.
"Apakah Kent di dalam?" tanya orang tua itu dengan senyum damai.
"Y-ya." jawab Sophia dalam keadaan linglung.
"Panggil dia..."
Sophia mengangguk kepala seperti seorang pelayan dan masuk ke dalam untuk memanggil Kent. Tak lama, Kent datang tergesa-gesa setelah mendengar deskripsi aneh dari Sophia tentang orang tua itu.