```
Pagi-pagi sekali, matahari pelindung masih bersembunyi di cakrawala tanpa muncul. Di jalur yang berserakan menuju Puncak Matahari Terbit, Kirin Api sedang turun sambil membawa Kent. Senyum bahagia bermain di bibir Kent saat ia memikirkan pertumbuhan kultivasinya dalam satu malam saja.
Dia mendaki Puncak Matahari Terbit sebagai seorang magus kelas delapan. Hanya dalam satu malam penuh, dia mencapai puncak tahap Magus Tua, menyamai Thea.
Terlepas dari berlatih sepanjang malam tanpa istirahat, dia merasa lebih energetik. Air kolam dengan sekresi pohon berkah asalnya tidak membuat dia merasa lelah atau mengantuk.
Porus, yang berdiri di atas Puncak Matahari Terbit, menatap jejak yang ditinggalkan Kirin Api. "Bakat setan..." gumam Porus dengan senyum bangga.