"Ya, panggil juga putriku." perintah Patriark Asura dan bergerak menuju ruang studinya.
Di dalam ruang studi yang remang-remang milik patriark Sekte Pohon Iblis...
Patriark Asura duduk di depan meja batu besarnya, jarinya mengikuti garis sebuah surat dengan alis yang berkerut. Dia menatap surat yang dikirim oleh Maga Ular dari asosiasi penyihir.
Bersamaan dengan informasi tentang warisan Dewa Badai, Maga Ular juga menyebutkan 'Warisan Dewi Nafsu'.
Setelah membaca berita itu, patriark Asura semakin tertarik dengan masalah tersebut. Dia mengeluarkan beberapa manual dari cincin penyimpanannya dan mulai memeriksa detail tertentu tentang Warisan Dewi Nafsu.