Di tengah hari di Kota Timur Beijing, sebuah BMW berprofil rendah perlahan-lahan masuk ke sebuah rumah halaman antik. Tidak ada yang berani mempertanyakannya kemana pun ia lewat.
Ye Chen menggendong putrinya dan keluar dari mobil. Pemuda itu dari sebelumnya memberi isyarat ke rumah halaman. "Pak Ye, direktur kami ada di dalam sana. Silakan masuk!"
Ye Chen masuk tanpa mengatakan apa-apa sambil menggendong putrinya. Lalu, pintu ditutup.
Dekorasi di dalam rumah cukup sederhana. Sebaliknya, banyak karya kaligrafi yang digantung di dinding. Ada satu yang bertuliskan 'Siapa yang Menyerang Tanah Airku Akan Dibunuh Meski Jauh Jaraknya!'. Dengan goresan kuat, ia menonjol di antara semua yang lain.
Pada saat itu, seorang lelaki tua sekitar 60 tahun dengan pakaian tradisional dan tinggi rata-rata keluar dari sekat.
