Di seluruh Universitas Ilmu dan Teknologi, asrama perempuan paling terkenal adalah Kamar 331.
Kamar 331 mengumpulkan empat gadis, termasuk satu kecantikan sekolah, dua kecantikan departemen, dan satu yang bekerja keras dan belajar keras, menerima beasiswa tertinggi tahun demi tahun.
Di antara keempat gadis itu, Chu Xiner, yang berasal dari keluarga miskin dan hanya bisa melanjutkan studinya melalui program kerja belajar, memiliki kehadiran yang paling sedikit.
Chu Xiner, dengan jeans putihnya yang sudah lusuh, kemeja putih, dan rambut kuning kering, pada dasarnya bergantian antara kelas, asrama, dan perpustakaan saat di kampus. Kapan pun dia memiliki sedikit waktu luang, dia pasti akan keluar untuk bekerja paruh waktu.
Dia tidak pernah berpartisipasi dalam kegiatan kelas apa pun, dan, secara alami, seiring waktu, bahkan teman sekelasnya pun berhenti mengingat bahwa gadis itu ada.
