Pria paruh baya bernama Danny itu memancarkan kesopanan dan kerendahan hati seorang bangsawan abad pertengahan. Ia mengenakan setelan hitam yang rapi, berdiri tegak dengan wajah kotak, dan bahkan suaranya yang sedikit serak menyampaikan kedewasaan dan keteguhan.
Ia adalah pria yang memancarkan kualitas mulia, namun disini, ia hanya seorang pelayan.
Taman yang rimbun dipenuhi dengan aroma bunga yang memabukkan, dan dari puncak bukit buatan setinggi sepuluh meter, aliran air yang jernih mengalir deras seperti air terjun, sementara burung-burung berkicau dari dahan-dahan pohon yang tinggi.
Xiao Shan, sambil memegang ponselnya, mengarahkan kamera pada pemandangan indah di sekelilingnya.
Karena banyak orang di sekitar, tidak nyaman baginya untuk berbicara. Sesekali ia melirik hujan komentar dan merespon hanya dengan mengangguk atau menggelengkan kepala.
