ZINA
"Kamu bilang kamu percaya padaku kan?"
Zina benar-benar merasa sedang berada di titik terendah dengan menggunakan kata-kata Daemon melawan dirinya sendiri, tetapi yang mengejutkan, bara di matanya mereda saat tangannya mengelus dagunya, mendongakkan kepalanya seolah-olah ingin membuat Zina benar-benar menatapnya.
"Tentu saja aku percaya padamu Zina."
Para Dewa. Siapakah lelaki ini sebenarnya dan apa yang harus dia lakukan dengan semua hal yang dia lakukan padanya? Semua emosi yang dia timbulkan padanya? Apa yang harus dia lakukan?
Zina tersenyum, tetapi bahkan dia sendiri bisa merasakan seakan-akan itu dipaksakan. "Maka tolong, jangan mencoba mengetahui lebih banyak tentang ini. Percayalah bahwa aku punya segalanya di bawah kendali."
Kata-katanya adalah permohonan tulus, tetapi melawan sesuatu yang tampak seperti rasa sakit yang terlihat di matanya, dia tidak begitu yakin lagi apakah dia sedang melakukan hal yang benar.
