PS: Baca dengan Tanggung Jawab (R18)
ZINA
"Seandainya kamu bisa melihat dirimu sekarang," bibir Daemon merayap ke telinganya dalam bisikan yang menghangatkan seluruh tubuh, "tapi kurasa tidak apa-apa biarkan imajinasimu liar dan memimpin penglihatanmu."
Imajinasi Zina memang sedang liar sekali. Namun, sulit untuk mengendalikan arah imajinasinya ketika tubuhnya dari kepala hingga kaki terbakar oleh nafsu daging. Ada yang kurang dalam gelembung kenikmatan yang menjeratnya, dan dia cepat menyadari bahwa Daemon tidak menyentuhnya di tempat lain kecuali menggenggam pinggangnya seolah ingin meremukkannya.
Selama ini, hanya bibirnya yang menyentuh dan merasakan. Jarinya selalu tetap statis di pinggangnya.
"Sentuh aku," dia berbisik tanpa napas kepadanya seperti permohonan untuk air kehidupan abadi.
"Haruskah kita membawa es?" Tanya kepala pelayan wanita itu untuk mungkin keseratus kalinya sejak dia dan Daemon tenggelam dalam panasnya.
