Dengan suara mengejek, Lykom melanjutkan. "Semoga hadiah yang kuberikan pagi ini tidak membuatmu terkejut."
Pengakuan bahwa memang Lykom yang berada di balik serangan pembunuhan terus-menerus terhadap Zina masih mengejutkan meski dia sudah menduga itu. Memulihkan diri, Zina menegakkan kepalanya ke atas dalam tampilan ketidakpedulian. "Yang mana maksudmu? Yang pertama atau yang kedua?"
Lykom meledak dalam tawa berderai. "Aku tidak bermaksud kamu tersandung pada hadiah kedua. Itu lebih untuk meredakan amarahku yang tahu betul bahwa dengan beberapa putaran nasib, kamu akan menghindari kematian pagi ini. Semoga darahnya tidak terlalu banyak menodai sepatumu?"
Zina hanya menatapnya dengan pandangan yang ia harapkan adalah tatapan dingin, berharap Lykom akan membeku dan mati di bawahnya.
Pria itu melangkah lebih dekat kepadanya, dengan suara rendah meski mengejek ia melanjutkan. "Aku tahu kamu bertemu dengan Matriarki, Theta yang tak korup."
