DAEMON
Anakku tersayang, jika kamu membaca surat ini, tandanya kau harus tahu bahwa aku tidak lagi bernapas atau hidup di dunia ini….
Daemon tidak pernah mengerti cinta orang tua. Bagaimana mungkin dia mengerti sesuatu yang tidak pernah dia terima? Namun dia mengerti arti dari keputusasaan yang menetes melalui halaman surat… walaupun orang tersebut sudah meninggal.
Jadi saat dia berdiri di depan pamannya dan pelindungnya sementara potongan tubuh anaknya berserakan di kejauhan, aroma logam darah yang menusuk hidung mereka—dalam tatapan yang mereka berdua tukar, mereka mengatakan hal yang sama.
Akhirnya, saat pembalasan sudah tiba.
Daemon sendiri mandi darah, rambutnya menempel di keningnya, dilekatkan oleh keringatnya. Dia tidak mengenakan baju, memperlihatkan otot-ototnya yang bahkan lebih lebar daripada sebelumnya, berkat cobaan yang baru saja dia alami.
