Ketika lidah tajam bergoyang dan dilepaskan tanpa peringatan, yang mengikuti adalah perang.
ZINA
Pagi tiba dengan suasana pesta dan sebuah penemuan yang mengejutkan. Tidak peduli seberapa keras Zina mencari, ia tidak dapat menemukan tongkatnya.
Yaitu, tongkat yang telah ditinggalkan bersamanya yang telah menjadi pemandunya sebagai gadis buta. Setelah mendapatkan kembali penglihatannya, ia semakin jarang menggunakan benda itu hingga ia kehilangan jejaknya. Tapi entah mengapa pagi itu, ia terbangun dengan memikirkannya.
Ia telah membalik-balik kamar mencarinya, menggeledah setiap tas dan setiap kotak, mengubrak-abrik semua pakaiannya seolah-olah sedang memborong kain, namun, benda panjang yang seperti kayu itu tak ditemukan di mana pun.
"Apakah kamu melihat tongkatku?" Tanya Zina begitu Seraph akhirnya masuk ke kamarnya.
Alih-alih menjawab pertanyaannya, Seraph mengerutkan kening. "Kamu telah mengacak-acak rambutmu." Gadis itu berkomentar, mulai merapikan rambutnya.