Chereads / Aku Raja Teknologi / Chapter 82 - Rencana Besar Slytherin

Chapter 82 - Rencana Besar Slytherin

-----Kota Sangria-------

.

Berdiri di depan Slytherin, adalah salah satu ajudan terpercayanya beserta 4 prajurit lain di bawah komandonya.

Agar tidak terlalu menarik perhatian, ia telah meninggalkan ribuan anak buahnya di markas, di Kota Engril. Dan ia telah datang ke kota Sangria hanya dengan 150 orang.

Para prajuritnya telah menyatu dengan para petani, dan benar-benar terlihat seperti pelayan dan petani.

Hari ini, Slytherin sudah mendapatkan kabar bahwa Pangeran Eli akan meninggalkan Penginapan Quinzy, dan menuju ke 'Dataran Berhantu' di Sangria.

Dataran Berhantu adalah sebuah pemakaman yang terletak di pinggiran Kota Sangria, yang dipercaya dikutuk.

Orang-orang tidak pergi ke sana saat malam hari, karena cerita-cerita rakyat yang menakutkan tentang pemakaman tersebut.

Itulah sebabnya semua pemakaman hanya dilakukan di siang hari.

Mereka yang cukup berani untuk pergi ke sana di malam hari, tidak pernah kembali kepada keluarganya.

Dipercaya bahwa leluhur musuh-musuh mereka menghantui pemakaman itu, dan haus akan darah.

Juga dipercaya bahwa sekali leluhur berhasil menangkap seseorang yang hidup, mereka akan menghisap semua darah dari tubuh orang itu, meninggalkan hanya mayat kering pada akhirnya.

"Bos, kami telah mengamati tempat itu setiap malam selama 4 hari terakhir... Pria bertopeng itu pergi ke sana bersama anak buahnya selama beberapa jam, sebelum kembali ke Penginapan Quinzy." Salah satu bawahan Slytherin berkata.

"Apakah dia bertemu dengan seseorang di sana?"

"Bos.... Kecuali wanita berjubah yang dia temui di hari pertama, dia tidak bertemu dengan siapa pun lagi."

"Jika begitu, mungkin dia menggunakan tempat itu sebagai cara untuk mengirim pesan kepada anak buahnya."

"Berapa banyak prajurit yang dia bawa setiap kali dia pergi ke pemakaman?"

"Bos, dia selalu membawa 15 orang bersamanya ke pemakaman."

Slytherin mengangguk sambil mendengarkan.

"Malam ini, saya hanya akan membawa 30 prajurit untuk misi. Beritahu sisanya untuk menunggu di luar gerbang Kota Sangria.

Setelah misi ini selesai, kita akan segera berangkat." Slytherin memerintahkan.

.

Malam itu gelap, dingin dan agak berkabut. Di sekitar, suara katak terdengar, bersuara nyaring. Begitu pula dengan suara jangkrik yang keras.

'Criek!... Criek!... Criek!'

Hujan yang turun siang hari akhirnya berhenti, meninggalkan kebanyakan jalan setapak menjadi berlumpur.

Slytherin dan prajuritnya bergerak perlahan, saat mereka mengikuti musuh mereka menuju pemakaman.

Hari ini, mereka mengenakan pakaian serba hitam, hanya meninggalkan mata mereka terlihat.

Mereka memang tampak seperti pembunuh bayaran.

Bahkan dengan cahaya pucat rembulan yang menyinari mereka, satu harus berusaha keras hanya untuk melihat mereka.

Setelah Pangeran Eli dan rombongannya melewati gerbang pemakaman, Slytherin memberi isyarat kepada prajuritnya untuk berhenti.

Pemakaman itu juga dikelilingi kabut, dan memberikan perasaan yang seram.

Dari apa yang didapatkan oleh bawahannya, ada sebuah markas rahasia, terletak di belakang belakang kuburan. Tersembunyi oleh semak dan pepohonan.

Di siang hari, prajuritnya telah berhasil mengetahui persis di mana pintu masuk ke markas itu.

Di antara 30 bawahan yang mengikutinya, 10 ditugaskan untuk mengepung pangkalan musuh. Sementara 20 lainnya akan mengikutinya dengan tenang, masuk ke dalam markas.

Ada 2 penjaga musuh yang berdiri di pintu markas.

Slytherin membutuhkan pengalihan.

Salah satu prajuritnya menembakkan 2 anak panah agak jauh dari markas musuh.

'Thup!..Thup!'

"Kamu mendengar itu?" Salah satu penjaga bertanya.

"Iya aku mendengar... .... Aku akan periksa."

Suara itu datang dari suatu kuburan yang sedikit lebih jauh dari pintu masuk markas.

Setelah penjaga itu pergi, 2 anak panah lain ditembakkan lagi.

'Thup!. Thup!'

Penjaga terakhir yang berdiri di pintu masuk, mendengar suara datang dari arah yang berbeda, dan memutuskan untuk memeriksanya juga.

Kabut yang ada dalam pemakaman tidak banyak membantu, karena dia tidak bisa melihat apa pun dari tempat dia berdiri.

Setelah pria tersebut pergi, Slytherin memberi isyarat kepada 10 prajurit yang seharusnya mengepung pangkalan musuh, untuk mengurus penjaga, sementara dia bergerak bersama yang lain menuju pangkalan.

.

Sangat cepat, mereka masuk ke markas dan melihat 5 penjaga lagi yang patrol di koridor lain.

"Bos kita harus berbuat apa sekarang?"

Slytherin menggigit bibirnya dan berpikir sejenak.

Dia membutuhkan operasi ini untuk diselesaikan dengan sunyi, dan tanpa hambatan.

Dia tidak bisa membiarkan bajingan itu mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri.

Pada awalnya, ketika Eli menugaskannya untuk mendapatkan informasi tentang Pangeran Eli, dia sebenarnya tidak memiliki dendam pribadi dengan bajingan itu.

Tapi untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia gagal dalam misi.

Siapa yang akan percaya bahwa dia, Slytherin Cord, master organisasi intelijensi terbaik kekaisaran, akan gagal dalam misi?

Dia, orang yang bahkan raja ingin mempekerjakannya tapi tidak bisa..... Di levelnya, dia bisa bekerja untuk beberapa kekaisaran jika dia mau.

Bahkan, pertama kali Slytherin memberitahu Pangeran Eli bahwa dia gagal dalam misi selama makan malam, Eli melihat ke botol-botol dekat Slytherin, dan menyimpulkan bahwa Slytherin mabuk.

Itu terlalu tidak masuk akal.

Bahkan jika orang-orang telah mendengar bahwa dia gagal dalam misi, tidak ada yang akan percaya... itulah seberapa baik tingkat keberhasilannya.

Dan pada titik itu, Slytherin menjadi lebih dan lebih bertekad untuk menangkap Pangeran Eli yang misterius ini.

Itu menjadi obsesi baginya.

Dia bahkan mulai memanggil Pangeran Eli sebagai kelinci putih kecilnya.

Dia memanggilnya kelinci putih kecil, karena semur kelinci adalah hidangannya yang terbaik.... Dan kecil karena dia benar-benar merasa bahwa tidak ada yang bisa mengunggulinya.

Dia sejujurnya tidak sabar untuk menggorok leher pria yang telah memberinya begitu banyak rasa sakit selama beberapa bulan ini.

Dia akan menghabiskan malam tanpa tidur menguntit dan melacak gerakan Pangeran Eli, tetapi dia tidak pernah benar-benar bisa mengetahui di mana persembunyiannya.

Tapi ketiga kalinya dia mengambil alih misi, dia memiliki lebih dari 80% prajurit yang mengikuti dia dalam misi itu, terbunuh sekaligus.

Pada titik ini, dia telah mengganti nama Pangeran Eli dari 'kelinci putih kecil' menjadi 'bajingan'.

Sialan mendapatkan semur kelinci. Sekarang ini, dia ingin memakan daging kelinci mentah.

Itulah saat dia memiliki dendam buruk dengan bajingan itu.

Kali ini, dia ingin menguliti wajah bajingan itu dan menempelkannya di dinding rumahnya.

Bagaimanapun, saat ini Slytherin harus memastikan bahwa tindakan mereka tidak memicu kewaspadaan 5 penjaga di depan mereka.

Dia menatap ke atas, ke rangka kayu di langit-langit dan matanya berkilauan.

"Ikuti langkah saya"

Slytherin meletakkan tangan dan kakinya di dinding, seolah dia sedang melakukan split kaki menyamping.

Dia terlihat seperti 'Jean-Claude Van Damme', saat dia memanjat dinding sempit.

Koridor yang mereka lalui, memiliki dinding yang sangat sempit, karena lebih dekat ke pintu masuk.

Setelah mereka semua berada di rangka langit-langit kayu, mereka diam-diam bergerak di atas rangka, menuju koridor yang lebih besar lagi.

Koridor ini adalah yang memiliki 5 penjaga yang patrol di atasnya.

Saat mereka bergerak, mereka mulai mendengarkan percakapan dari semua penjaga yang patrol.

Mereka mendapat tahu bahwa Pangeran Eli masih melakukan pertemuannya di sebuah ruangan 2 koridor dari sana.

Mereka melanjutkan ke depan dan akhirnya sampai di koridor terakhir.

Slytherin memberi isyarat kepada prajurit-prajuritnya untuk bergerak.

6 prajurit dengan cepat turun dari atas, mendarat pada 3 penjaga yang menjaga pintu kayu besar.

Sebelum penjaga musuh dapat bereaksi, prajurit-prajurit itu dengan cepat menempatkan tangan mereka di mulut musuh mereka, dan menggunakan pisau mereka untuk membungkam mereka.

Setelah itu selesai, mereka dengan cepat memindahkan tubuh-tubuh itu ke samping.

Saat mereka menyeret tubuh-tubuh itu, Slytherin dan sisanya di langit-langit jatuh ke bawah.

"Hati-hati.... Bajingan ini licik!!." Slytherin memperingatkan, saat dia berdiri di depan pintu kayu besar dengan senyum kemenangan di wajahnya.

'Bamm!'

Pintu itu di tendang, dan prajurit-prajurit itu bergegas masuk.

Namun kejutan bagi mereka, tidak ada siapa pun di dalam.

Lupakan tidak ada orang, tidak ada sesuatu pun di dalam ruangan... Tidak ada meja, tidak ada kursi... tidak ada apa-apa.

Mengapa ruangan ini dijaga jika tidak ada orang di dalamnya?

Pada titik ini, mereka semua menjadi serius.

.

"Mencari saya?"