Ketegangan Baru
Tempat: Lorong sekolah, siang hari. Arya dan Hika berjalan beriringan menuju kelas. Meskipun Hika merasa lebih aman di bawah perlindungan Arya, dia tidak bisa mengabaikan tatapan iri dari beberapa siswa lain.
Hika: (berbisik) "Arya, aku rasa semua orang melihat kita."
Arya: (santai) "Biarkan saja. Mereka tahu sekarang siapa yang harus dihormati."
Hika: (ragu) "Tapi... aku tidak ingin membuat masalah."
Arya: (berhenti dan menatap Hika) "Masalah apa pun yang muncul, itu tugasku untuk menyelesaikannya. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu."
Hika hanya bisa mengangguk, merasa terhibur oleh keyakinan Arya.
---
Serangan Balik dari Airi dan Kenzo
Tempat: Gudang kosong di belakang sekolah, sore hari. Airi dan Kenzo, merasa malu karena dikalahkan oleh Arya, merencanakan balas dendam.
Airi: (geram) "Arya pikir dia bisa mendominasi segalanya hanya karena dia ditakuti. Kita harus memberinya pelajaran."
Kenzo: "Tapi bagaimana caranya? Dia tidak pernah sendirian."
Airi: (tersenyum licik) "Kita tidak harus menyerang Arya langsung. Kita bisa membuat Hika takut hingga dia menjauh darinya."
Rencana mereka mulai terbentuk, dan mereka menunggu kesempatan untuk menyerang Hika saat Arya tidak ada.
---
Hika dalam Bahaya
Tempat: Perpustakaan sekolah, sore hari. Hika sedang mencari buku ketika Airi dan Kenzo mendekatinya dengan ekspresi sinis.
Airi: (berbisik dingin) "Hei, Hika. Kelihatannya kau terlalu nyaman di bawah bayangan Arya."
Hika: (terkejut) "Apa yang kalian inginkan?"
Kenzo: (menunjuk pintu belakang perpustakaan) "Kami ingin bicara. Jangan buat keributan, atau kami akan membuat hidupmu lebih sulit."
Hika, meskipun takut, mengikuti mereka keluar. Saat itu, mereka mulai mengancamnya.
Airi: "Kau pikir Arya benar-benar peduli padamu? Dia hanya bermain-main."
Kenzo: "Jika kau tidak menjauh darinya, kami akan memastikan kau tidak punya tempat di sekolah ini."
Hika mulai gemetar, tetapi sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, Arya muncul dengan wajah marah.
---
Kemarahan Arya
Arya: (dengan nada dingin) "Aku pikir aku sudah jelas. Jangan pernah mendekatinya lagi."
Airi dan Kenzo saling pandang, berusaha mencari alasan.
Airi: "Kami hanya bicara, Arya. Kau terlalu melindunginya."
Arya: (berjalan mendekat) "Kalian pikir aku tidak tahu rencana kalian? Aku memperingatkan kalian sebelumnya. Ini yang terakhir."
Kenzo: (mundur perlahan) "Kita pergi saja, Airi."
Airi dan Kenzo segera melarikan diri. Arya menoleh ke Hika, yang masih gemetar.
Arya: "Kau baik-baik saja?"
Hika: (pelan) "Ya... terima kasih, Arya."
Arya: (menatap lembut) "Mulai sekarang, jangan pernah pergi tanpa aku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi."
---
Pengakuan yang Tertunda
Tempat: Atap sekolah, sore hari. Arya dan Hika duduk bersama, menikmati angin yang bertiup lembut.
Hika: "Arya, kenapa kau selalu melindungiku? Apa yang membuatku begitu penting bagimu?"
Arya: (dengan tatapan serius) "Karena aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu, Hika. Sejak aku melihatmu, aku tahu kau adalah seseorang yang harus aku jaga."
Hika: (tersipu) "Tapi aku hanya gadis biasa..."
Arya: (tersenyum) "Biasa? Tidak untukku. Kau adalah alasanku untuk berubah. Kau membuatku ingin menjadi lebih baik, Hika."
Hika terdiam, lalu tersenyum dengan perasaan hangat di hatinya.
Hika: "Kalau begitu... aku tidak akan pergi ke mana-mana."
---
Masa Depan yang Lebih Cerah
Cerita berakhir dengan Hika yang mulai merasa percaya diri di bawah perlindungan Arya. Hubungan mereka berkembang dari perlindungan menjadi sesuatu yang lebih dalam. Airi dan Kenzo perlahan menjauh, menyadari bahwa mereka tidak bisa melawan Arya.
Arya: (berjalan bersama Hika) "Tidak peduli apa yang terjadi, kau akan selalu aman bersamaku."
Hika: (tersenyum) "Aku percaya padamu, Arya."
Dengan senyuman itu, mereka melangkah ke masa depan yang lebih cerah, saling mendukung satu sama lain.