Chereads / mage and world ender / Chapter 2 - bab 2 niflheim

Chapter 2 - bab 2 niflheim

"untuk rakyat jelata tanpa pencapaian masuk ke akademi sihir perlu membayar 50 koin emas, aku tidak akan mampu meski berkerja 1 tahun di perpustakaan ini" balas lawrite.

"hey, ayolah kau adalah temanku, aku bisa meyakinkan ayah agar kau bisa masuk ke sekolah bersamaku" ucap nava,

"itu akan merepotkan anda nona" balas lawrite

"ah begini saja, kenapa kau tidak menjadi kakak ku, kau sendirian bukan? Kau juga cerdas dan berbakat" ucap nama

"tapi itu agak…." balas law rite

"Baiklah sudah diputuskan, kau akan menjadi kakak ku dan kau akan masuk ke akademi bersamaku dan Nephilim" ucap nava

Setelah itu saat siang hari, nava datang ke ruangan morgan untuk menjelaskan keinginannya, tanpa mempertanyakan keinginannya, morgan langsung meng iya kan keinginan nava tersebut, setelah nava tersenyum lebar dan memeluk ayahnya, nava langusung keluar dan perigi ke perpustakaan,

"hmm, mengadopsi seorang anak laki laki ya, dia pasti sangat menginginkan seorang saudara yang bisa melindunginya", ucap morgan sembari menghadap kearah jendela

"lawrite, kau sekarang adalah kakakku, mohon bantuannya ya" ucap nava sembari belari dan memeluk lawrite dari bek akan

"apaa? Aku bahkan belum menyetuju…","bruak…." Suara buku buku jatuh memotong perkataan lawrite

"apa itu" ucap nava sembari mendatangi arah datangnya suara,

"mama" ucap Nephilim tertutupi tumpukan buku,

"Nephilim kenapa kau ada di sini?" ucap nava sembari memungut buku buku yang terjatuh

"tunggu dulu, dia memanggil anda

mama?" tanya lawrite kebingungan

"ah itu Panjang ceritanya, dan juga jangan menggunakan nada formal kepada adik mu sendiri" ucap nava

"sekarang yang lebih penting kau harus bertemu dengan ayah, aku akan mengantarmu", ucap nava

"baiklah", jawab lawrite

"kau mau ikut? Nephilim?" tanya nava

"tidak, mama, aku ingin membaca beberapa buku" balas Nephilim

Nava dan lawrite pun mendatangi ruangan morgan

"perkenalkan tuan, nama saya lawrite ethan, saya dipanggil oleh nona nava untuk menghadap anda", ucap lawrite sembari menundukkan tubuhnya,

"ohh, kau sangan sopan ya, dan juga kau dari keluarga ethan? kakekmu adalah pejuang hebat di kerajaan dulu", balas morgan

"tuan apakah anda mengenal kakek saya?" tanya lawrite

"tentu saja, ah, aku tidak terlalu memperhatikan karena yang membawamu adalah kepala pelayan, dan juga anakku ingin kamu menjadi kakaknya apakah kau menerimanya?", tanya morgan

"suatu kehormatan bagi rakyat jelata seperti saya" jawab lawrite

"apa maksutmu rakyat jelata, kau adalah bangsawan ternama, matamu yang berwarna merah, rambut hitam legam dan gigi taring panjang menyerupai vampir, tidak ada orang yang tidak mengenali keluargamu di benua ini", morgan mencoba menjelaskan,

"saya tidak tau, yang saya ingat hanyalah nama saya dan siluet seorang wanita yang terbunuh", balas lawrite

"tentu saja, hampir 5 tahun yang lalu, kediaman keluarga ethan terbakar, penyebabnya adalah bandit dan terorisme", ucap morgan

"aku tidak akan mengganti nama belakangmu, kau pasti berhasil menghidupkan kembali keluarga ethan, dan juga kau tidak perlu terlalu formal terhadapku ataupun historia, sekarang kita adalah keluarga" ucap morgan

"a.. baik ayah…", ucap lawrite sembari menahan air matanya

"oh iya, satu lagi, apakah kau punya perasaan kepada nava?" ucap morgan sembari tersenyum,

"ah itu, tentu saja tidak ada ayah", ucap lawrite panik

"hahaha, tentu saja kau pasti memiliki perasaan yang mendalam, karena itu juga aku ingin kau masuk ke akademi sihir bersamanya, aku ingin kau berpura pura sebagai ayah dari Nephilim", ucap morgan

"ayaahhhh", teriak nava diluar pintu

"hahaha, kau rupanya masih disitu ya, hahhh…., tolong ya, mungkin ini akan memperburuk namamu, sebisa mungkin jangan sampai Nephilim memanggil nava mama, itu hanya sebagai pencegahan darurat", ucap morgan mencoba menjelaskan

"tentu saja ayah", ucap lawrite

"oh iya, besok pergilah berbelanja keperluan saat di akademi bersama nava dan Nephilim, dan bawa barang barangmu ke kamar di sebelah kamar nava, sekarang itu adalah kamarmu lawrite", ucap morgan

"baik, ayah" jawab lawrite

Lawrite pun mengemas barang barangnya dan memindahkannya ke kamar barunya, ke esokan harinya dia pun kembali ke perpustakaan pagi pagi sekali

"wahh, Nephilim kau membuatku terkejut saja, pagi sekali kau sudah di sini", ucap lawrite

"ah itu, aku sudah ada disini sejak kemarin ayah", ucap Nephilim

"ayah? Kenapa kau memanggilku begitu?" ucap lawrite kebingungan

"kemarin kakek ke sini dan mengatakan kalau ada pria berambut hitam dan bermata merah, aku harus memanggilnya ayah", jawap Nephilim mencoba menjelaskan

"ah pasti dia mencoba mengganggu nava", ucap lawrite didalam hati

"tidak jangan memanggilku ayah nanti mamamu mengamuk, dan kita akan pergi berbelanja kebutuhan saat berada di akademi nanti, jadi lebih baik bersiap siap", ucap lawrite

"baik ayah, lagipula sudah tidak ada yang bisa dibaca", ucap Nephilim

"tunggu dulu kau membaca semuanya dalam sehari?", balas lawrite

"bukankah membaca itu menyenangkan", ucap Nephilim sambil tersenyum tipis

Singkat cerita merekapun pergi untuk berbelanja,

"buku….., pena.., apa lagi ya" ucap lawrite

"pedang…" ucap Nephilim

"yoo nona, nona dan tuan muda yang disana, apa kalian mencari pedang?" ucap seorang pandai besi dengan jenggot tebal

"ah apakah anda memiliki beberapa pedang yang bagus?", ucap nava

"tentu saja kami memiliki banyak pedang bagus di sini, masuklah kedalam nona", ucap pandai besi tersebut

Mereka pun masuk ke dalam, pandangan lawrite langsung tertuju ke pedang dengan bilah hitam didalam lemari kaca

"pak pedang ini….." ucap lawrite terkejut

"ah pedang itu, itu adalah pedang yang diturunkan keluarga ethan pada calon duke keluarga, pedang tersebut tidak bisa digunakan oleh sembarang orang, pedang itu tidak ingin menyerap mana selain mana seseorang berdarah ethan"

"graviole…" ucap lawrite

Tiba tiba kaca yang mengelilingi pedang tersebut pecah, dan pedang tersebut terbang kearah ethan,

"ini adalah awal pembalasan kita graviole" ucap ethan,

"jangan jangan anda?, mata merah itu, ethan?" ucap pandai besi tersebut

"benar pak, nama saya lawrite ethan, maaf telah memecahkan kaca anda berapa harga pedang ini?", ucap lawrite

"mohon tunggu disini sebentar tuan muda", ucap pandai besi tersebut berlari mengambil sebuah kotak dari kamar nya

"ini untuk anda tuan, kakek buyut anda meninggalkan ini kepada keluarga saya, beliau mengatakan, suatu saat ketika keluargaku hancur akan ada seorang bocah yang selamat, berikan ini kepadanya", ucap pandai besi tersebut sembari mengeluarkan buku tebal bertuliskan ethan sanctuary dan kunci perak,

"anda boleh membawa mereka semua tuan, sebagai gantinya tolong jangan melupakan kebaikan saya", ucap pandai besi tersebut

"benarkah? Tentu saja, oh iya omong omong siapa nama anda pak", ucap lawrite

"nama saya Vincent, tuan muda", ucap Vincent

"baiklah saya akan mengingat nama anda pak, saya akan kembali menghidupkan keluarga saya lalu saya akan kembali ke sini dan membayar perbuatan baik anda", ucap law rite

"pak, bisa kah membantu saya mengambilkan itu" ucap Nephilim

"ah baiklah nona, saya datang",

"nona itu adalah long sword apakah anda yakin ingin menggunakannya?", ucap Vincent

"hum hum", jawab Nephilim menganggukkan kepalanya

Vincent terkejut Nephilim mengangkat long sword tersebut menggunakan satu tangan,

"apa saya bisa mendapatkan satu lagi?, tolong beri saya satu lagi", ucap Nephilim

"nona, long sword digunakan untuk kedua tangan", ucap Vincent

"sayang sekali,?" ucap Nephilim sambil melihat palu besar didepannya

"itu juga dua tangan", jawab Vincent

"apa sudah itu saja Nephilim?" ucap nava

"hum", jawab Nephilim menganggukkan kepalanya

"baiklah berapa harga long sword ini pak?", tanya nava

"tunggu dulu, kau tidak membeli pedang?", tanya lawrite

"tidak, aku sudah punya satu yang tidak kalah bagus dari punyamu", jawab nava

"sebuah long sword harganya hanya 3 koin emas nona", jawab Vincent

"akan saya beri 5 koin emas, anggap saja sebagai imbalan menemani kami" ucap nava sambil tersenyum

"tapi itu terlalu banyak nona", ucap Vincent

"tidak apa, anda terima saja, mari kita pergi, Nephilim, law," ucap nava

"terimakasih banyak nona, datang lah lagi", ucap Vincent

"tentu saja pak", ucap nava

"selanjutnya, baju ganti ya, mungkin kemeja putih adalah pilihan yang bagus", ucap lawrite

"bruk" lawrite menabrak orang yang sedang berkerumun,

"ah maaf tuan", ucap lawrite

"ada apa ini ramai sekali", tanya nava

"mungkin itu masalahnya, ada pangeran heint sedang berbelanja didalam", jawab lawrite

"uh, pangeran ya, mari kita pergi, berurusan dengannya pasti menimbulkan masalah" ucap nava

Mereka pun melanjutkan belanja dan kembali ke mansion,

"huft selesai juga, sekarang kita hanya perlu istirahat, besok lusa kita akan berangkat ke akademi, baiklah selamat malam", ucap nava

"selamat malam", jawab lawrite

Singkat cerita mereka berangkat dengan kereta kuda dan pengawalan lengkap bersama dengan kepala pelayan

"Niflheim adalah sebuah akademi yang dibuat oleh nona alpha, satu satunya mage dengan bintang 9 di dunia, akademi tersebut sudah berdiri sejak 100 tahun yang lalu" ucap kepala pelayan, mencoba menjelaskan apa itu Niflheim,

"nah itu dia, tempat anda akan belajar, tuan dan nona", ucap kepala pelayan

Mereka pun turun dari kereta kuda dengan koper koper besar

"baiklah, semoga beruntung tuan dan nona, saya akan menunggu keberhasilan kalian, dan jangan lupa mengirim surat, tuan morgan pasti merindukan kalian", ucap kepala pelayan

"tentu saja, dan terimakasih atas semuanya tuan", balas lawrite

"siapa sangka saya menemukan sebuah berlian seperti anda, semoga berhasil", ucap kepala pelayan

Kereta kuda pun kembali meninggalkan mereka dengan koper yang masih di atas tanah,

"baiklah, mari kita masuk dan mengurus semuanya", ucap lawrite sembari mengangkat barang bawaannya

Ketika mereka memasuki gerbang merekapun menjadi pusat perhatian siswa siswi,

"siapa mereka? Apakah mereka anak baru?", bisik bisik

"mereka terlihat serasi", bisik bisik

"mereka imut", bisik bisik

"apa maksutmu", bisik bisik

"selamat datang di niflheim, kemarilah nak, aku akan menuntun kalian", ucap seorang perempuan dengan rambut biru muda

"ah apakah anda kepala sekolah alpha?" ucap nava

"wah wah, rupanya kamu mengenaliku ya, siapa namamu nak", ucap alpha

"lucu menyadari bahwa anda menanyakan sesuatu yang anda sudah tau", ucap Nephilim

"hei Nephilim itu tidak sopan", ucap nava

Mereka melewati sebuah lorong yang cukup panjang hingga menjumpai sebuah pintu besar, ketika mendekati pintu tersebut, pintunya terbuka sendiri dan memperllihatkan para penguji yang duduk membentuk setengah lingkaran,

"baiklah, untuk melakukan ujian masuknya kalian harus menjawap pertanyaan secara jujur, hanya itu yang harus dilakukan" ucap alpha,

"peserta atas nama lawrite ethan, mohon maju kedepan", ucap salah satu penguji,

"apa? Ethan? bukannya mereka sudah dibantai habis?", ucap seorang penguji,

"Harley, itu tidak sopan", ucap alpha sambil mengeluarkan aura menakutkan

"baik", ucap lawrite

"baiklah lawrite, apa kamu bisa menggunakan mana zone atau sanctuary?", ucap salah seorang penguji

"tentu, saya bisa menggunakan keduanya", jawab lawrite

"apa? Seorang anak berumur 7 tahun bisa menggunakan sanctuary dan mana zone? Itu sangat hebat", ucap Harley,

"bisakah kamu menunjukkannya pada kami?, mari mulai dari mana zone terlebih dahulu" ucap seorang penguji

Lawrite pun membuka mana zone nya,

"baiklah, seberapa lebar mana zone milikmu? Kau tidak perlu mengira ngiranya, kau bisa merasakannya kan", ucap seorang penguji

"19 meter", jawab lawrite

"bagus sekali, lalu apa warna mana zone milikmu?", ucap seorang penguji

"ungu", jawab lawrite

"lalu seberapa tebal mana didalam mana zone mu?", ucap seorang penguji

"cukup tebal, saya merasa agak sesak disini", jawab lawrite

"bagus, lalu yang terakhir, berapa banyak bintang di dada kirimu?", ucap seorang penguji

"tiga bintang, yang satu agak redup", jawab lawrite

"baiklah kamu boleh melepas mana zonenya sekarang","dia sangat berbakat", ucap seorang penguji

"baiklah sekarang sanctuary", ucap seorang penguji

"baik", ucap lawrite

"baiklah, seberapa luas world viewmu?", ucap seorang penguji

"ketika membawa pedang luasnya adalah 40m, ketika tidak menggunakan apa apa, luasnya 15m", ucap lawrite

"bagus sekali, lalu apa yang ada didalam world view milikmu?", ucap seorang penguji

"ada banyak pedang yang menancap dan penuh darah disini", ucap lawrite

"lalu seberapa banyak bintang yang ada di dadamu?", ucap seorang penguji

"empat bintang, semuanya bersinar dengan terang

"baiklah sudah cukup kamu boleh menutupnya", ucap seorang penguji

"dia benar benar seorang ethan, akhirnya setelah sekian lama, ini waktuku untuk naik gaji", ucap Harley

"apa maksudmu? Dia adalah muridku", ucap seorang penguji

"dengan kemampuannya bukankah dia layak masuk ke kelas 7?" jawab Harley

"cukup, hera, harley, akulah yang menentukannya", ucap alpha

"peserta atas nama Nava Rain mohon maju kedepan" ucap seorang penguji

"baik", ucap nava

"ah tidak, bagaimana ini, apa aku harus berbohong?", ucap nava didalam hati

"kamu mengingat pertanyaannya bukan? Kalau mau tanya kami akan menjawabnya", ucap seorang penguji

"saya mengingatnya, saya saat ini hanya bisa menggunakan mana zone", ucap nava

"bagus, bisakah kau menunjukkannya pada kami", ucap hera

"baiklah", jawab nava

"hah?", ucap alpha terkejut

"ukuran mana zone 20m, warna biru muda, kepadatan, sangat padat hingga saya tidak bisa bernafas, bintang di dada…. Lima bintang yang bersinar terang" ucap nava

"sangat bagus nak, sekarang peserta atas nama Nephilim" ucap seorang penguji

"Nava? anak ini, adalah monster, dia tidak menjawab dengan jujur, apa apaan mana zone itu, aku nyaris tidak menyadarinya", ucap alpha didalam hati

"a", "iya saya mengingat semuanya, saya belum bisa menggunakan sanctuary ataupun mana zone", ucap hera yang dipotong oleh Nephilim

"oh akhirnya ada murid normal", "baiklah kalian bisa menunggu di luar, kami akan mempertimbangkan kalian akan masuk ke kelas mana", ucap hera

"baik", ucap lawrite

"akulah yang akan mengajari mereka bertiga", ucap hera

"apa maksudmu? mereka anak anak yang berbakat, mana mungkin masuk dari kelas 10?", ucap harley

"ayolah kalian melakukan ini setiap ada murid baru", ucap seorang penguji

"tidak, mereka, akan menjadi muridku", ucap alpha

"apa? Anda bahkan tidak mengajar, bagaimana mungkin?" ucap Harley

"bagaimana kalau kita mempertimbangkan keinginan mereka saja?" ucap seorang penguji

"oh itu keputusan bijak", jawab hera

"baiklah suruh mereka masuk" ucap Harley

"untuk siswi atas nama nephilim akan masuk ke kelas 10, bu hera akan menjadi wali kelas mu"

"dan untuk siswa siswi atas nama Nava Rain, dan Lawrite Ethan, kalian akan diberi kesempatan untuk memilih", ucap alpha

"saya akan masuk ke kelas 10", ucap Nava

"tapi Nava? Kenapa?", ucap alpha keheranan

"saya datang kemari untuk belajar, tak hanya sihir, tapi berpedang, jadi menurut saya, saya harus mendalami keduanya dari awal", ucap Nava

"yea itu yang dinamakan muridku", ucap hera mengepalkan tangannya

"hmm, kalau begitu saya juga akan masuk ke kelas 10", ucap lawrite

"jackpot", ucap hera

"kalau begitu sudah ditentukan, kalian akan mengikuti kelas bu hera mulai besok, ambil seragam kalian dan berkemaslah hari ini","aku akan

memperhatikanmu Nava", ucap alpha sembari berbisik ke Nava

"baik", ucap lawrite

"apakah dia menyadarinya? Apakah aku mengacaukannya?" ucap Nava didalam hati

setelah mengambil seragam, mereka pun pergi ke asrama, Nava dan Nephilim menjadi teman sekamar, sedangkan lawrite,

"permisi","bruk", Lawrite membuka pintu dan sebuah bantal terlempar ke muka nya

"sialan, apa apaan ini", ucap Lawrite

"oh jadi kau teman sekamar kami ya, perkenalkan namaku Loid, dan dia adalah Loki",

"kita sama sama kelas 10 semoga kita bisa akur ya", ucap Loid

"bajingan bereskan kekacauan kalian", ucap Lawrite

Mereka pun membereskan kekacauan yang mereka buat,

"hahh…. Ini membosankan", ucap Loki menghela nafas

"diam kalau kau masih mau hidup tenang di akademi, bodoh", jawab Loid berbisik

"apa kau tidak mendengarnya dari kakak kelas kalau dia", jawab Loid berbisik

"ehem, apa semuanya sudah selesai" potong lawrite

"tentu, semua sudah rapi" ucap Loid

"kalau begitu mari kita selesaikan perkenalannya, namaku Lawrite ethan, nama kalian tadi siapa?", tanya lawrite

"a-aku Loid ronth dan dia Loki burn" ucap Loid

"ah senang mengenal kalian", ucap Lawrite

Sedangkan dikamar nava terdengar suara mengetuk pintu

"ah, itu pasti teman sekamar kita, Nephilim bisakah kau membukakannya?", ucap Nava

"hum", jawab nephilim mengangguk

"permisi, aku adalah teman sekamar kalian, Noah of rearty itulah namaku", ucap seorang gadis dengan rambut pendek berpakaian serba hitam

"rearty? Berarti kau adalah penyelamat suatu wilayah? Wah itu hebat", jawab Nava

"tidak, itu, bukan hal yang sangat hebat", ucap Noah terpatah patah

"oh iya, namaku Nava, dan yang sedang berbaring itu Nephilim, semoga kita bisa berteman baik", ucap Nava

"Nephilim tiba tiba bangun "aku mau ke perpustakaan kalian mau ikut?", ucap Nephilim

"tidak, aku akan ke aula latihan", ucap Noah

"kalau begitu aku juga", ucap Nava

"baiklah", ucap nephilim membelakangi mereka

"dia sangat dingin ya", ucap Noah

Nephilim pun bergegas ke perpustakaan kelas 10, dengan cepat dia menumpuk buku buku tentang swordmanship di sisi kanan mejanya, dan buku buku magic di sisi kirinya

Beberapa jam pun berlalu, dan dia sudah mempelajari semua buku swordmanship dan magic tersebut, karena merasa tidak ada yang bisa dipelajari di perpustakaan kelas 10 dia pun mendatangi staff perpustakaan.

"emm, itu, apakah saya boleh naik ke lantai lebih tinggi?", ucap Nephilim

"mohon maaf nona lantai atas hanya bisa digunakan sesuai kelas, untuk naik ke lantai lebih tinggi, anda harus mendapatkan persetujuan guru atau kepala sekolah", ucap staf perempuan tersebut

"ada apa ini ribut ribut", ucap alpha didepan pintu

"ah, selamat siang kepala sekolah, siswi ini ingin sekali naik ke lantai atas, tapi dia masih kelas 10", ucap staf tersebut

"begitu ya, Nephilim apa kau punya waktu sebentar?", ucap alpha

"tentu kepala sekolah", jawab Nephilim

mereka pun keluar dan duduk di depan perpustakaan

"baiklah Nephilim, aku akan memberikan izin kalau kau menjawab semua pertanyaan dengan jujur", ucap alpha

"tentu, tapi sebelum itu tolong gunakan barrier suara", jawab Nephilim

"tentu saja", ucap alpha sembari menjentikkan jarinya

"pertanyaan pertama kenapa kau menyembunyikan wujudmu", tanya alpha

"kalau tidak mereka semua pasti lari ketakutan", jawab Nephilim

"mahluk apa kau ini sebenarnya", tanya alpha

"entahlah", jawab Nephilim

"kalau begitu, apa hubunganmu dengan nava dan lawrite", tanya alpha

"keluarga", jawab Nephilim

"kalau begitu, apa yang akan terjadi jika keluargamu terbunuh?" tanya alpha

"akan kubunuh semua ras yang telah membunuh keluargaku tak tersisa satupun", jawab Nephilim

"lalu bagaimana kalau aku yang membunuh keluargamu" tanya alpha

"apakah anda yakin bisa menang melawan saya?" jawab Nephilim

"Baiklah itu cukup, ini kartumu, tunjukkan ini kepada staff disetiap lantai dan kau bisa membaca sampai ke puncak perpustakaan", ucap alpha

"terimakasih", ucap nephilim dengan mata berbinar binar

Nephilim pun masuk dan naik kelantai selanjutnya

"gadis itu, adalah harapan terakhir manusia", ucap alpha didalam hati

Sedangkan di aula latihan ada Nava dan Noah yang sedang berhadapan

"rasanya menyenangkan bukan? Memiliki teman untuk sparring", ucap Noah melesat kearah Nava

"aku hampir tidak bisa melihat gerakanmu", jawab Nava

"hahaha, pusatkan saja manamu di telapak kakimu, kau harus merasakan manamu mengalir disetiap ototmu", ucap Noah mendominasi pertarungan

"aku terbantu" jawab Nava

Nava pun memusatkan seluruh mana ke kakinya sama seperti ucapan Noah, angin berhembus mengelilingi tubuh nava, disaat nava melangkahkan kakinya,

"aku datang", ucap Nava

"tu-tunggu dulu", jawab Noah

Nava pun melesat menghempaskan Noah, lalu terjungkal kearah semak semak,

"aw, apa kau baik baik saja?" ucap Noah mendekati Nava

"iya", jawab Nava

"kau cepat sekali, seberapa banyak mana yang kau gunakan?" tanya Noah

"yah, mungkin terlalu banyak", jawab Nava

"hei Navaa", teriak lawrite dari kejauhan bersama kedua temannya

"kau mengenal mereka?" tanya Noah

"yah, dia adalah temanku", jawab Nava

"ah kau pasti teman sekamar Nava ya", ucap lawrite

"a-iya, kau bisa memanggilku Noah", jawab Noah

"namaku lawrite dan ini", ucap lawrite

"Perkenalkan nona, nama saya adalah loid apakah anda memiliki waktu luang", ucap loid memotong lawrite

"aku loki, senang bertemu kalian", ucap loki

Mereka pun berlatih bersama hingga sore, ketika kembali nephilim sudah berbaring di atas kasur sembari memandangi kartunya

"Nephilim? Apa itu?", ucap Nava keheranan

"ah, ini adalah kartu member premium dari perpustakaan", ucap nephilim sambil menyombongkan kartunya

"darimana kau dapat itu?", tanya Noah

"aku diberi kepala sekolah", jawab Nephilim

"kita akan mulai masuk besok, mari istirahat lebih awal hari ini", ucap Nava

"aku setuju, badanku sakit semua", jawab Noah

Keesokan harinya Nava dan Noah terbangun dan berangkat menuju kelas,

"Nava, apa kau melihat Nephilim?", tanya Noah

"eh bukannya dia tadi mandi setelahmu?", jawab Nava

"tidak, apa tadi dia masih ada saat kita bangun?" tanya Noah

"hmm, apa ini kelasnya?", ucap Nava

Terlihat dibangku pojok di sebelah kanan atas kelas, Nephilim dengan tumpukan buku di sisi kirinya

"ah itu dia", ucap Noah dengan wajah datar

Mereka pun keatas dan duduk disisi kanan Nephilim,

"kau bangun jam berapa?", tanya Noah

"aku bangun jam 3 pagi", jawab Nephilim

"apa yang kau lakukan di jam 3 pagi", tanya Noah

"aku ke perpustakaan dan meminjam beberapa buku, aku sudah kembali kesana 3 kali pagi ini", Jawab Nephilim

"ah, kartu premium menyenangkan ya", ucap Noah

"selamat pagi anak anak, perkenalkan, saya adalah Hera, kalian boleh memanggilku lady hera","Baiklah hari ini kita akan mempelajari beberapa swordmanship dan cara berlatih menggunakan mana, mari kemasi barang kalian, kita akan berpindah ke aula", ucap lady hera