Chereads / Arm4g€dd0n / Chapter 2 - Sisi yang baru aku sadari

Chapter 2 - Sisi yang baru aku sadari

Aku terkekeh lembut, rasanya benar-benar nyaman berbaring di hamparan padang rumput yang luas apalagi dibawah ada kota.

Mataku perlahan kembali terbuka, dan yang pertama kali aku lihat adalah awan. Senyumanku tidak pedar, perlahan aku bangun duduk di atas rumput hijau.

"Namaku Kael, dan... Semua orang tampak tidak menginginkanku" kataku pada diri sendiri, mataku menatap kearah bawah. Melihat kota, manusia disana tampak seperti semut jika dilihat dari atas sini.

Aku berdiri, meregangkan otot-otot tubuhku yang terasa pegal. Kaki-ku perlahan berjalan turun dari atas gunung ini, meskipun gunungnya tidak tinggi.

Akhirnya aku sampai dibawah, tepatnya di kota. Jalanan bersih dan bagus, orang-orang yang tampak bahagia dengan hidupnya.

Orang-orang menatapku seperti aku adalah seorang hama... Tapi aku tidak peduli, kaki-ku terus melangkah maju menuju rumahku yang berada di pinggiran kota.

Sesampainya di depan rumahku aku langsung masuk kedalam. Rumahnya cukup nyaman namun hanya aku yang tinggi disini.

Ibuku meninggal saat melahirkanku dan ayahku? Entah kemana.

Merasa lapar, aku berjalan menuju dapur untuk membuat makanan. "Hmm~ makan apa yaa?" kataku pada diri sendiri.

Aku membuka kulkas dan disana ada satu potong kue, itu untuk merayakan ulang tahunku nanti malam.

Tanganku bergerak mengambil mie instan dan beberapa sayuran. Aku menutup kembali kulkas dan berjalan menuju dapur untuk merebus mie instan.

Singkatnya makanku sudah jadi!... Aku duduk di atas kursi, tanganku mengambil mie instan mengunakan sumpit.

"Selamat makan" kataku dengan senyum kecil yang tidak pernah luntur, dan aku lebih seperti berkata pada diriku sendiri.

Aku pun memakan makananku dengan senang, ya meskipun rasanya biasa saja.

Setelah selesai makan aku bersandar pada punggung kursi, rasanya kenyang. Mataku kemudian beralih melirik kearah jam dinding... Jam–4 sore

Aku beranjak dari kursiku, membersihkan bekas makanku. Setelah selesai aku berbaring di atas sofa, mataku menatap langit-langit ruang tamu.

Dan mataku perlahan-lahan tertutup, rasa ngantuk menyelimutiku. Satu menit kemudian, aku sudah tertidur pulas.

Tik-Tak. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mataku tiba-tiba terbuka, nafasku memburu. Mimpi buruk yang sama seperti beberapa hari lalu. Mimpiku tentang seorang pria yang mirip denganku dan ingin membunuhku.

Aku terduduk di sofa, mataku kembali melirik kearah jam dinding... Jam–6 lebih 49

Aku menguap, berdiri dan meregangkan tubuhku. "Aku harus mandi..." Gumamku malas, aku masuk kedalam kamar, mengambil handuk dan keluar lalu masuk kedalam kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, aku menatap diriku di cermin besar yang ada disana. Mata sebelah kiriku yang selalu terpasang penutup mata.

Rasanya benar-benar sakit dan perih ketika aku memakainya untuk melihat..... Suara air terdengar..... Setelah selesai membersihkan tubuhku, aku kembali berdiri di depan cermin. Menatap diriku, perlahan aku membuka penutup mata kiriku untuk menggantinya dengan yang baru.

Setelah selesai aku keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang terasa lebih baik. "Ahh, benar-benar menyegarkan" Memakai pakaian, merapikan rambutku dan kembali duduk di sofa untuk menonton TV.

TV menyala dan menyiarkan siaran favoritku... Sepanjang aku menonton TV, telingaku sesekali berdenging dan aku mendengar sesuatu yang terasa tidak jelas. Seperti "kamu adalah aku" "menyerahlah" dan sesuatu yang lain.

Setelah puas menonton TV aku melihat kearah jam dinding. Yang aku tunggu-tunggu... Jam–10 lebih 36

Aku beranjak dari sofa, berjalan menuju dapur, membuka kulkas, mengambil potongan kue yang aku simpan dan juga lilin kecil yang aku beli lalu aku menaruhnya di atas meja makan.

Aku duduk di atas kursi, tanganku bergerak menyalakan api dari korek dan menyalakan lilinnya. Setelah itu aku memejamkan mataku, tanganku melipat jari-jariku bersatu.

"Semoga... Ulang tahunku yang ke 19 membawa banyak keberuntungan" kataku dalam hati, setelah itu aku meniup lilinnya.

Dan setelah itu.... tiba-tiba mata kiriku rasanya benar-benar sakit, perih dan tetesan darah mulai keluar.

Aku bingung sekaligus panik, tanganku bergerak menutup mata bagian kiri agar darahnya tidak terus-menerus keluar tapi semuanya sia-sia. Tiba-tiba ada sebuah kata yang melewati pikiranku... "Sekarang giliranku"

Mata kiriku terus mengeluarkan darah, rasanya benar-benar sakit. Dan aku kehilangan kesadaran

Disisi lain saat aku merasa kehilangan kesadaran, tubuhku dikendalikan oleh seseorang....

Aku mendesah panjang... Mataku melirik kesana-kemari, tanganku dengan cepat membuka penutup mata kiriku.

"Dia benar-benar merepotkan" gumamku pada diri sendiri, tanganku menghapus sisa darah yang berada di pipi dan bawah mataku.

"Dan seleranya benar-benar aneh" kataku sambil menatap pakaian yang aku pakai, cerah dan menjijikan.

Aku berjalan masuk kedalam kamar, mengambil pakaian yang berwarna gelap. Karena Kael tidak punya jaket hitam akhirnya Alaric berjalan keluar.

Setiap langkahku terasa sangat nyata dan menggema, aku berjalan masuk kedalam salah satu toko pakaian di kota ini.

Orang-orang yang berada di dalam toko menatapku dengan tatapan tajam, tampak sangat tidak menyukaiku.

Aku berjalan mengambil satu jaket hitam panjang yang cocok untukku, membawanya ke kasir dan membelinya tanpa basa-basi.

Aku keluar dari toko pakaian itu sambil mengunakan jaket hitam yang baru saja aku beli.

Kaki-ku berjalan keluar dari lingkungan kota. Setelah beberapa lama aku berhenti tepat di depan laut luas.

Mataku menatap lurus kearah bulan yang bersinar terang dan cantik menyinari kota di malam hari.

"Namaku Alaric dan sekarang..." Meregangkan otot-otot tubuhku "kiamat akan segera tiba"....