Chereads / Complicated Destiny of life / Chapter 1 - Arranged Marriage

Complicated Destiny of life

inda_29
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 207
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Arranged Marriage

Mungkin sebagian orang akan merasakan Perjodohan adalah kalimat yang indah dan juga mengerikan sekaligus bersamaan dan beruntung nya mereka biasa melakukannya hanya dengan sekali percobaan tentusaja hal itu berjalan dengan lancar tetapi lain hal nya dengan Alexandra Giora Diandra gadis satu ini kini telah memasuki batas usia 28 tahun dengan paras yang cantik dan lembut.

"ini sudah, desert nya juga udah apalagi ya yang kurang?" pertanyaan itu keluar dari bibir wanita paruh baya cantik sembarin sibuk menyiapkan beberapa makanan serta menata ulang makanan yang ada di atas meja, beberapa pelayan yang lainnya juga sibuk ikut membantu persiapan atas dekorasi acara untuk malam ini karena memang keluarga ini akan mengadakan sedikit acara mengenai pertunangan antara anak mereka dan juga si calon lelaki.

Entahlah ini sudah yang keberapa kali mereka mengadakan hal ini tapi yang pastinya bukan yang pertama kali tentusaja berulang kali penolakan yang di terima Amira pun tidak tau lagi apa kekurangan yang ada pada anak gadisnya itu tapi-.

"Alexa-" nama itu yang pertama kali terlontar dari bibir Amira saat merasakan ada langkah derap kaki berjalan mendekat tentu nya bukan menuju ke arah dirinya melainkan.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Amira segera menarik cepat potangan desert menggoda dari gigitan anaknya itu tapi terlambat rupanya potongan cake yang menggoda itu rupanya lebih dulu menyapa lidah Alexa bahkan kini anak gadisnya yang cantik itu sudah menunjukkan deretan giginya dan tercengir senyum lebar ia tunjukan kepada Amira.

"Mama." balasnya tanpa dosa sembarin mengelap cepat bercak cokelat di bibir ranumnya itu.

"Kenapa kau tidak bisa menjaga pola makan mu sedikit saja huh-." Amira mengoceh dengan sedikit kesal mengingat akan kelakuan anaknya walaupun begitu tubuhnya Alexa tidak terlalu gendut tapi juga tidak terlalu kurus ideal lebih tepatnya sedikit berisi.

Melupakan persoalan desert kini mereka kembali sibuk menata persiapan untuk acara malam ini hanya anaknya yang kedua tidak dapat pulang kembali ke sini karena dia sibuk berkeja sebagai model dan saat ini dia mendapatkan job perkerjaan di luar negri.

"Mama harap kali ini semuanya berjalan dengan lancar." harapan Amira membuat Alexa segera membuang pandangannya ke arah lain karena dirinya faham betul ke arah mana pembicaraan mamanya saat ini, semua sudah terlalu sering terjadi tentu saja dia hapal dengan jelas bagaimana rencana yang sebelum sebelumnya terjadi.

"Kenapa kamu memasang ekspresi seperti itu?" Amira segera membuat protes cepat saat melihat raut wajah anaknya.

"Memasang wajah bagaimana ma." Alexa yang sempat kaget karena tertangkap basah segera mengedip ngedipkan matanya seakan bersikap imut tak terjadi apapun.

Helaan nafas pelan pun Amira keluarkan ia sudah tak sanggup lagi bicara apapun mengenai hal ini dirinya sangat menginginkan kebahagiaan Alexa putri nya walaupun kebanyakan hal ini di anggap pemaksaan atau apapun itu, mengenai masalah perjodohan ini dirinya hanya ingin yang terbaik untuk Alexa hanya itu.

"Kamu bisa beristirahat dan nanti mama akan memanggilmu kembali saat mereka sudah datang." perintah Amira cepat membuat Alexa patuh dan mengganguk angguk kepalanya pelan serta pergi menjauh menuju kamar miliknya.

****

Hari yang melelahkan.

Hanya itu kalimat yang cocok untuk hari ini begitu ia memasuki kamar yang bernuasa grey itu dirinya langsung merebahkan tubuh dengan nyaman dan mencari posisi yang pas.

Mata Alexa masih terfokus menatap langit-langit kamar dalam diam menerawang kembali ke masa masa perjodohan yang pernah terjadi dan dia sebagai pemeran utama sebelum sebelumnya.

Hanya dua kali sebenarnya dan kedua dua itu batal bukan karena tanpa alasan tentusaja itu semua karena ada alasannya masing masing.

Perjodohan pertama kali itu terjadi entah mengapa hal itu membuat Alexa sangat binggung sekaligus waspada kenapa keluarganya kini berinisiatif untuk menjodohkan dirinya tanpa angin hujan atau badai sekalipun, saat itu dia baru saja pulang dari urusan perkejaan kantor dan ia suguhkan pemandangan yang benar - benar wow semua mata menatap dirinya, di meja makan yang sudah di isi dengan dua keluarga dan masing - masing memiliki dua latar belakang yang berbeda.

Mata Alexa menyipit saat itu menatap lekat sosok lelaki yang kini menatapnya penuh dengan minat hingga tanpa sadar membuat tubuhnya meremang dia benci akan hal itu sungguh.

Tapi dengan segala kegigihan dirinya akhirnya ia pun bisa membatalkan pertunangan tersebut, karena otak cerdas yang oia miliki mampu menangkap serta menemukan rahasia paling besar mengenai lelaki itu tentu saja dan dirinya tidak akan pernah melupakan orang yang menjadi kandidat pertama tunangan gagal nya itu.

Sedangkan yang kedua awalnya Alexa fikir kedua orangtuanya akan lelah dan berhenti untuk mencoba menjodoh jodohkan dirinya ternyata semua itu adalah fikiran yang salah sangat sangat salah.

Saat dirinya baru saja pulang dan menemukan suatu pemandangan itu lagi dan merasa 'De Javu' bahkan bola mata indahnya pun hampir keluar dari rongga kepalanya saat itu untung saja keadaan profesional segera merayapi dirinya. Tapi kali ini berbeda sosok itu sendiri yang membatalkan pertunangan itu dengan cepat tanpa keraguan karena dia bilang salah server dia fikir yang akan ditunangkan dengan dirinya adalah "Aluna", adik kecilnya dan ternyata semua itu adalah kesalahan besar tentu saja lelaki itu membatalkan nya tanpa sebab Karena dirinya terlalu malu untuk mengakui hal itu tapi tanpa di jelaskan pun Alexa tau alasannya.

dan untuk kali ini ?-,

Bolehlah dirinya menggap yang kali ini akan berakhir dengan kegagalan telak juga?.

Ia bahkan tidak sanggup lagi ingin berkata kata lidahnya seakan kelu. Tidak ada gambaran sedikit pun bocoran mengenai siapa sosok yang akan datang dan mencoba menyanding dirinya kali ini, semua ini ibaratkan kertas kosong tanpa guratan tinta tentunya hampa bukan, dan hal itulah yang dirinya alami saat ini.

Ada satu hal yang membuat dirinya binggung selama ini.

Kenapa kedua orang tuanya sangatlah sibuk untuk mencarikan dirinya pasangan, padahal dirinya masih bisa mencari pasangan sendiri.

Baru saja matanya ingin terpejam karena rasa kantuk yang menyerangnya tapi-,

krek!,-

suara pintu terbuka di iringi dengan ocehan maut mau tak mau memaksa kembali bola mata nya untuk kembali terbuka walau secara paksa.

"Sudah aku duga kamu bakalan tidur." sapaan suara yang begitu jelas masuk kedalam telinga Alexa membuat dirinya mau tak mau ikut tersadar.

Kapan dia datang? lebih tepatnya seperti itulah pertanyaan yang pantas.

"Alexa ayo bangun cepet jangan tidur lagi." Hani segera menarik dengan cepat tubuh sahabatnya yang tengah mencoba untuk kembali merangkai mimpi walau masih dengan mata terpejam tapi dia tidak di perbolehkan kembali untuk tidur.

"masih ngantuk." kesal nya lagi karena tak kunjung bisa terpejam akibat ulah sahabat satunya ini.

Tanpa berfikir panjang Hani segera menarik tangan Alexa dan menyeretnya hingga masuk ke dalam kamar mandi serta menguncinya dari luar dengan cepat.

"woy!" gedoran serta teriakan terus aja terdengar dari dalam.

"Buka pintunya Hani." lanjutnya lagi.

"TIDAK ! sebelum kau mandi dulu." bantah Hani cepat tanpa penolakan, selang beberapa menit tak ada lagi tedengar suara teriakan atau apa pun itu semua terasa senyap hingga suara air lah yang terdengar.

Benar bukan Alexandra akan kalah.

****

Dalam balutan dress cantik berwarna green tua gelap sudah melekat dengan indah di tubuh Alexa.

"Kenapa kamu datang?" pertanyaan itu yang keluar dari bibir Alexa dikarenakan dendam karena peristiwa pemaksaan untuk mandi tadi dirinya sampai harus menggigil tak ada lagi rasa kantuk yang tersisa.

"Apa kamu masih marah karena aku paksa mandi tadi? oh ayolah Alexa sahabat mana yang tidak datang di acara penting sahabatnya sendiri?" balas Hani cepat sesekali tangannya menyapu dengan ringan wajah Alexa dengan make up tipis dan senatural mungkin karena dirinya faham betul Alexa sangat tidak menyukai make up tebal bahkan dirinya pun sangat jarang bermake up.

Mendengar Jawaban dari Hani berhasil membuat Alexa hanya bisa memutar bola matanya dan menatap malas mendengar ocahan hani membuat dirinya selalu berada dalam fase darurat.

"Kalau kejadian ini adalah yang pertama kali tentunya aku akan mengiyakan kalimat dari kamu tadi tapi sekarang beda cerita, kali ini tentusaja ini bukan yang pertama kali." bantah Alexa cepat segera berbalik menatap wajah sahabat baiknya itu Hani bahkan kini wajah hani sudah cengar cengir tanpa dosa, entahlah apa yang ada di fikiran jomblo satu itu dia begitu bersemangat mengingat nasib temannya di perlakukan seperti Siti Nurbaya.

Alexa hanya mampu menghela nafas gusar kemudian kembali diam fokus menatap pantulan cermin akan dirinya. Selama ini dua kali perjodohan ia langsungkan sebelum nya dirinya tak pernah di rias atau apalah itu tapi entah kenapa kali ini dirinya dirias secantik mungkin seakan keluarga kali ini sepertinya sangat penting.

"Tenang aja Alexa aku yakin kali ini pasti akan berjalan dengan lancar." bujuk Hani mencoba menghibur kemudian di layangkan tatapan tajam dari Alexa.

"Aku juga tidak berharap kali ini berjalan dengan lancar, seperti biasa saja karena aku juga sudah terbiasa." dia mengendikan bahu menatap pantulan dirinya dari kaca cermin.

Hani hanya tersenyum sendu tak menjawab atau apapun itu yang dia inginkan hanya membuat temannya tampil cantik malam ini.

Ya hanya itu.

"woah anak gadis mama sangat cantik." puji Amira yang entah sejak kapan masuk bahkan dengan semangat nya kini sudah duduk di samping Hani dan membelai lembut rambut anaknya.

"Sudahlah ma jangan memulai." balas Alexa memelas karena ia tau setiap pujian yang di lontar kan mama nya sangat jarang berakhir dengan mulus lihat saja nanti.

"Sebentar lagi mereka datang mama dan papa mu akan menyambut mereka mama harap nanti kamu berlaku anggun seanggun mungkin ya." oceh Amira dengan cepat tanpa menutupi apapun keinginan nya baru saja Alexa jelaskan tadi dan sekarang lihatlah dengan mudahnya mama nya bicara. Hani yang mendengar ocehan dari Amira terkekeh geli melihat interaksi antara ibu dan anak ini baginya sudah hal biasa apa bila melihat perdebatan antara mereka.

"Hati-hati Hani aku yakin kau akan tertelan oleh ludah mu sendiri karena terlalu asyik mengejekku." geram Alexa mengancam sahabatnya itu sontak saja Hani langsung berhentih terkekeh walaupun di paksa.

"Sudah - sudah sekarang bersiap siap saja mereka sudah dalam perjalanan kemari." perintah Amira lagi belum sempat ia ingin berdiri dan meninggalkan ruangan kamar anaknya sebuah nontofikasi pesan masuk bukan dari ponsel Alexa ataupun Amira melainkan,-

"tante." panggil Hani cepat membuat Amira menoleh.

"Aku mau izin, karena tidak bisa nemenin Alexa malam ini." suara Hani terdengar sendu untuk kali ini Alexa memberikan pandangan menyipit tajam.

"kamu tidak mau menemaniku Han-?" tanya Alexa cepat.

"Loh, memang nya kamu mau pergi ke mana?" tanya Amira lembut.

"Tadi ada pesan secara tiba-tiba dari kantor dan mereka bilang, mereka membutuhkan ku sekarang." jelas Hani cepat memelas menatap Alexa bahkan kini sahabatnya itu sudah memutar bola matanya.

"Sekalian ngambil izin juga buat kamu Alexa." sambungnya lagi kali ini membuat mata Alexa melotot cepat.

"Jangan sampe kamu bilang alasan izin karena acara perjodohan." ancam Alexa cepat menatap Hani dengan pandangan waspada.

"Tenang aja aku akan bilang yang sejujur - jujurnya." bukannya mengiyakan Hani malah menggoda sahabatnya itu dengan sedikit gurauan.

"Hei!" teriak Alexa tak terima.

"Sudah sudah hentikan kalian sudah sama - sama dewasa bukan? kalau begitu Hani cepatlah selesaikan urusan mu dan kamu Alexa ingat riasan mu yang sudah cantik dan anggun itu bersikaplah sedikit feminim." Amira menengahi keduanya berakhir dengan wajah Alexa yang kini sudah menekuk dalam.

Hani segera pergi meninggalkan kediaman sahabatnya sebenarnya dia sangat ingin hadir dan melihat tapi apaboleh buat mungkin ini belum saatnya ada hal yang lebih penting.

****

Tiga puluh lima menit kemudian.

"Silahkan masuk." sambut Amira cepat membuka pintu dengan semangat serta di sambut cepika-cepiki di antara keduanya.

"Sudah lama kita tidak bertemu." balas Amira dengan semangat membuat Dimas dan juga Jonathan tersenyum dalam diam melihat kelakuan kedua wanita itu.

"Baru aja dua minggu yang lalu kita tidak bertemu Mira." Vandra membalas cepat dan tersenyum semangat.

"Hei sudahlah berhenti berpelukan, kamu bakalan membuat acara ini semakin lama." tegur Dimas kepada Amira bahkan kini mimik wajah Amira sudah berubah cemberut.

"Ayo masuk jeng." ajak Amira kemudian sudah mengandeng tubuh calon besannya, mereka pun sudah duduk memenuhi tempat masing masing di antara bundaran meja makan.

"Ah ini anakmu itu ya jeng, dia sangat tampan dan sangat mirip dengan ayahnya." puji Amira cepat bukan tanpa alasan dia memuji karena memang anak dari teman jalur arisannya itu memang tampan sangat-sangat tampan bahkan Amira yakin kali ini Alexandra pasti akan terpesona.

"Ah jeng Amira bisa aja." balas Vandra malu malu karena mendengar pujian teman nya itu.

Sebenarnya Vandra dan Amira bukanlah teman lama melainkan teman arisan, baru saja satu bulan ini Vandra dan keluarganya menetap di sini karena urusan pekerjaan mereka, Vandra dan Amira baru saja bertemu sementara yang membuat perjodohan ini semakin kuat adalah Dimas yang ternyata rekan kerja Jonathan tentusaja hal ini mudah terjadi.

"James sampaikan salammu." perintah Jonathan di ikuti oleh James anak lelaki Vandra dan Jonathan.

Vandra juga sudah memberitahukan sebenarnya yang ingin di jodohkan adalah adiknya si James tapi karena baru dan syok tentusaja sang adik menolak mau tak mau James akhirnya mengikuti kemauan ibunya dia tidak ingin mengecewakan Vandra lagi.

Selang beberapa waktu percakapan hangat itu terjalin akhirnya Amira memerintah kan salah satu orang untuk memanggil Alexandra untuk turun.

"Panggilkan Alexa kemari." ucap Amira akhirnya.

Tak lama kemudian.

Derap langkah pelan menuruni tangga terdengar pelan sangat pelan nyaris tak terdengar entahlah apa yang salah pada dirinya, Alexa pun tidak mengerti dadanya seakan bergemuru dengan cepat. Dirinya pun tak faham apa yang terjadi sepanjang menuruni anak tangga ia hanya menunduk tak mampu untuk mengangkat wajahnya barang sejenak.

Tanpa ia sadari bahwa sosok mata tajam memperhatikan setiap lekuk tubuh dan langkah seorang Alexa berjalan, mata itu masih menelusuri dengan pandangan tajam.

"Alexandra sini nak," panggilan itu bukan berasal dari Amira melainkan dari Vandra yang dengan semangat langsung menarik Alexa dengan cepat.

"Ya ampun jeng anak mu sangat cantik dan anggun." puji Vandra cepat dia sangat menyukai Alexa dalam sekali pendapat dan pandangan.

"Terimakasih tante." balas Alexa terdengar ragu membuat yang lain tertawa.

"Eits jangan panggil tante sayang, tapi panggil mama ya." ucap Vandra mengoreksi sebutan yang Alexa berikan.

"Eh iya tan_ maksudnya mama," walau terdengar gugup Alexa akhirnya berani memperbaiki ucapan panggilan nya.

"Bagaimana menurutmu James?" suara Vandra akhirnya menarik perhatian Alexa matanya mengedip saat mendengar nama yang seakan asing sekaligus akrab.

Perlahan matanya pun menoleh dan menatap sosok itu walau terbilang cukup takut dan tidak terlalu berani.

 

Sampai di detik mata mereka bertemu seakan semua nya pun menghipnotis dalam diri Alexa tepat di saat lelaki itu berucap.

"Cantik."

Hanya kata singkat tapi mampu membuat bibir Alexa tertarik walau hanya sedikit.