Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

pilih berondondong atau sebaya

Dea_Nurhabibah
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
63
Views
Synopsis
Disuatu kafe dua wanita cantik sedang asik bercengkrama, namun hal itu tak berlangsung lama karena seorang remaja mengusik keduanya. "Tante... Kita ketemu lagi.." (tersenyum lebar) "Eh,! Siapa??" "Kamu ngapain ?!" "Tante aku minta tolong dong!" "Apa?" "Tolong, bayarin minuman aku ya.. ya" mata nya membulat memelas "Hah, sini in bill nya." "Makasih Tante." Cup... Kecupan cepat mendarat dipipi kanan ku. Sebelum aku memakinya ia malah kabur dengan kaki panjang nya. "Hah!!! Lima juta?? Tu anak minum apa an?? Emas di cairin,?? GILA !!!". Teriak ku kesal

Table of contents

Latest Update1
bab 18 hours ago
VIEW MORE

Chapter 1 - bab 1

Hari Minggu hari yang tepat untuk bermalas-malasan, padahal sebelum memasuki dunia kerja aku lebih suka berkelana, kadang ke rumah teman, bermain air, kadang naik ke puncak. Hah rasanya energi ku masih full. Atau ini karena peraturan tak tertulis di dunia kerja

Umur masih dua puluhan pinggang lima puluhan, huh.. tapi rasa nyaman itu tak berlangsung lama karena suara uhh cukup membising kan,

Ih ternyata ada tetangga baru. Kulihat seorang remaja mungkin usianya delapan belas atau sembilan belas tahun, wanita tua dan tentu saja pria tua, Mungkin mereka kakek nenek nya

Ibu ku yang awalnya sedang membersihkan halaman rumah datang menghampiri tetangga baru kami, mereka bercengkrama cukup lama, sampai akhirnya ibu ku masuk kerumah dan membuat kekacauan.

"Hildea, Keluar ndok, bantuin ibu masak yuk, nanti malam kita silaturahmi ke tetangga baru.  Ucap ibuku

"Ogah, malas Bu. Lagian ini masih jam 10 pagi loh, nanti basi."

"Ih, kita buat bolu atau kue gitu loh, masa datang tangan kosong sih." Kata ibuku

"Beli aja Bu" ucap ku malas

"Keluar gak kamu!! Mau ibu banting boneka porselin kamu ni?"

"Yamete.. andwae.. Ojo.. stop.. buk, ni aku keluar " ucapku

Sebelum ku datangi ibu ku yang sedang bersiap bertempur, ku perhatikan koleksi apakah ada yang berkurang.

"Kamu ni ya, jadi anak gadis Ojo malas, kalau gitu siapa yang mau jadiin kamu menantu. " Kata ibu ku.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat berbagai hidangan kue dari kue basah, sampai kue kering tersedia. Sebelum pergi ke rumah tetangga baru kami melaksanakan solat magrib, tentu saja aku di kamar begitu pun ibu, karena biasanya Abah (ayah) ku selalu ke surau.

Tok...tok

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, ehh Uda datang, masuk masuk, loh ini apa?, owalah jadi nge repotin nih. " Kata nenek tetangga baru kami

"Enggak kok eyang" kata ibu ku

"Oh ini anak gadisnya ya, cantik ya"

"Makasih e_yang " kata ku sedikit terbata

"Panggil aja senyamannya, kenalin nama eyang, rasni, eyang pindahan dari jakarta. Owalah sampai lupa, ayok masuk. Duduk dulu, eyang panggil opa sama cucu eyang ya."

Sekitar lima belas menit akhir nya kami semua berkumpul

"Kenalin ini suami saya Baskara, panggil aja opa, ini cucu saya namanya Adrian, saya punya anak satu lagi cowo cuman masih di Jakarta belum sempat main ke sini " ucap nenek rasni

"Ahhh, nek ini anak saya hildea, ini bapaknya Bram, hildea ini anak ke dua kami, kakak nya sudah menikah jadi ikut suaminya, kalau adiknya laki-laki lagi kuliah di Singapura "

"Owh, bagus banget ambil jurusan apa ?"

"Anak ke tiga saya ambil jurusan desain visual grafik nek" kata ibuku

"Kalau kakaknya.??"

"Kakanya nikah muda tamat SMA langsung ada yang lamar, anak saya yang pertama dia cantik, sopan tutur katanya juga baik, beruntung ketemu jodoh anak kepala sekolah SMA nya dulu"

"Kalau hildea?"

"Hildea... Dia

"... Saya gak cantik kayak mbak saya nek, juga gak sepintar adik saya makanya saya gini² aja, boro-boro kuliah sudah tamatkan sekolah kejuruan aja dah syukur." Potong ku

Entah kenapa kalau masalah pendidikan aku sedikit terbawa emosi, kakak ku yang beruntung bertemu orang baik dan berada, dia dulu sering mengirimi Abah dan ibu uang bulanan, karena uang itu lah aku bisa lulus kejuruan, setelah tamat aku menolak semua universitas yang memberikan aku jalur beasiswa aku memilih bekerja untuk memperbaiki finansial keluarga kami, semua yang halal ku kerja kan, pernah menjadi kuli angkat, ojek mengajar dan mengasuh anak. Aku tak mau adik ku merasakan apa yg ku rasakan makanya dia bisa kuliah di Singapura walau sebagian juga karena otak nya yang pintar sih

Mereka bercerita panjang lebar hanya kami para muda mudi yang hanya diam dan disibukan oleh makanan yang ada di depan ku, Adrian yang sesekali melihat secara sembunyi-sembunyi.

Saat azan isya berkumandang kami sekeluarga pulang.

"Dadah, Tante, kue nya enak banget loh" kata Adrian walau arah tubuhnya menghadap ibu ku tapi kurasa tatapan matanya sedang melihat ku yang ada di belakang ibu ku.

Senin.

"Hah kerja" kataku sambil mengeluarkan sepeda motor metik ku.

"TANTE!!" Kudengar suara diseberang Sana yg sedang berteriak seperti orang bodoh.

"Apa??"

"Nebeng" katanya yang sudah sampai di halam rumah ku

" Kamu gak punya kendaraan??"

"Punya."

"Lah terus?, kenapa "

"Disita paman ku, karena aku nambrak polisi"

"Lah kok bisa?" Tanya ku

"Ya salah polisi itu, aku mau upacara aku lihat ada mobil terparkir digaransi, aku pakai, eh tahu-tahu bapak itu datang ngahalangi mobil ku, aku coba klakson tapi gak ada respon ya udah aku tabrak aja. " Katanya dengan mimik wajah yang menurut ku agak bodoh

"A..." Seakan aku tak bisa berbicara entah kemana atau aku bingung harus ngomong apa. Ni bocah to*ol atau baka¹.

"Ya udah buruan naik, nih pakai helm juga. " Aku memberikan helm pada anak ini lalu.

"Kamu mau ngapain? "Kata ku

"Ya mau kendarai motor nya Tante, gak etis aja cowok di boncengin" kata Adrian

"Kamu masih di bawah umur Adrian, kaju juga gak punya SIM " kata ku.

"Bodo. Buruan atau mau saya tinggal Tante" katanya

Aku sedikit kesal, pasalnya ini motor ku kenapa ni anak yang ngatur.

Dengan kesal aku naik, tak lupa sebuah pukulan mendarat di kepalanya.

'' tante KDRT.'' katanya

'' bodo .''

Sepuluh menit berlalu aku baru menyadari bahwa sekolah si bocah berlawanan arah.

''Dasar bocil kematian kenapa kamu gak bilang kalau sekolah sama kantor aku beda.'' tanya ku.

'' lah tante kan gak ada nanya. Aku kira tante uda tahu''

Plak

Sekali lagi aku memukul kepala nya, akhir nya tepat pukul tujuh pagi sampai di gerbang sekolah bocil itu''

'' makasi ya tante, nanti bisa jemput aku gak.'' tanya nya, sambil menyerah kan helm padaku.

'' KAMU PUNYA HANDPHONE GAK!, DI SITU KAN ADA APLIKASI HIJAU MINTA JEMPUT SAMAAA DIA. SAYA SIBUK!!!!'' teriakku dan hampir semua mata melihatku astaga malu ny'

'' ya udah deh, tapi tante kelihatan galak ya, padahal tadi malam tante kalem banget, muka nya tipe-tipe gampang di bohongi, apa istilahnya, hmmmm goblok.'' setelah dia mengatakan hal itu anak itu malah berlari

Dengan kecepatan lima puluh aku membelah jalanan, dasar bocah biang onar, hampir aja aku terlambat, mana dia sok dekat padahal baru tadi malam ketemu. emoga aja gak ketemu bocah itu lagi. Namun takdir berkata lain kami bertemu lagi.

'' eh tanta. tante ngapain? ''

''Ngamen. '' kata ku

'' hahah tante bisa aja. Ikutan dong, tapi kalau ngamen pakai gitar bukan garpu tante'' katanya

Dengan emosi aku menancapkan garpu ku ke piring pipih yang terbuat dari tanah liat yan di poles sedemikian rupa. Membuat suara derit yang cukup membuat telinga sakit dan gigi ngilu.

'' aku lagi makan. Adrian .'' kataku melotot ke arah kanan tepat dia duduk

'' oh lagi makan toh, enak gak tan?'' tanya dia

'' kenapa kamu belum makan?'' tanya ku

'' belum tan, dompet aku ketinggalan di rumah, uang aku juga di tas ketinggalan di kelas'' katanya

'' lah kamu belum pulang?'' tanya ku

''Belum dong.'' katanya sambil tersenyum lebar

''... Aku di ajak cabut''

Byur

Seketika air yang semula hampir menyentuh tenggorokan keluar lagi.

''Rian. Bukannya kamu murid pindahan ya? Hari ni hari pertama kamu kan? '' tanya aku memastikan

''Iya, kenapa tan?''

Seketika otak ku seperti berhenti bekerja , ni anak murid baru tapi uda bikin ulah. Pasti dekingnya² kuat ni. Dalam hati.

'' tant  laper.'' katana sambil memegang pergelangan tangan ku

'' teman kamu yang ngajak cabut kemana?''

'' mereka koro-koro³'' katanya singkat

Lah enak banget anak sekolah jaman sekarang, pakai seragam bisa ke mall. Lah aku dulunya pakai seragam sekolah ke mall malah di usir padahal disuruh praktek kerja. Dalam hati.

'' ya udah kamu pesan gih, biar saya bayar langsung. Saya gak bisa lama-lama mau balik ke kerja lagi.'' kata ku.

'' oke tan. Makasih ya tan''

'' mbak bill nya tolong''

Setelah makan siang aku kembali ke tempat  kerja, huh waktunya memukul wajah-wajah sialan mereka. Karena aku bekerja untuk sebuah influencer ternama selaku admin yang membalas semua komentar, memberi ide untuk konten selanjutnya, atau pun ide untuk mempromosikan suatu barang, kadang kala bertemu para endorse yang harus di observasi dan kelayakan produk harus di uji coba kalau ada reaksi alergi karena kulit yang agak sensitif atau berpengaruh untuk kesehata seperti lambung kami sering menolak, kecuali, yah.. money⁴ tapi kami juga akan mengatakan kalau itu jangan di pakai jika memiliki reaksi alergi atau semacamnya.

Tak terasa pukul sepuluh malam, padahal waktu melamar pekerjaaan jam enam sore bisa pulang ternyata itu hoak. Memang pulang jam enam sore berlaku untuk karyawan baru saja, kami yang sudah bangkotan bertahun-tahun harus selau lembur. Kalau dikata ingin keluar tidak ada tempat yang sama seperti ini, tentu saja gajinya lebih tinggi, resiko kerja sedikit (kurang tidur) bisa sebulan dua kali hiling, nginap di hotel gratis liburan tapi digaji.

Saat hampir memasuki gang komplek rumah ku kulihat adrian berjalan sendirian masih dengan pakaian sekolah nya.

'' kamu ngapain?'' tanya aku

'' tante'' suara nya terdengar sangat sayu dan lesu

'' kamu kenapa ? Di usir oma?''

Dia menggeleng

''Terus? Di panggil BK''

menggeleng

''Terus kenapa adrian?, kalau kamu gak ngomong saya tinggal ni.?''

'' jangan tan, sebenarnya.... Om om aku pulang" katanya suara nya sangat pelan

'' astaghfirullah. Dah deh aku pulang. Bye.'' kata ku

'' OM KU PULANG!''

'' lah terus? Kenapa kalau pulang?''

'' pihak sekolah nelpon om ku kalau aku cabut tan, aku gak mau di gebukin om ku'' katana

'' om kamu suka main tangan ya? Mau saya bantuin gak?''

''Gimana cara nya tan?''

'' saya  juga kurang tahu sih, heheh maaf'' kata ku menggaruk tengkuk yang tak gatal.

Semula dia kembali berjongkok lagi karena frustasi.

'' sebaiknya kamu pulang aja dulu, oma pati khawatir soal kamu, oma kan sayang banget sama kamu, aku lihat waktu makan malam kemarin kamu di suapin sama oma loh''

''Tante beneran kan, ?'' tanya nya

Aku hanya mengangguk meng iya kn

Akhirya si bocil naik ke motor ku dia naik di kursi penumpang, kulihat opa yang sedang duduk sambil menelpon  oma yang panik mondar mandir khawatir.

''Assalamu'alaikum oma '' kata ku

''wa'alaikumssalam, ya allah adrin, kamu kemana aja, eyang opa khawatir kamu kenapa - kenapa. '' kata oma adrian

'' maaf eyang adrian...

Belum sempat adrian berbicara seseorang memotong nya dengan ringtone yang tegas namun wow suara yang indah seperti kim taehyun Ahh tidak seperti jeon jungkook atau suga wah suaranya bagus banget. Kembali ke topik.

'' mau sampai kapan kamu terus berbuat sesuka hati kamu? Kamu sudah dewasa adrian sebentar lagi kamu bakal ujian sudah lima sekolah yang mengeluarkan kamu. kalau sekolah ini juga mengeluarkan kamu ngapain mama sama papa saya jauh-jauh ke medan kalau dari kamu nya aja gaak ada perubahan. Saya masih menghormati mama sama papa saya kalau tidak mungkin kamu sudah saya usir'' katanya pergi memasuki rumah. Ku lihat adrian hanya menundukkan kepala nya.

'' oma opa saya pamit pulang yah.'' kata ku sambil menyentuh bahu adrian, dia hanya menoleh lalu menunduk kembali.

Ku lihat dari jendela kamar ku yang di lantai dua bahwa adrian masih saja dimarahi oleh kakeknya, kulihat neneknya sudah masuk, lalu kakeknya masuk saat hendak naik satu anak tangga dia di hentikan oleh pamannya, dapat kulihat paman nya sangat emosi, dan entah kenapa adrian malah mundur dan tak berniat masuk kerumahnya. Kalau di ingat-ingat anak itu psti belum makan pakaiannya juga pasti tidak nyaman. aku mengeluarkan kaos ku, aku suka mengoleksi kaos over size kupikir akan muat utuk anak itu kain panjang dan stoples kue kering. Aku berjalan lalu kulihat wajah anak itu yang menahan tangis.

'' ini pakai aja, makan ini juga, kalau dingin pakai kain ini, dirumah aku juga boleh, ini nomor ku. Telepon aku kalau kamu mau tidur di rumah ku.''

Kataku panjang lebar namun si empu hanya duduk diam tapi tetap menerima apa yang ku berikan.

Aku tak bisa tidur sampai satu notif masuk.

Tidur tan, aku uda di kamar, makasih ya tan 😘

Hmm👍

Paginya seperti biasa ku lihat bocil itu di antar oleh pamannya. Selama seminggu penuh anak itu di antar jemput paman atau opa nya, haha lucu sekali. Kadang beberapa pesan masuk di whatsap ku, dia bercerita kesehariannya atau keluhan terhadap paman nya atau pun kesibukan nya tenang ujian yang sudah hampir di depan mata. Aku hanya membaca pesan itu tanpa berniat membalasnya.

Baka¹ artinya bodoh

Deking² seperti orang dalam  orang yg berpengaruh

Koro-koro³ karaokean

Money⁴ uang

Hajimemashite

Annyeong jangan lupa vote and komen ya besti. 💜💜💜. Borahe, sarange. Apobango.

Douzo yoroshiku onegaishimasu

Ganbare

Gomenasai, seharusnya pakai katakana atau hiragana cuman, aku nulis mode offline jadi keyboardnya gak bisa. Makasih ya semua,

Arighato ghozaimasu

Gomawo

Thankyou

Xiexie

🙏