ā¢29 Februari 20xxā¢
āNeo City, South Landsā
Neo City adalah sebuah kota kecil yang berada di sebuah negara bagian selatan yang cukup besar dan cukup maju bernama South Lands, negara itu cukup makmur dan mendapat julukan terkenal dengan sebutan Neo Culture Technology. Yang berarti kota canggih penuh futuristik.
Meskipun kota ini tidak terlalu luas dan agak terpencil, dikelilingi hutan lebat nan hijau, bahkan daerah ini senantiasa dilapisi kabut tebal. Namun kota ini menyajikan pemandangan yang indah dan terkesan romantis. Banyak orang yang menyempatkan diri berlibur kesana untuk sekedar menghibur diri, atau bahkan menetap untuk mencari ketenangan semata.
Namun, meski disiang hari semuanya tampak normal dan terlihat seperti kota pada umumnya. Tapi tidak ketika malam mulai tiba. Kota itu bagaikan kota mati. Yang ada hanyalah suasana malam yang terlihat begitu mencekam, seperti ada suatu kekuatan gelap yang tengah menyelimuti seisi kota.
Ketika sore menjelang hanya kesunyian yang menyelimuti setiap sudut jalan di kota itu, semua orang yang tinggal disana berbondong-bondong masuk kedalam rumah mereka, dan memilih terlelap dalam tidur mereka masing-masing. Itu dikarenakan mereka meyakini bahwa ada sesosok makhluk misterius yang senantiasa mengincar nyawa manusia yang ada disana.
Dan itu sudah menjadi rahasia umum, meskipun kebenarannya masih belum dapat dibuktikan. Itu semua terjadi karena banyaknya kejadian akhir-akhir ini, sejak maraknya terjadi kasus pembunuhan misterius yang sering terjadi disana. Dengan beberapa mayatnya yang tidak ditemukan atau bahkan menghilang seolah lenyap begitu saja, dan meninggalkan sebuah tanda tanya besar.
***
Seorang pemuda berambut kecoklatan mamandangi pantulan dirinya dijendela kaca yang kini tertutupi embun akibat hujan yang baru reda. Dia menatap keluar jendela. Hari sudah terlihat gelap, padahal ini baru jam 13:00 siang.
Jisung, pemuda itu menghela napasnya dengan berat. Haechan yang duduk disofa tak jauh darinya, memperhatikannya dengan pandangan aneh.
"Kau kenapa?" tanyanya heran mendapati Jisung yang mondar-mandir terus, tak mau diam.
"Tidak ada." jawab Jisung singkat. Lalu mulai mengambil jaketnya yang tergeletak dikursi tak jauh dari Haechan, dan mengenakannya.
"Aku akan pergi keluar dulu sebentar." katanya sambil menyeletingkan jaket hijau armynya itu.
Haechan baru mau mencegahnya untuk pergi, namun Jisung sudah pergi duluan melangkahkan kakinya menuju keluar pintu.
"Hei, jangan pulang terlalu telat. Kita ada tugas malam ini!" teriak Haechan melihat Jisung yang langkahnya mulai menjauh.
"Iya..." Balas Jisung dengan teriakan.
***
Kini Jisung melangkahkan kakinya disekitaran jalan pinggir kota yang lumayan ramai siang itu, padahal cuaca lumayan mendung dan baru turun hujan.
Dia ingin pergi menemui seseorang, namun di tengah perjalanan nya dia melihat ada sebuah kerumunan dan beberapa mobil polisi yang berdatangan disekitaran tengah pemukiman gedung apartement yang lumayan kumuh itu. Jisung hanya memperhatikan dari gang jalanan di depannya.
"Ada apa?" Tanya seorang warga disana.
"Ada seseorang yang dibunuh disana, namun mayatnya tidak dapat ditemukan." Jawab salah seorang warga lainnya sambil menunjuk sebuah rumah yang pintunya terbuka dan dihalangi garis polisi, terlihat jelas beberapa bekas bercak darah dilantainya. Beberapa orang yang ada disana mulai menimpali, dan mereka pun mulai bergosip ria membicarakan apa yang terjadi, dengan raut ketakutan namun juga penasaran.
Jisung hanya memperhatikan sekilas tanpa minat. Lalu hendak melangkahkan kakinya lagi, hingga langkahnya terhenti begitu tatapannya teralih ketika melihat seorang bocah laki-laki yang kira-kira berumur 7 tahunan, tengah menangis kencang sambil meraung-raung, diseberang jalan tak jauh dari sana. Tangisannya teredam oleh suara riuh warga yang berkerumun dan mobil polisi yang berdatangan, hingga kehadirannya tak diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya.
Didepan bocah itu ada sesosok pria jangkung dengan balutan pakaian serba hitamnya, mencoba menarik paksa tangan bocah itu. Pria itu memakai masker dan kacamata hitam, serta hoodie di kepala hingga wajahnya sama sekali tidak dapat dikenali.
Jisung menatap curiga pria itu, dan memperhatikan dulu sebentar. Setelah tahu ada yang tidak beres dengannya, dia segera menghampiri mereka, kemudian menahan tangan pria itu yang memegang erat tangan bocah itu, mencoba membawanya pergi.
"Siapa kau?" tanya Pria itu kearah Jisung.
"Apa yang mau kau lakukan padanya?" balas Jisung mengabaikan perkataan Pria itu, dan menatap bocah laki-laki yang kini mulai berhenti menangis dan menatap kearah Jisung dengan tatapan melas seperti minta tolong.
"Tidak ada urusannya denganmu. Lepaskan!" kata Pria itu dengan gertakan. Namun Jisung tak takut sama sekali, dia mengibaskan tangan pria itu dengan cepat. Hingga genggamannya ditangan si bocah pun terlepas, lalu memutar dan menahan tangan si pria ke belakang tubuhnya sendiri, hingga dia sedikit mengaduh kesakitan.
"Aku tahu kau sebenarnya siapa. Pergi atau aku akan berteriak dan membuatmu dikepung oleh para penduduk disini." bisik Jisung dengan penuh penekanan, tepat disebelah telinga Pria itu.
"Cih." Pria itu mendecih, lalu mencoba menghempaskan tangan Jisung. Jisung pun mengerti dan segera melepaskan genggaman kuatnya ditangan si Pria.
Jisung tahu saat ini Pria itu tengah menatapnya tajam dari balik kacamata hitamnya. Pria itu pun melenggang pergi begitu saja dari hadapan Jisung dan bocah itu, yang kini masih sesegukan meski tak sekeras sebelumnya.
Jisung berjongkok untuk menyamakan tubuhnya dengan si bocah, lalu mengusap rambut kecoklatan miliknya dengan lembut. Bocah itu menatapnya dengan raut sedikit takut.
"Jangan takut, aku bukan orang jahat." kata Jisung dengan nada lembut, supaya bocah itu tidak takut padanya.
Bocah itu menatap Jisung dengan tatapan yang dalam, membuat Jisung sedikit bingung. Aura matanya seperti memancarkan rasa dendam. Pasti telah terjadi sesuatu padanya sebelum ini.
"Siapa namamu?" tanya Jisung dan mencoba memberikan senyuman meski dengan sedikit canggung, karna sudah lama ia tidak mencoba untuk tersenyum.
"Namaku... David." kata bocah itu dengan lirih.
Jisung semakin menyunggingkan senyumannya. "Apa kamu tidak apa-apa?"
David mengangguk. "Tapi.. Orang tuaku tidak." lirihnya dengan nada bergetar.
Jisung menatapnya dengan prihatin.
"Apa yang terjadi pada kedua orang tuamu?"
David mulai sesenggukan lagi, lalu tiba-tiba memeluk leher Jisung didepannya dengan erat, dan tangisannya pecah dibahunya.
"Teman Pria tadi hiks..sudah membawa ayah dan ibu hiks hiks.." kata bocah itu dengan tangis pilunya.
Jisung merasa hatinya teriris, dia segera membalas pelukan tubuh kecil itu dan mendekap nya dengan erat. Jisung tahu pasti rasanya kehilangan keluarga yang sangat dicintainya, karna dia juga mengalaminya saat berumur 8 tahun.
Akhirnya Jisung pun membawa David pulang ke kediamannya bersama anggota yang lain, karena David bilang, dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Bahkan tidak mengenal keluarganya yang lain. Persis seperti yang dialami Jisung dulu, sebelum bertemu Johnny yang menyelamatkannya dari kejadian tragedi naas, yang telah merenggut kedua orang tuanya.
Dan syukurlah Johnny dan yang lain menerima kedatangan David dengan baik, meski sempat diinterogasi terlebih dahulu oleh Jungwoo, sosok yang tegas namun sebenarnya peduli. Meskipun dengan gugup dan terbata, David bisa menjawabnya, membuat Jungwoo yakin dan akhirnya menerimanya sebagai bagian dari anggota mereka, yaitu pemburu.
***
Ā°Info penting :
Ada 3 jenis vampir yang sampai saat ini bisa dikenali.
ā¢Vampir Biasa : Vampir ini awalnya adalah seorang manusia yang digigit dan darahnya dihisap oleh seorang vampir hingga sekarat dan tubuhnya tidak dibiarkan mati, hingga akhirnya berubah menjadi sesosok Vampir. Biasanya jenis ini tidak bisa keluar di siang hari, terutama saat hari sedang terik dan terlihat cahaya matahari. Mereka tidak bisa memakan makanan manusia, namun bisa meminum darah manusia, bahkan darah hewan sekalipun.
ā¢Vampir Hybrid : Vampir ini terlahir dari orang tua setengah-manusia dan setengah-vampir, vampir jenis ini terbilang langka, namun masih bisa banyak ditemukan terutama saat pertemuan para vampir. Kekuatannya lebih besar dari vampir biasa. Mereka bisa memakan makanan manusia, dan meminum darah manusia maupun hewan. Dan kelebihannya mereka bisa berdiri diteriknya sinar matahari, mungkin karna setengah gen manusia ada didalam tubuhnya, meski ada satu kondisi tertentu yang membuat kekuatan mereka melemah.
ā¢Vampir Bangsawan : Vampir ini adalah jenis vampir terkuat dari vampir lainnya. Keberadaannya sulit terlacak, karna jumlahnya terbilang sedikit, dan mereka bisa menyamar dan membaur dengan manusia. Kelebihan vampir ini adalah kekuatan dan segala indra ditubuhnya yang dapat bekerja layaknya manusia super, inilah alasannya mereka sulit dilacak, dan selalu menjadi target utama dari para pemburu yang mengincarnya.
Disebut bangsawan, karna mereka adalah keturunan langsung dari leluhur para vampir itu sendiri. Biasanya dengan cara dilahirkan dari seorang ibu vampir, hingga dapat mewariskan kekuatan dari moyang mereka turun temurun. Karna vampir tidak bisa mati, kecuali dengan cara dipenggal atau diberi suntikan khusus yang telah dibuat oleh keturunan para pemburu, musuh utama kaum vampir.
Kelemahan vampir bangsawan adalah mereka tidak bisa meminum darah hewan, itulah sebabnya mereka selalu mengincar manusia untuk di mangsanya. Namun mereka bisa bertahan tanpa meminum darah dalam kurun waktu tertentu, tergantung seberapa kuat kandungan darah yang mereka hisap dari sang korban, karna semakin kuat manusia itu maka semakin tinggi kandungan didalam darahnya yang membuat mereka kuat. Alasan ini juga yang membuat mereka diam-diam mengincar para pemburu yang punya kekuatan fisik lebih dari manusia biasa.
.
To be continued.
.
Note : Semua nama tempat hanya fiksi dan karangan belaka, demi kebutuhan cerita ini. Mohon maap jika ada kesamaan kata dan tempat, karna tidak ada unsur kesengajaan.