Aku tidak tau mulai dari mana aku harus menceritakan semuanya, rasanya begitu histeris namun semuanya begitu nyata.
Sejak pertama aku melihatnya, semuanya terasa sama tidak ada yang sempurna dalam dirinya, bahkan aku sempat mengelak bahwa dia itu biasa saja.
Dimana semua rekan kerja ku mengatakan kalau dia itu sempurna mulai dari badan nya, bentuk muka yang rupawan, di tambah lagi dengan bentuk dagu yang belah dua membuat nya nyaris sempurna, namun bagiku semuanya biasa aja.
Heee, hampir lupa kenalkan Namaku Asila, kerap di panggil As tapi nama As hanya orang yang udah lama kenal aja, aku bekerja di sebuah restoran pemilik Itali. Asila memiliki tubuh mungil, kulit sawo matang hidung mancung rambut ikal, periang, lucu, dan lemot. minusnya dia memanggil semua staff cowok di tempat kerjanya sayang, kalau tidak beb, bagi Asila sayang atau beb bukan hanya untuk pacar tapi untuk teman juga bisa.
Dari karakter di atas kita bisa simpulkan bahwa Asila adalah salah satu makhluk yang friendly. Setiap kali customer datang pasti mereka bilang kamu cantik kalau tidak manis, dia salah satu staff yang mehong agak lain dari yang lain mulai dari penampilannya terutama kaos kaki, sebelah warna biru, sebelah warna ping benar benar mehong, namun walaupun penampilan agak lain dia tetap manis,
Aku masih ingat dimana aku mulai jatuh hati padanya, malam itu dia ada reservasi bersama temannya duduk di table long, saat itu aku dan Nicola tidak sengaja saling tatapan dan memberikan sebuah senyuman khas masing-masing.
Nama cowok itu adalah Nicola tapi orang orang memanggilnya Nico, sejak pandangan itu hatiku mulai terasa aneh, apakah aku suka sama dia? "Emang iya" tanya ku dalam hati.
Hari demi hari, kita sering ketemu namun enggak pernah ngobrol karena dia adalah customer kami di resto, dan begitu juga dengan perasaan ku yang setia harinya bertumbuh dan mekar. Setiap saat aku selalu bingung kenapa rasa itu semakin tumbuh? Apa iya aku jatuh cinta samanya? Tapi sejak kapan? Apa sejak malam itu, tanya Asila dalam hatinya? Oh Tuhan apa yang saya harus lakukan?
Dear Diary Senin, 10,2024
Aku masih ingat dimana kita berdua bertemu di depan kamar no 9 sore itu kamu menyapa ku dengan sebutan "Hay" dengan sebuah senyuman yang manis, "hay" juga jawab Asila. Sejak pertemuan itu rasa ini semakin aneh dan bertumbuh.
Setelah sekian lama Asila memendam perasaannya terhadap Nico, Asila mulai memberikan diri untuk menceritakan semuanya. Kak Yanti adalah salah satu teman Asila yang dekat dengannya setiap kali ada masalah pasti dia cerita karena mereka memiliki sifat yang sefrekuensi kak Yan kayaknya aku suka sama Nico,
Kak Yanti hanya ketawa kakak sejak kapan kamu suka Nico? Sejak malam itu, pas kami dua saling pandang sejak saat itu rasa ini tumbuh.
Yanti selamat berjuang, pasti dong Jawa Asila dengan singkat.
Ditenga kesibukan Asila sebagai waiters di sebuah restoran, dia masih sempat menengok pujaan hati nya, ya walaupun hanya diam, setiap sore Asila selalu buat puisi atau quotes kek gitu intinya anaknya kreatif kalau ada perubahan suasana entah itu lagi mendung cerah pagi hujan ya namanya anak puitis.
Sepulang kerja Asila buka handphone dan mengetik di sebuah aplikasi WhatsApp yang hampir semua orang miliki dia mulai mencari inspirasi tentang cowok itu, namun dia belum terlalu memberikan diri buat menceritakan semua isi hatinya kepada semua rekan kerjanya.
Tentang Sebuah Nama
"Hay kamu sang pemilik nama, yang saat ini telah mengisi hatiku, jujur aku terlalu lemah untuk menyimpan mu dalam diam, namun dalam diam aku bisa mengekspresikan tentang rasa ini. Setiap kali aku melihatmu ada hal yang aku suka dari kamu namely"
"your smile".
Semua orang mengomentari status ku, ada yang nenya siapa kah dia? Ada orang yang bersyukur akhirnya dia keluar juga dari masa lajangnya, ada yang komen langgeng, bahkan ada yang hanya kirim emot ketawa lucu kan,
Karena Asila udah lama menjomblo hampir 2 tahun bukan tidak laku sih, tau ajalah orang yang udah dewasa malas pacaran apalagi kalau hanya modal
" Hay udah makan belum? Ya elah basih tanpa loh suruh gue makan kok lagian siapa juga yang mau mati. Itulah prinsip Asila makanya dia enggak ada cowok terlalu banyak memilih. Tapi kenyataannya enggak.
Keesokan harinya Asila shif pagi bersama temannya yang lain, tiba tiba Nico datang bersama temannya untuk breakfast, oh my God dengan style nya yang bahan santai, celana pendek garis garis-garis baju kaos abu itulah adalah style yang selalu dia pakai tapi tetap cool. Gila ya kalau orang jatuh cinta sampai sedetail itu, konyol banget.
Asila bawakan menu untuk dia dan temannya dan catelers, guys nanti kalau taking order mereka Nico aku aja ya? Sampai semua orang bingung Asila kenapa emangnya? Dia saya punya ayang jawabnya simple. Ha? Sejak kapan, kamu suka sama dia? Suka banget kak, dia itu belahan jiwa jawab asten sambil senyum.
2 menit kemudian Asila pergi taking order, 2 esspreso, avocado egg toast but for the egg well done, lalu asila buatkan esspreso dan membawanya.
Kakak Yan sumpah dia ganteng banget, enggak bisa bayang ya kalau dia jadi pacarku bahagia banget pastinya.
Kalau aku omong gimana? Tanya Yanti, jangan sekarang kak Yan tunggu aku enggak ada disini, yaelah kakak katanya berani, bukan gitu kak sahut Asila. Intinya kakak ngomong tunggu aku enggak ada, gimana kalau aku minta no nya mau? Mau banget kak Yan jawab Asten dengan nada yang sedikit manja dan memohon.
Setelah input Asila pergi ke kitchen guys ini nanti kah telurnya harus matang ya harus enak karena ini buat suami, anak kitchen kaget ha? Suami sejak kapan? Tanya salah satu diantara mereka yaitu namanya Tomus, tapi Asila sering panggil dia Tom Tom, Tomus adalah type character yang moodnya enggak bisa di tebak kadang senyum kadang, cuek jadi susah banget di tebak.
Suamiku dari italy guys Asila sambil ketawa. Tomus juga agak heran karena dengar apa yang Asila ngomong barusan, emang agak lain kalau sudah suka sama orang. Nanti kalau sudah selesai biar aku yang bawa ya untuk pesanan ayang aku, iya iya jawab temannya singkat sambil geleng geleng kepala.
Setelah kejadian itu hampir sebagian orang mengetahui bahwa Asila suka sama Nico, paling yang tidak tau hanya anak pizza karena mereka agak jauh dari lingkungan waiters, bar, and kitchen.
Ada anak kitchen yang paling jahit de