Chereads / Rhaelis : The Curious Spirit / Chapter 3 - Curious Spirit

Chapter 3 - Curious Spirit

Pagi harinya aku terbangun. Hilang sudah badai yang berkecamuk semalam. Hilang juga petir dan guntur yang menggelegar. Seolah memadamkan ketakutanku.

Hari ini pun aneh. Baru bangun tidur saja, aku melihat semuanya sudah rapi. Semua pakaianku telah tertata di dalam lemari. Bahkan lantai yang awalnya kotor berubah menjadi bersih. Cermin yang mengkilap dengan... Gambar hati?

Aku segera berlari menuju cermin. Kulihat dengan saksama sebuah gambar di cermin berbentuk hati yang terlukis dengan warna merah. Apa maksudnya ini? Siapa yang melakukannya?

Lantas aku berlari ke lemari pakaian. Membukanya dengan agresif. Semua pakaianku sudah tertata rapi. Aku melihat setiap cela. Ada catatan kecil yang juga menggambarkan hati. Dasar orang gila.

"Siapa yang melakukan ini?!!!" teriakku. Aku menyobek-nyobek catatan kecil itu.

Di sisi lain, terlihat koper dan tasku tergeletak kosong membisu. Aku membuka keduanya. Ada catatan yang sama juga. Spontan aku mencengkeram rambutku sendiri.

"Orang gila, iya, dia pasti masih ada di sini." Aku bergumam sendiri.

Aku berlari terburu-buru keluar dari kamar. Di lorong-lorong yang kulewati, dinding-dindingnya juga digambar dengan bentuk hati. Apa maksudnya ini semua? Membuatku semakin merinding daripada kemarin.

Aku membuka setiap ruangan. Tidak ada siapa-siapa. Hingga aku mendengar suara seseorang sedang memasak saat berada di dekat tangga.

"Nah, itu pasti orangnya," ujarku.

Aku berlari ke bawah secepat mungkin. Sebelum orang itu tahu dan kabur dariku. Hampir saja aku tersandung saat menuruni anak tangga. Tidak masalah, aku baik-baik saja.

"Hei kau!" seruku ke arah dapur.

Tidak ada siapa-siapa. Dapur pun sekarang sudah menjadi lebih bersih. Bahkan yang lebih mengejutkan adalah... Ada beberapa lauk pauk serta nasi di atas meja makan. Siapa yang memasaknya? Kenapa sekarang dia tidak ada di sini?

Masih terasa mustahil bagiku. Rasanya tidak mungkin manusia bisa kabur secepat itu. Setelahnya aku berlari ke ruangan terdekat. Mungkin dia bersembunyi di salah satu ruangan yang ada.

Nihil. Semuanya sia-sia. Tidak ada siapa-siapa kecuali aku seorang di sini. Kalau begitu, apakah ada penyusup yang masuk?

Aku duduk di meja makan. Menatap makanan yang telah orang anonim itu buatkan. Memang aromanya menggugah selera. Namun aku tidak bisa makan sebelum menemukan pelaku dari semua ini. Aku mengepalkan tangan.

"Brengsek kau!" gumamku penuh penekanan.

Dari segala hal. Aku paling tidak suka misteri. Siapapun yang melakukan ini, seharusnya dia menampakkan diri saja. Gambar hati yang sedari tadi aku temui juga, apa maksudnya itu semua? Kenapa dia menggambar itu? Untuk siapa?

Secara logika, tidak ada orang lain selain aku di sini. Maka sudah pasti itu semua adalah untuk diriku sendiri. Siapapun orangnya, bisa dicari nanti. Yang penting, makan dulu. Hahaha.

Waktu berlalu lambat. Aku makan dengan tenang. Menunggu gerakan selanjutnya dari makhluk tak dikenal. Siapa tau dia nanti akan menampakkan diri. Yah, meski aku tidak berharap akan diteror seperti ini.

Rumah ini pun banyak berubah dalam semalam. Banyak ruangan yang menjadi bersih seketika. Apa mungkin aku salah? Ada petugas bersih-bersih yang masuk ke rumah ini? Ah, mungkin saja ada.

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar lantang. Aku menghampiri pintu depan yang terhubung dengan aula. Tidak ada orang. Hanya sebuah kotak paket yang entah dari siapa dan entah apa isinya.

"Paket? Untuk siapa?" gumamku.

Aku mengambilnya. Karena penasaran, langsung saja kubuka saat masih berada di ambang pintu. Sret!

Swush!!!!!

Aku membelalakkan mata. Kotak itu... Bisa disebut berisi segalanya.

Catatan-catatan kecil yang menerjang keluar begitu aku membukanya. Jumlahnya tak terbatas.

"Aaaaa!!!!" jeritku. Apa-apaan ini?!

Kulempar kotak itu di dekat tangga. Catatan-catatan kecil masih banyak menerjang keluar. Berserakan di lantai. Bagaimana bisa ada yang memberiku hadiah seperti ini?

Belum selesai sampai di situ. Catatan-catatan kecil tidak lagi keluar dari dalam kotak. Aku pun mendekatinya. Mencoba melihat ke dalamnya, sebenarnya ada apa?

Tapi lagi-lagi... Swush!!! Kali ini makhluk hidup.

Kupu-kupu dengan sayap berwarna-warni keluar dari dalam. Menerjang wajahku. Sialan!

"Pergi sana! Kenapa kalian berada di dalam kotak?!!" seruku mengusir para kupu-kupu.

Rumah ini jadi terlihat sangat berantakan. Kertas dimana-mana. Kupu-kupu yang beterbangan di dalam karena semalam, semua jendela terkunci. Aku segera membuka jendela untuk membiarkan mereka keluar.

"Sana keluar. Jangan terus berada di rumah ini," titahku.

Mereka semua pun keluar. Aku akhirnya bisa menghela nafas. Kututup kembali jendela pelarian itu. Dan kulihat ke arah kotak yang masih tergeletak membisu. Kuharap tidak ada kejutan lagi.

Aku mendekati kotak dengan waspada. Dua hal yang keluar dari sana cukup untuk memperingatkanku. Ini seperti sihir. Kotaknya saja kecil, bagaimana bisa berisi sebanyak itu.

Bisikan samar terdengar, "Nona... Nona..."

Tanpa kusadari, rumah ini kembali pada suasana mencekam. Mendadak sekitarku menjadi gelap padahal sudah pagi. Aura horor seolah terbangkitkan dari tidurnya.

"Nona... Apakah kau suka hadiah dariku?" ujar bisikan itu. Tetapi tidak ada orang di sekitarku.

Aku mencoba mengabaikan semuanya. Berjalan mendekati kotak untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Semuanya mungkin kejutan. Tapi asalnya masih menjadi misteri.

"Tenang saja, masih ada kejutan selanjutnya..." katanya.

Ucapannya meningkatkan kewaspadaanku. Kejutan? Apa lagi sekarang?

Cit! Cit!

Oh tidak. Suara itu...