𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴
•
*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*
"ORION"
===========================
SMK Teknik Arsaloka adalah satu-satunya Sekolah Teknik Menengah yang berada di ibukota Jakarta. Sama seperti yang sudah-sudah, sekolah ini tentunya bereputasi jelek di mata banyak orang
Tak mengherankan karena sekolah ini hanya berisi para predator yang menganggap tinju adalah segalanya
Bagi mereka di sekolah yang menggunakan hukum rimba ini meyakinkan bahwa yang kuat akan berada diatas dan yang lemah harus diinjak, mereka akan melakukan apapun agar mendapat posisi teratas biar sampai membuat masalah di masyarakat sekalipun
Disisi lain sekolah ini juga menjadi tempat terakhir untuk mereka yang nilainya dibawah rata-rata dan ditolak sekolah lain
Tapi mungkinkah ada anak-anak spesial diantara mereka yang tak hanya kuat di fisik tapi juga kuat di otak?
Drkk
"Hee apa ini?. Kelasnya kenapa jelek begini?" komen Asa setelah membuka pintu kelas
Seketika asap rokok menyerbak keluar, para perempuan di kelas yang penuh dengan coretan itu sama sekali tak peduli jika aksi merokok mereka ketahuan dengan guru
"A-apa-apaan mereka?" Nisa mendekatkan dirinya pada Asa mendapat tatapan tajam dari anak-anak di kelas itu
Si kembar menengok ketika Lya berjalan menuju meja yang kosong
"Permisi~, kursinya kosong?" Perempuan itu meniupkan asap rokoknya
"Yahh untuk sekarang itu kosong."
"Hehe terimakasih~. Nisa Asa-."
Perempuan yang tadi berdiri dan langsung melayangkan telapak tangannya membuat si kembar histeris, tapi semuanya terdiam saat Lya memiringkan kepalanya
"K-kau-."
"Eh kenapa?. Di depan kursinya kosong kan?. Mereka berdua juga harus duduk soalnya hehe." Entah kenapa perempuan itu jadi tak berani melihat Lya yang tersenyum dan memutuskan untuk pindah
Nisa dan Asa kemudian duduk di kursi depan Lya yang kosong
"Cewek itu apa-apaan sih, dia tadi mau menyerangmu lho!" kata Asa kesal
"Iyakah?. Gak kerasa tuh hehe."
"Lya hebat ya padahal gak liat tapi bisa menghindar," puji Nisa yang dibalas senyuman oleh Lya
Asa tertawa dan kelas itu akhirnya kembali ribut. Si kembar asyik mengobrol sementara Lya hanya mendengarkan sambil tersenyum, tanpa mereka tahu ada empat perempuan yang menatap mereka dengan tajam dari belakang
"SEMUANYA DIAM!"
Semua yang ada di kelas langsung menutup telinga mereka. Wanita berambut pendek itu masuk dan menaruh bukunya di meja
"Dia guru?"
"Nah dengar dengar, perkenalkan namaku Dara Agustina!. Mulai hari ini aku akan menjadi wali kelas kalian selama tiga tahun jadi jangan sampai bosan ya!. HAHAHA!"
"Ah berisik."
Semuanya melirik ke kursi belakang pada seorang gadis yang dengan anteng memainkan handphonenya. Dara tersenyum dan berjalan mendekat
"Wah sepertinya seru ya membaca cerita hot begitu, bukannya kau masih dibawah umur?"
Gadis itu berteriak histeris saat handphonenya direbut Dara begitu saja
"Argh kembalikan!"
"Tidak tidak, ini jam pelajaran tau. Padahal aku mentoleransi, tapi kau sendiri yang buat ulah. Ayo semuanya kumpulkan hape!. Pokoknya saat jam pelajaran berlangsung tidak ada hape yang menyala!"
Terdengar seruan tak terima dari anak-anak, walau begitu Dara menyadari semuanya yang tak berani marah pada perempuan tadi, sampai matanya melihat Lya yang bangkit untuk memberikan handphonenya
"Oh kamu maju dengan senang hati?"
"Ahh kan belajar pakai buku jadi…" Dara tersenyum melihat sifat polos Lya
"Oke oke kamu duduk lagi ya, yang lain ayo cepat!"
Lya membungkuk sopan kemudian berlari kecil kembali ke mejanya. Sementara itu perempuan tadi, Carla, menggigit jarinya melampiaskan rasa kesal
~•~
"Wahh jam pertama akhirnya selesai juga," komen Pluto sambil merenggangkan tubuhnya
"AYO KE KANTIN!" seru Evan yang langsung mendapat bogeman Pluto. Harun tertawa melihat itu
Mereka bertiga segera keluar dari kelas dan langsung merasa lega
"Kita bakal tiga tahun begini nih?. Suasana kelasnya gak enak," ucap Pluto yang disetujui Harun
"Biasa aja tuh. Kau merasa begitu karena kita di Arsaloka. Bagiku sih cecunguk-cecunguk di kelas itu masih mending dan kalau berkelahi juga lebih lemah dariku haha!" Pluto menatap malas
"Iya Evan kan sangat kuat," puji Harun semakin membuat Evan tertawa sombong
Pluto tiba-tiba menghentikan mereka berdua ketika anak-anak di koridor menuju kantin menyingkir dari jalan dengan wajah takut
"Eh kenapa?!" Pluto langsung menutup mulut Evan ketika gerombolan kakak kelas itu berjalan keluar dari kantin dan melewati mereka
Laki-laki paling depan yang sepertinya adalah ketua mereka sempat melirik Evan yang menatapnya intens tapi terus berjalan dengan angkuh bersama gengnya
"Ha?!. Mereka itu siapa?!. Kok sombong banget?!" seru Evan tak terima
Harun tiba-tiba mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dan membaca dengan serius
"Mereka itu Orion."
"Orion?" ucap Evan dan Pluto bersamaan. Harun mengangguk sambil menaikkan kacamatanya
"Diantara para berandalan di Arsaloka, Orion itu puncaknya. Yang lewat barusan adalah Aslan Arkatama yang memimpin Orion kelas dua, di kelas tiga ada Galileo Maharaja, sementara yang memimpin Orion di kelas satu sama sekali belum ada," jelas Harun menggebu-gebu
"Hee itu terdengar seru, tapi kenapa kau punya buku aneh begitu?"
"HUARGH!!" Evan berseru heboh sampai menarik perhatian anak-anak di koridor
"Lho kalian bertiga kan cewek yang tadi pagi?" kata Pluto. Nisa melambaikan tangannya
"Kenapa ngagetin sih?!"
"Berhenti berteriak bodoh!" Asa dan Evan malah beradu tatap seperti ada petir di antara mereka
"Kalian kenapa ada di gedung laki-laki?" tanya Harun
"Gedung laki-laki?. Ini kan jalan ke kantin," kata Nisa. Pluto dan Harun tersenyum datar
"Ngomong-ngomong itu buku apa?" tanya Lya mengejutkan Harun yang baru menyadari kehadiran gadis itu
"A-ahh aku tidak pandai berkelahi, jadi aku mengumpulkan data anak-anak yang kuat di Arsaloka."
"Hee ada namaku tidak?!" seru Evan
"Gak mungkin lah." Evan menatap Asa kesal dan mereka berdua kembali saling cekcok
Nisa memegang kepalanya pusing dan menyadari Lya yang tiba-tiba diam
"Lya?. Kau kenapa?" Semuanya menengok
"Apa disana … ada anak yang bernama Ryan Arwana?"
T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇