Chereads / Silent World / Chapter 1 - Awal mula

Silent World

🇮🇩Auxiel
  • 7
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 54
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Awal mula

"Halo, selamat pagi"

Namaku Afra von Asroth. Aku adalah seorang pria petualang yang memiliki ambisi besar: membunuh Raja Iblis kehancuran. Aku sekarang sedang melakukan aktivitas pagi, berlari sambil menyapa orang-orang sekitar.

"Lihatlah... Anak itu lagi-lagi sangat bersemangat ya... Indahnya masa muda" Ucap seorang nenek-nenek ditepi jalan dengan senyum lembut sambil melihat ke arahku.

Aku, Afra, sedang dalam perjalanan menuju hutan untuk melakukan misi yang baru saja aku terima. Misi ku cukup mudah: hanya memburu beberapa babi liar.

"Ugh... Hari ini cuacanya juga cukup panas ya"

Setelah berjalan cukup lama dan menyapa penduduk desa sekitar akhirnya Afra sampai di hutan. Suasana di hutan lebih tenang dengan adanya suara burung berkicau.

"Tidak ada babi hutan? sebaiknya aku menunggu sambil mengambil beberapa tanaman herbal"

Saat Afra sedang asik mengumpulkan herbal, 3 ekor babi liar muncul dan mendaratkan serangan kejutan. Namun, dengan reflek yang bagus, Afra berhasil menghindarinya dan membunuh 1 dari 3 babi liar yang ada.

"Wow wow... Bukankah kau tidak sabaran? Setidaknya beri peringatan dong!" Ucap ku sambil menerjang ke arah babi liar dengan pedangku.

"Ck! Terlalu dangkal"

Serangan Afra tidak cukup dalam, membuat ia harus mengambil satu langkah kebelakang dan menghindari serangan.

"Satu-satu dong...!"

Dengan memanfaatkan pohon sekitar, Afra berhasil membuat salah satu babi liar menubruk pohon dan terjatuh. Dia langsung mengambil kesempatan ini untuk membunuh babi.

"Gini dong... Baru satu lawan satu. Sini maju!"

Dengan gesit Afra menerjang maju, mengayunkan pedangnya dan menangkis serangan lawan.

"Apa ini? Kau terlihat sangat berbeda dengan 2 saudara mu yang tadi"

Afra tidak ambil pusing dan melompat, melayang di udara lalu menusuk kepala babi dengan pedangnya.

"Huft... Babi tetaplah babi, bukan?" Ucap Afra sambil menengok kebelakang.

Dia berhenti sejenak sambil melihat sekitar.

"Oh! Yaampun, sepertinya tadi cukup bising" Afra cukup terkejut, karena ada 2 babi liar yang cukup besar, muncul dari dalam semak-semak hutan.

"... Ini baru tantangan, tapi bukankah ini terlalu sulit untukku yang pemula?" Gumamnya.

Afra mengambil posisi ofensif, bersiap untuk menyerang dan menghindar akan kemungkinan yang dapat terjadi.

"ROAARGGHH!!" Teriak si babi sambil menerjang lurus ke depan. Menggerakkan kakinya yang besar namun licin dan kepalanya yang keras, bersiap untuk menyerang Afra.

"Ugh..." Gumamnya sambil menahan serangan babi dengan pedangnya.

"Kalo kayak gini, bakal kalah aku"

Dengan pikiran yang jernih dan tetap tenang. Afra memanfaatkan celah yang berada di bawah perut si babi, karena ukurannya cukup besar, Afra dengan cepat merubah posisi dan menusuk perut babi.

"Kugh!"

Afra cukup ceroboh, ia melupakan bahwa ada dua babi, sehingga ia malah tertimpa oleh tubuh babi lainnya.

"Sial! Aku ceroboh!" Ucapnya dengan perasaan kesal.

Afra mencoba memanfaatkan pedangnya, mengangkatnya dan sedikit demi sedikit menusuk perut babi, membuka celah dan segera keluar.

"Haaa... Haaa... Ok! Sisa satu lagi-!"

Tanpa disangka-sangka, babi lainnya langsung menerjang dan menubruk Afra, membuatnya ia terpental dan menghantam pohon.

"Haaa... Ku akui, kau cukup kuat... Babi besar sialan!!"

Afra bangkit kembali, melempar pedangnya ke atas dan mengambil batang pohon yang jatuh, melemparnya ke arah lawan. Di saat yang bersamaan, ia menangkap pedangnya dan menerjang ke depan, menusuk babi tepat di bagian kepala, lebih tepatnya otak.

"Huft... Akhirnya kau mati..." Gumamnya dengan perasaan puas dan senang.

"Sekarang aku hanya perlu membawa tanduk dan inti mana mu sebagai bukti" Akhirnya Afra bangkit dan mulai menguliti babi, mengambil daging, tanduk dan inti mana.

"Sudah pas, tidak- malah lebih berkat 2 babi besar itu. Tapi, sebaiknya aku istirahat sebentar..."

Afra akhirnya memutuskan untuk istirahat sebentar. Ia duduk di dekat pohon sambil menghidupkan api dengan memanfaatkan dahan pohon yang berjatuhan.

"Ugh... Mari istirahat sebentar"

Afra pun tertidur. Selang 5 jam, ia bangun dan bangkit, mulai berjalan keluar dari hutan yang tampak aman, tenang dan damai dengan diiringi kicauan burung.

"Waktunya melapor lalu pulang"

Kakinya berjalan melalui tanah yang berumput, dan lingkungan yang harmonis. Cahaya matahari mulai meneranginya, tapi kali ini tidak sepanas tadi.

"Ah... Sejuknya. Sebaiknya begini saja sedari awal... Kan enak aku gak kepanasan"

Afra berjalan, melewati hutan dan rumah warga, menuju bangunan besar yang terletak di tengah desa. Ia masuk dengan santai, berjalan ke arah resepsionis.

"Halo Vias, ini barang yang diminta, bagaimana? Kali ini aku bahkan membawa dua yang lebih besar." Ucap Afra dengan bangga dan sedikit sombong.

"Terimakasih Afra, seperti biasa, kau melakukan tugasmu dengan baik kali ini." Jawab Vias dengan nada lembut disertai senyum lembut.

"Ini 750 Enz, tolong manfaatkan dengan baik ya..." Ucap Vias sembari memberi Afra 750 Enz sebagai hadiah penyelesaian misi.

"Terimakasih Vias, kau selalu bekerja keras ya..." Jawabku sambil menerima 750 Enz yang Vias berikan.

Dia adalah Vias as Fogals. Seorang perempuan yang sudah membantuku dan orang yang cukup dekat denganku.

Vias menjawab dengan bangga.

"Tentu saja. Aku bangga dan nyaman dengan pekerjaanku, apalagi ini cukup mudah dengan gaji yang lumayan." Ia membanggakan pekerjaannya dan menyilangkan tangannya.

"Baiklah kalo gitu... Sampai jumpa lagi besok!"

Afra berjalan pergi, keluar dari Tempat berkumpulnya para petualang, Ceras Hall.

"Ugh... Waktunya pulang, aku tidak sabar untuk makan"

Waktu sudah mendekati malam. Dia berjalan melalui rumah warga, setiap ia melangkah ia selalu disapa warga sekitar, ya sepertinya dia mempunyai koneksi yang luas dan harmonis. Sesampainya di rumah, adiknya menyambut kepulangan Afra.

"Selamat datang Kakak" Sebuah ucapan sambutan hangat dengan senyum lembut.

"Aku pulang, jadi malam ini makan apa?" Tanyaku.

"Makanan favorit kakak..." Jawab adikku dengan ekspresi bahagia.

"Ayam rebus!?"

"Benar... Sini makan" Ucapnya sembari menyuruhku duduk di meja makan.

Aku dan adikku pun makn sambil sedikit mengobrol, kami hanya mengobrol tentang aoa yang kulakukan hari ini dan aoa yang telah terjadi.

"Oiya Euny... Bagaimana dengan kehidupan akademi mu?"

Ia menjawab dengan lembut "Seperti biasa... Baik dan damai!"

"Begitu? Baguslah... Cepat lulus dan jadilah penyihir yang kuat! Lalu kita akan pergi melawan Raja iblis bersama!"

"Tentu saja! Aku akan menjadi penyihir yang hebat dan kuat!" Euny menjawab dengan penuh semangat.

Setelah makan malam dan berbincang, aku dan Euny pergi tidur.

Pagi hari, suara orang-orang saling menyapa, suara kuda dan keledai dan sinar matahari yang hangat membangunkan ku "Selamat pagi dunia... Aku akan bekerja keras juga untuk hari ini!"

Aku bangkit dari tidur, berjalan keluar ruangan dan menyapa adikku.

"Pagi Euny... Kau terlihat sangat semangat, lebih dari biasanya... Apa kau ada janji?" Tanyaku dengan nada usil.

Euny menjawab dengan ekspresi datar dan sedikit kesal, namun nada suaranya tetap tenang dan lembut. "Janji apa sih kak? Aku tuh semangat karena hari ini hari guru! Akan ada kunjungan!"

"Begitu kah? Yasudah... Semangat belajarnya"

Euny mengangguk sembari berjalan pergi keluar rumah dengan langkah kecilnya.

"Menguap, Haa... Yosh! Ayo bekerja!"

Aku pun berjalan keluar rumah, menuju Ceras Hall. Seperti biasa, aku selalu menyapa dan disapa oleh orang-orang. Setelah sampai aku langsung pergi menemui Vias.

"Vias... Ada misi lagi untukku hari ini?" Tanyaku dengan lantang.

"Ada kok... Ini" Ia menjawab sembari menunjukkan selembar kertas yang berisi tentang informasi misi. "Ini... Perintahnya disini kamu disuruh pergi ke Alloran dan memburuh 5 ular. Ku yakin kamu bisa"

"Pasti bisa kok... Yasudah aku terima misi ini dengan senang hati." Jawabku dengan perasaan senang penuh semangat.

"Baiklah, aku serahkan misi ini kepadamu... Hati-hati ya..." Ucapnya sambil tersenyum.

"Hmph! Kau pikir aku ini siapa? Haa... Baiklah sampai jumpa nanti"

Aku pun berjalan pergi, menuju pintu keluar dan pergi ke arah barat, arah menuju ke hutan Alloran.

End...