Suasana
Matahari mulai terbenam di ufuk barat, meninggalkan langit yang berubah menjadi oranye keemasan, tetapi di Roanoke, bayangan datang lebih cepat daripada yang diharapkan. Pulau itu terasa seperti tempat yang dilupakan waktu, dikelilingi oleh hutan lebat yang menutupi hampir seluruhnya. Pepohonan tinggi menjulang, dengan cabang-cabangnya yang bengkok menciptakan siluet gelap yang tampak seperti tangan-tangan yang terangkat ke langit, seolah-olah berdoa atau memanggil sesuatu yang tak terlihat.
Suara ombak yang menghantam pantai semakin keras, menggema di telinga setiap orang yang datang. Namun, selain itu, pulau ini sangat sunyi. Tidak ada suara binatang, tidak ada burung yang terbang, hanya angin yang berbisik pelan di antara daun-daun dan rumput-rumput liar. Ada sesuatu yang aneh tentang keheningan ini, sesuatu yang membuat setiap langkah terasa berat, dan setiap napas seperti mengguncang udara yang terlalu kental.
Ketika angin bertiup kencang, kabut tipis mulai menyelimuti permukaan tanah. Langit yang sebelumnya cerah mendadak berubah kelabu, dan cahaya matahari seolah-olah tertelan oleh suasana yang semakin berat. Ketegangan yang tak terlihat mulai mengisi ruang antara mereka yang ada di sana.
Karakter Utama
Thomas Gray adalah seorang pelaut muda, semangatnya meluap saat pertama kali menjejakkan kaki di tanah baru ini. Matahari yang tenggelam membawa rasa harapan, tetapi setelah beberapa hari, perasaan itu berubah menjadi kecemasan. Di satu sisi, ia merasa seolah-olah berada di tempat yang penuh potensi, tempat di mana mereka bisa membangun peradaban baru. Namun, di sisi lain, ada perasaan yang sulit dijelaskan, seolah pulau ini menyembunyikan sesuatu, sesuatu yang membuatnya tak nyaman.
Saat ia berdiri di tepi pantai, ia bisa merasakan getaran aneh dalam tanah. Sebuah perasaan berat di dadanya, meskipun tak ada alasan yang jelas untuk itu. Sesekali, ia menoleh ke teman-temannya, namun wajah mereka terlihat lebih tenang, seperti mereka tidak merasakan apa yang ia rasakan.
Namun, di dalam dirinya, ia tak bisa menepis perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Angin seakan berbisik, membawa suara-suara yang tidak bisa ia mengerti. Ketika ia mendekat ke hutan, ada sesuatu di dalam bayangan pohon-pohon besar itu yang tampak bergerak. Bukan makhluk hidup—lebih seperti sesuatu yang lebih tua, lebih besar dari sekadar manusia atau binatang.
Pada awalnya, Thomas merasa hal ini hanya perasaan cemas yang wajar, mengingat mereka baru saja tiba di pulau yang tak dikenal. Tapi seiring berjalannya hari, perasaan itu semakin kuat. Suatu malam, saat ia beristirahat di tenda, ia mendengar suara yang tidak bisa ia jelaskan. Langkah kaki yang sangat pelan, seperti seseorang sedang berjalan mengelilingi perkemahan mereka. Ketika ia memeriksa, tak ada siapapun di sekitar. Hanya angin dan bayangan yang terus bergerak, seolah-olah ada yang mengawasi.
Rekan-rekan sesama pelaut tampaknya tidak merasakan hal yang sama. Mereka tertawa, berbicara, dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa ragu. Tetapi Thomas tahu ada sesuatu yang salah. Matanya sering terfokus pada sesuatu yang tidak terlihat, di antara cabang-cabang pohon dan semak-semak, di balik kabut yang mulai menyelimuti. Kadang, saat ia menatap ke arah laut, ia merasa seolah-olah sesuatu di sana menunggu, menonton dari kejauhan.
Suatu pagi, saat mereka menjelajahi lebih dalam ke dalam pulau, mereka menemukan rumah-rumah kosong yang tidak berpenghuni. Di dalamnya, segala sesuatu masih tampak utuh: barang-barang, peralatan, bahkan makanan yang tidak tersentuh. Tapi tidak ada tanda-tanda manusia. Semua orang menganggapnya aneh, tetapi mereka berusaha menanggapi dengan tenang. Namun, Thomas tidak bisa menahan rasa takutnya, terutama saat melihat kata yang terukir di pohon besar: "Croatoan".
Dia tidak tahu apakah kata itu hanya sebuah petunjuk atau pesan yang lebih gelap. Apakah ini adalah nama tempat? Atau apakah itu peringatan? Ketika ia mencoba bertanya kepada rekan-rekannya, mereka hanya menjawab dengan cemas, mengatakan mungkin itu hanya kebetulan.
Misteri yang Muncul
Ketika John White, pemimpin mereka, pergi ke Inggris untuk mencari suplai, keadaan di Roanoke semakin mencekam. Ketika White kembali beberapa tahun kemudian, seluruh koloni hilang tanpa jejak. Yang tersisa hanyalah kata "Croatoan" yang terukir di pohon yang sama. Tidak ada sisa-sisa tubuh atau bukti kekerasan. Yang ada hanyalah ketenangan yang aneh dan misterius.
Thomas merasa ada yang menggelisahkan dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Kenapa semua orang menghilang begitu saja? Di dalam pikirannya, pertanyaan-pertanyaan itu terus bergema, dan ia tahu bahwa kebenaran yang ia cari jauh lebih gelap dan lebih mengerikan dari yang bisa ia bayangkan.
Akhir
Dengan rasa takut yang semakin menghantuinya, Thomas bertekad untuk mengungkap rahasia pulau Roanoke. Namun, semakin lama ia tinggal, semakin banyak kejadian aneh yang menambah ketegangan. Apakah pulau ini benar-benar dihantui oleh sesuatu yang tak terlihat? Atau mungkin ada kekuatan yang lebih besar yang sedang bersembunyi?
Bab pertama berakhir dengan langkah kaki Thomas yang menjauh dari kelompok, memasuki hutan yang lebih dalam, berharap menemukan jawaban. Namun, semakin jauh ia melangkah, semakin jelas bahwa ia mungkin sedang menuju ke dalam perangkap yang lebih besar dari yang ia kira.