Dua tahun kemudian, pada hari yang sama ketika Raka pergi, Adinda duduk di kafe yang sama, menatap jendela. Hujan turun, seperti menepati janji alam.
Pintu kafe terbuka, dan seorang pria dengan payung basah masuk. Adinda menoleh, dan di sana Raka berdiri, tersenyum seperti dulu.
Dia menghampirinya, meletakkan payungnya di sudut meja. "Aku kembali," katanya lembut.
Adinda tidak bisa berkata-kata. Ia hanya berdiri, melangkah mendekatinya, dan memeluknya erat. Hujan di luar terus mengguyur, tapi kali ini, mereka tidak peduli.
"Janji kita masih berlaku, kan?" tanya Raka.
Adinda tersenyum, menatapnya dengan mata berbinar. "Selalu."
Hujan pun menjadi saksi kebahagiaan mereka, menyatukan dua hati yang tak pernah benar-benar terpisah.
TAMAT