Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sakral Kesedihan

🇮🇩natasya_dela
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
0
Views
Synopsis
Seorang wanita yang menyaksikan kematian keluarga nya dengan tragis, setelah nya mafia tersebut memperistri wanita ini yang pada saat itu suaminya pun di bunuh habis.
VIEW MORE

Chapter 1 - Kenapa harus aku yang terjebak

Seorang gadis malang berdiri dengan tangan terikat di belakang nya dia tidak bisa bergerak sama sekali dengan sisa tenaga yang tersisa, gadis ini harus menyaksikan kematian orang tersayang nya dengan tragis.

"Bunuh saja aku bunuh..." Bisiknya tak berdaya kepada seorang pria tinggi yang duduk di hadapan nya dengan pakaian yang sangat rapi dan elegan walaupun memiliki banyak bercak darah, gadis itu bingung kenapa hanya dia yang tersisa kenapa harus dia yang menyaksikan semua nya kenapa dia juga yang merasakan jarum di hati nya.

4 bulan kemudian seorang gadis malang yang bernama Lyra Starfall sedang menangis di sudut kamar mandi dengan tubuh yang tidak di tutup sehelai benang pun di tambah lagi terdapat beberapa memar di bagian tubuh nya.

Leyra menjalan kan ikatan terpaksa dengan seorang mafia yang menghancurkan keluarga nya, meski dengan rasa benci yang mendalam dia harus tetap menurut demi adik kecil nya yang katanya di rawat di rumah yang terpisah dari nya, sudah empat bulan ini Lyra belum di pertemukan dengan adik nya ia ragu bahwa semua yang di katakan mafia kejam itu adalah kebohongan semata semua hanya janji buta karna seingat nya hanya tersisa dirinya sendiri saja.

Dia harus menuruti semua perintah Zaifer Bloodmoon yang membuat nya semakin terpukul, pria ini sangat tak memiliki perasaan sedikit pun bahkan dia tak segan mematahkan jari anak buah nya sendiri jika membuat kesalahan sedikit saja.

Tidak ada yang membaik dari Lyra meski pun di limpahkan dengan harta yang berlimpah, pada akhir nya itu hanya benda mati yang tidak berguna.

"Kapan kamu mempertemukan aku dengan adik ku" ucap Lyra yang menahan rasa sakit di bahu nya

"Adik mu baik baik saja"

"Aku tidak bisa mempercayai mu"

"Terserah, jika tidak ada perlu lagi kembali lah ke kamar"

Lyra hanya akan menurut setelah nya.

3 Minggu kemudian Lyra mengalami gejala gejala kehamilan namun ia masih ragu dengan hasil nya dan pada akhirnya dia memaksakan diri untuk memeriksa nya sendiri melalui testpack yang ternyata menandakan hasil yang positif, Lyra ragu untuk memberitahu Zaifer karna ia tidak menyukai anak kecil.

Malam hari Lyra memperkuat telatnya untuk memberitahu Zaifer karna dia takut Zaifer hanya akan semakin murka jika dia merahasiakan kehamilan nya.

Lalu Lyra perlahan duduk di pinggir ranjang sebelah kanan, Zaifer di sebelah kiri, dia hanya sibuk dengan handphone yang mengurus pekerjaan, Lyra hanya terus menatap dengan ragu.

"...apa?" Zaifer bahkan tidak menoleh ke arahnya

"A-anu, aku ingin memberitahu sesuatu yang seharusnya tidak ku beritahu"

"..."

"A-aku"

"Jangan membuat ku berubah pikiran" ucap Zaifer dengan tatapan yang membunuh

"Aku hamil anak mu"

Zaifer terkejut dengan perkataan Lyra yang begitu mendadak.

"Kau tidak berbohong kan" Ucap Zaifer meyakinkan diri sendiri

"Tentu saja tidak, kita sudah melakukan nya lebih dari tiga kali..."

Lyra memberikan testpack yang dia gunakan tadi pagi, yang benar saja Zaifer melempar testpack itu ke sembarang arah

"Lalu?"

"Aku tidak tahu"

"Dari mana kau tahu itu anak ku" ucap nya dengan nada datar dan dingin

"Ini jelas anak mu"

"Siapa tau anak mu dan suami mu dulu"

"Dia mandul... Tidak akan bisa membuahi ku" mengucap kan kata itu membuat Lyra semakin terpukul karna luka nya masih basah bahkan tidak kering sama sekali

"Lalu? Kau hanya janda yang ku pungut dari suami mu yang ku bunuh"

Lyra tak menggubris ucapan tajam Zaifer, dia sempat terdiam sebelum kembali berucap

"Apa aku bisa melahirkan nya?"

"Tidak, kamu akan aborsi"

Lyra begitu terkejut dengan jawaban Zaifer hingga membuat nya menangis tanpa sadar

"Apa! Kau gila, bagai mana bisa kau menyuruh ku aborsi"

"Tentu saja bisa"

"Tidak aku tidak mau!!"

Zaifer meletakkan handphone nya lalu mencengkram rambut Lyra dengan kuat hingga kepala nya terperangah

"Kau berani berteriak"

"Kau sangat kejam, itu sama saja kau membunuh ku"

"Tidak akan ada yang terbunuh kecuali bayi itu"

"Aaaaa..... Harus-nya aku tidak memberitahu mu" Lyra mulai terisak isak

"Jangan rahasiakan apa pun dari ku" Zaifer membuat Lyra bersandar di bahunya dengan paksa

"Kenapa kau tidak ingin aku melahirkan bahkan bayi mu....sendiri" Lyra masih saja menangis

"Aku tidak ingin ada anak yang seperti ku"

"Tetap saja, besok aku akan menemani mu aborsi "

Mendengar kata itu semakin membuat tangisan Lyra kencang.

Ke esokan harinya Lyra duduk di samping Zaifer yang sedang berbicara pada dokter yang ia bawa ke rumah

"Tn...kenapa kau ingin menggugurkan bayi muda itu, bukan kah seharusnya dia adalah anak pertama mu?" Dokter itu heran

"Aku meragukan hal itu, dia hanya janda yang ku pungut dari seseorang yang miskin"

"Tapi kan anda bisa memberikan tes DNA nya nanti"

"Lalu jika bukan kau menyuruh ku membunuh bayi begitu"

"T-tidak Tn, ba-baiklah saya mengerti, bisa kah kita mulai karna ini akan memakan waktu hingga setengah hari"

Dokter menyuruh Lyra duduk di atas ranjang karna dia di perlukan untuk duduk

"Tuan apakah dia tidak perlu di ikat, saya rasa ini bukan sakit yang biasa sehingga bisa membuat nona akan meronta"

"Tidak perlu, ada aku disini, kemana dia akan lari"

"Baiklah kalau begitu"

Dokter menyuruh Lyra meminum obat pertama untuk pembukaan karna aborsi ini akan di lakukan secara instan menggunakan kapsul obat yang akan menghantar kan gumpalan darah itu secara langsung lalu keluar.

"Ada dua kapsul yang akan di gunakan dan ini yang pertama, di awal hanya akan membuat nona nyeri biasa, namun saat meminum yang ke dua rasa sakit yang luar biasa akan mengguncang tubuh nya hingga pendarahan hebat" jelas Dokter

"Bisa kah di percepat"

"Pe-percepat? Baiklah saya akan menggunakan obat yang kuat untuk yang ke dua, paling cepat 6 jam namun nona akan mengalami pendarahan kurang lebih 2 hari"

"Lakukan"

2 jam kemudian dokter memberikan obat ke dua untuk Lyra yang berkeringat dingin

Namun Lyra tidak mau membuka mulut nya sama sekali saat dokter akan memberikan obat yang ke dua untuk nya

"Buka mulut mu Lyra" ucap Zaifer dengan nada dingin nya

"Mmmmmm..." Lyra menggeleng keras mengantup mulut nya rapat rapat

Zaifer mengambil alih obat yang berada di tangan dokter lalu meremas rahang Lyra

"Aku bilang buka!" Gertak Zaifer

Sedikit saja Lyra membuka mulut nya tangan Zaifer langsung merogoh memasuki obat kapsul dan memaksa nya membuka mulut di tambah prilaku kasar wolf membuat Lyra mengerang.