Elara, ibu Arkaael, adalah wanita yang penuh kasih dan keteguhan hati. Ia dibesarkan di desa yang sama dengan Arkaael, seorang anak perempuan yang ceria dan pemberani. Namun, kehidupan Elara berubah ketika ia bertemu dengan Kael, penjaga dimensi yang datang dari dunia lain. Cinta mereka terlarang, namun tak terhindarkan, dan dari cinta tersebut lahirlah Arkaael.
Elara menyadari bahwa anaknya akan memiliki takdir yang berbeda. Sejak kecil, ia melindungi Arkaael dari bahaya dunia luar dan mengajarinya tentang pentingnya menyembunyikan kekuatannya. Elara sendiri memiliki sedikit kekuatan magis yang diwariskan dari nenek moyangnya, dan ia menggunakan kekuatan tersebut untuk menjaga keamanan keluarganya. Ia bisa merasakan perubahan energi di sekitarnya, sebuah bakat yang sering kali menolong mereka dari bahaya.
Pada suatu malam yang gelap, Elara merasakan kehadiran sesuatu yang jahat. Ia segera pergi ke kamar Arkaael yang masih kecil dan menggendongnya keluar dari rumah menuju hutan. Di tempat yang terpencil, Elara membuka portal kecil untuk memanggil Kael, memberi tahu suaminya bahwa mereka dalam bahaya. Kael segera datang dari dunia lain dan melindungi mereka dari ancaman yang tak terlihat. Momen tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi Arkaael, meskipun ia masih terlalu muda untuk mengerti sepenuhnya.
Elara tahu bahwa hari itu akan tiba, hari di mana Arkaael harus memulai perjalanannya sebagai penjaga dimensi. Ia telah mempersiapkan hati dan pikirannya untuk saat itu, meskipun hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran. Elara memutuskan untuk memberi Arkaael sebuah jimat, sebuah liontin yang diwariskan oleh nenek moyangnya, sebagai pelindung di setiap langkahnya.
Di malam sebelum Arkaael menjalankan misi pertamanya, Elara duduk bersamanya di tepi hutan, di tempat yang biasa mereka habiskan untuk bercerita. "Arkaael, kamu telah tumbuh menjadi pria yang kuat dan bijaksana. Dunia ini, dan dunia lain, membutuhkanmu," ucap Elara dengan lembut sambil memberikan liontin tersebut. "Jimat ini akan melindungimu, seperti nenek moyang kita melindungi kita."
Arkaael memandang liontin itu dengan penuh rasa syukur. "Ibu, aku akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kedua dunia ini. Aku janji," jawabnya dengan tekad yang kuat.
Keesokan harinya, saat matahari baru saja terbit, Arkaael bersiap untuk memulai misinya yang pertama: melawan para goblin yang mengganggu desa mereka di dunia lain. Elara berdiri di ambang pintu, mengawasi putranya yang semakin menjauh. Hatinya berdebar-debar, namun ia tahu bahwa Arkaael harus pergi. Sebagai seorang ibu, ia hanya bisa berdoa agar anaknya selalu dalam perlindungan dan kembali dengan selamat.
Arkaael melangkah menuju portal yang terbuka dengan mantap. Ia merasakan kekuatan dari liontin yang diberikan ibunya menggantung di lehernya, sebuah pengingat akan kasih sayang dan doa yang selalu menyertainya. Saat ia melangkah masuk ke dalam portal, Arkaael tahu bahwa ini adalah awal dari perjalanannya sebagai penjaga dimensi.
Di sisi lain portal, Arkaael menemukan dirinya di tepi hutan gelap yang dihuni oleh para goblin. Makhluk-makhluk kecil itu terkenal licik dan berbahaya, sering kali menyerang desa manusia untuk mencuri dan merusak. Dengan pedang berkilauan di tangannya dan tekad yang kuat di hatinya, Arkaael maju ke depan, siap menghadapi tantangan yang ada di depannya.
Pertarungan dengan para goblin tidaklah mudah. Mereka menyerang Arkaael dengan kebrutalan yang tak terduga, namun Arkaael menggunakan semua kekuatan dan kemampuan magisnya untuk melawan. Dalam hiruk-pikuk pertempuran, ia mengingat kata-kata ibunya dan merasakan kekuatan liontin yang memberinya keberanian.
Akhirnya, setelah pertarungan yang sengit, Arkaael berhasil mengalahkan para goblin dan mengusir mereka dari hutan. Desa di dunia lain kembali aman, dan Arkaael merasakan kebanggaan dalam hatinya. Ia tahu bahwa perjalanan ini baru permulaan, dan masih banyak tantangan yang menunggu di depan.
Ketika Arkaael kembali ke desanya, ia menemukan Elara berdiri di ambang pintu, tersenyum dengan bangga. "Kamu berhasil, anakku," ucap Elara dengan mata berkaca-kaca. "Aku selalu tahu bahwa kamu akan menjadi penjaga dimensi yang hebat."
Arkaael memeluk ibunya dengan erat. "Terima kasih, Ibu. Aku tidak akan bisa melakukannya tanpa doa dan kasih sayangmu," jawabnya dengan tulus.
Dengan semangat yang baru, Arkaael siap melanjutkan tugasnya sebagai penjaga dimensi. Ia tahu bahwa dengan dukungan ibunya dan kekuatan yang ia miliki, tidak ada yang tidak bisa ia hadapi. Dan dengan itu, kisah petualangan Arkaael sebagai Penjaga Pintu Dimensi terus berlanjut, penuh dengan misteri dan keajaiban di setiap langkahnya.
End of Chapter 2. What do you think about Elara's story and Arkaael's first mission? 😊