Aluna, seorang gadis berusia sebelas tahun, telah tumbuh sendirian di desa kecil yang jauh dari keramaian kota. Kehidupan di desa ini bisa dibilang sangat sederhana,,rumah-rumah kayu yang rapuh, ladang-ladang yang dikelola oleh para petani, dan kehidupan yang berjalan lambat, jauh dari hiruk-pikuk dunia luar. Namun, ada sesuatu yang istimewa tentang desa ini, meski tidak banyak orang yang tahu. Dulu, desa ini dikenal sebagai tempat tinggal penyihir-penyihir magis yang luar biasa. Tapi itu semua hanyalah cerita lama, legenda yang kini hanya diingat oleh para orang tua.
Aluna sendiri tak banyak tahu tentang masa lalu desa ini. Ia tidak pernah merasakan hangatnya sebuah keluarga. Sejak ia masih sangat kecil, orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang tak pernah benar-benar ia pahami. Sejak saat itu, ia dibesarkan oleh warga desa yang baik hati, meskipun hidupnya selalu terasa sepi dan penuh kesendirian. Ia sudah terbiasa dengan itu.
Setiap harinya, ia membantu para petani, membersihkan rumah-rumah yang tua, dan terkadang membantu orang-orang yang membutuhkan. Namun, meskipun banyak yang berusaha merawatnya, Aluna selalu merasa seperti orang luar. Ia selalu merasa bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Hari itu, seperti biasa, Aluna berjalan melewati ladang-ladang yang luas menuju rumah kecilnya yang terletak di pinggir desa. Sesekali, ia menoleh ke belakang, melihat sekelompok anak-anak desa yang sedang bermain. Mereka sering mengabaikannya, dan meskipun ia berusaha tersenyum, ia tahu bahwa ia tidak benar-benar diterima di dunia mereka.
Saat ia berjalan melewati sebuah kebun yang sudah lama tak terurus, ia berhenti. Di depan matanya, tanaman-tanaman di kebun itu tampak tumbuh lebih cepat dari biasanya. Aluna tertegun, matanya membelalak. Biasanya, kebun ini kering dan hampir mati, tapi kini tanaman-tanaman di sana tampak segar, bahkan lebih subur dari yang pernah ia lihat.
"Apa yang terjadi?" gumam Aluna pelan.
Dengan rasa penasaran, ia mendekat dan menyentuh salah satu batang tanaman. Tiba-tiba, tanaman itu tampak bergerak, seolah merespon sentuhannya. Aluna mundur kaget, jantungnya berdegup lebih cepat. Ia tahu, sesuatu yang aneh sedang terjadi, tapi ia tidak bisa menjelaskan apa itu.
Perasaan aneh itu tidak berhenti di situ. Sejak malam tadi, ia merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Sebuah perasaan yang mengganjal, yang tidak bisa ia pahami. Terkadang, ia merasa seperti ada kekuatan yang mengalir dalam dirinya, kekuatan yang tak ia kendalikan. Sejak usianya tepat menginkak 11 tahun, kejadian-kejadian aneh ini mulai terjadi, dan semakin hari ia merasa semakin cemas.
Aluna memutuskan untuk meninggalkan kebun itu dan berjalan pulang. Setiap langkahnya terasa berat. Ia berpikir, apakah yang ia rasakan ini adalah sesuatu yang normal? Atau mungkin ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya?
Ketika ia sampai di rumahnya, ia duduk di depan api unggun kecil yang ia buat sendiri. Hembusan angin malam membawa aroma tanah yang basah, dan Aluna hanya menatap api yang menyala pelan. Di dalam hatinya, ada banyak pertanyaan yang tak terjawab. Apakah mungkin ia memiliki kekuatan magis seperti para penyihir yang dulu tinggal di desa ini?
Ia teringat cerita-cerita yang sering diceritakan oleh para orang tua desa tentang penyihir-penyihir yang dapat mengendalikan api, air, dan bahkan angin. Namun, cerita-cerita itu kini sudah dianggap sebagai legenda, kisah-kisah lama yang tak ada hubungannya dengan kehidupan nyata.
"Apakah ini... sihir?" tanya Aluna dalam hati, suaranya hampir tak terdengar.
Di malam itu, sebelum ia tidur, Aluna merasakan lagi perasaan aneh yang sama. Ia teringat akan tanaman yang tumbuh begitu cepat di kebun, dan bagaimana benda-benda di sekitarnya seperti bergerak tanpa alasan. Apakah semua ini hanya kebetulan? Atau ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi?
Namun, sebelum ia bisa merenungkannya lebih jauh, ia terlelap dalam tidur yang gelisah, penuh mimpi yang kabur dan membingungkan.