Chereads / 3 sekawan / Chapter 8 - penutup

Chapter 8 - penutup

Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, ketiga sahabat itu akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah penginapan yang nyaman di pinggir kota. Suasana penginapan itu terasa jauh lebih santai dan tenang dibandingkan dengan perjalanan penuh misteri yang mereka hadapi. Lampu-lampu temaram di ruang makan menciptakan atmosfer yang hangat, dan aroma masakan yang baru disajikan membuat perut mereka merasa lebih baik.

"Sepertinya kita butuh istirahat yang layak," kata Andi sambil melepaskan ranselnya di kursi. "Kita sudah lama nggak tidur nyenyak."

Ratna mengangguk setuju. "Aku bahkan mulai lupa kapan terakhir kali tidur dengan tenang tanpa memikirkan sesuatu yang menegangkan."

Bayu, yang lebih sering diam, hanya tersenyum tipis. "Beruntung kita bisa menemukan penginapan yang nyaman seperti ini. Sepertinya suasananya cocok untuk menenangkan diri."

Mereka duduk di meja makan yang terbuat dari kayu, menikmati makanan yang disajikan oleh pemilik penginapan. Mereka berbicara tentang berbagai hal yang tidak ada hubungannya dengan misteri—tentang kehidupan mereka, tentang desa yang mereka tinggalkan, dan rencana mereka untuk perjalanan berikutnya. Mereka berusaha mengalihkan pikiran dari segala hal yang pernah mereka alami, berharap bisa menikmati sedikit ketenangan.

"Pernahkah kalian berpikir untuk tinggal di tempat seperti ini?" tanya Ratna sambil memotong makanannya.

Andi tersenyum. "Tentu saja. Rasanya menyenangkan bisa memiliki waktu untuk bersantai tanpa harus memikirkan petualangan misterius yang datang entah dari mana."

Bayu tertawa kecil. "Aku lebih suka kalau petualangan itu sedikit lebih santai, sih. Kalau terlalu banyak bahaya, rasanya capek."

Mereka semua tertawa, menyadari betapa lama mereka telah terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan kejadian aneh dan hal-hal yang menegangkan. Namun, mereka tahu bahwa meskipun mereka menikmati ketenangan ini, petualangan mereka belum selesai.

Setelah makan malam yang hangat, mereka memutuskan untuk berkeliling di sekitar penginapan. Lokasinya yang berada di pinggir kota membuat suasana malam terasa sangat damai. Mereka berjalan-jalan di sepanjang jalanan kecil yang sepi, berbicara ringan tentang masa depan dan apa yang akan mereka lakukan setelah semua ini selesai.

"Jika kita selesai dengan pencarian ini, aku ingin membuka tempat seperti penginapan ini," kata Andi sambil menatap langit malam yang cerah. "Tempat yang tenang dan nyaman."

Ratna tersenyum. "Aku lebih suka kalau kita bisa membuat tempat yang bisa menginspirasi orang-orang untuk berpikir dan belajar, seperti perpustakaan atau museum. Tempat yang bisa mengedukasi dan memberi wawasan."

Bayu mengangguk perlahan. "Itu ide yang bagus. Aku juga ingin memiliki tempat yang bisa membuat orang merasa bebas, tanpa harus terbebani dengan ketegangan."

Mereka tertawa lagi, merasa nyaman satu sama lain. Tidak ada bahaya yang mengintai, tidak ada ancaman yang mengintimidasi. Hanya ada mereka bertiga, menikmati waktu bersama dan berpikir tentang masa depan.

Setelah beberapa jam berjalan-jalan, mereka kembali ke penginapan dan duduk di beranda depan, menikmati udara malam yang sejuk. Tidak ada yang terburu-buru, tidak ada yang mengganggu. Mereka hanya menikmati kebersamaan, sesekali berbicara tentang rencana mereka untuk melanjutkan perjalanan esok hari.

Malam itu, mereka tidur dengan nyenyak, tanpa gangguan apapun. Tidak ada suara-suara aneh, tidak ada bisikan-bisikan misterius, hanya keheningan yang menyelimuti seluruh penginapan.

Namun, meskipun mereka merasa tenang, ada sesuatu yang ada di dalam hati mereka yang tidak bisa mereka hindari. Mereka tahu bahwa perjalanan ini belum selesai, dan mereka harus tetap melanjutkan pencarian mereka, meskipun dunia terasa lebih tenang untuk saat ini.

---