Chereads / MerindukanSentuhan / Chapter 1 - Kembang Api

MerindukanSentuhan

🇮🇩Redmi6991
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 33
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Kembang Api

Langit mulai gelap, tanda sebentar lagi akan hujan.

Dan benar saja, hujan pun turun dengan derasnya.

Luna mencari payung tapi tidak kunjung menemukan, 'Kemana semua payung yang ada disini? tadinya ada tiga kenapa tidak ada satu pun' batin Luna.

'Oh aku ingat, satu payung dipinjam sama melodi dan yang satunya ada pada kris, ada satu lagi kok, tapi dimana?' batin Luna lagi, sambil berkeliling rumah.

"Nah, ini dia di belakang pintu. Dasar, gue ini memang pikun" ucap Luna merasa konyol.

Siang itu, hujan turun cukup deras hingga naik tangga depan toko kue.

"Kak, masuk saja dulu, hujannya sangat deras." kata penjaga toko kue tersebut.

"Oh iya, Mas." jawabnya sambil tersenyum. Kemudian, dia duduk di dalam dan menunggu hujan reda.

"Masnya, baru ya? kok saya baru lihat." tanya Luna, pada penjaga toko kue.

"Iya kak, saya baru di sini, saya baru masuk tadi pagi" jawab penjaga toko menahan tawa.

"Nama kakak siapa?" tanya penjaga toko.

"Saya Luna, Mas." jawabnya sambil tersenyum.

"Lo, beneran nggak ngenalin gue? Astaga, ini makin seru!" ucap penjaga toko tiba-tiba, membuat Luna terkejut, 'ini orang kenapa? kok bicaranya seperti itu' pikirnya.

"Hahaha.." dia tertawa keras sambil memegangi perutnya.

"Gue Chris, masa sih lo nggak ngenalin gue?" ucap Chris yang akhirnya mengaku juga.

"Wah, gue pinter nyamar juga" sambung Chris kemudian.

"Ya ampun Chris? gue beneran nggak ngenalin, lo kayak orang lain tau, gak. Kali ini lo berhasil kerjain gue. Sini, gue cubit ginjal lo!" ucap Luna gemas sekaligus kesal dikerjai.

Ternyata, si Luna tertipu dengan penyamaran Chris, dia teman sekelas dari SMP, penyamarannya begitu sempurna, sampai Luna tidak bisa mengenali laki-laki itu.

Tak lama kemudian, hujan pun reda dan dia harus pulang.

🌼🌼🌼

Sampai rumah, Luna tengah cekikikan sendiri, "Ya Tuhan, Christian kocak banget.. bisa-bisanya gue tertipu dengan mudahnya"

"Hehehe... "

'Ah, gue udah kayak orang gila ketawa sendiri' batinnya.

Segera ia memasak untuk dirinya sendiri, karena Luna memang tinggal sendirian.

Setelah kedua orang tuanya pergi untuk selamanya akibat kecelakaan pesawat, dan dia juga baru saja ditinggalkan neneknya.

Selama hampir satu tahun, Luna jadi pendiam dan selalu mengucilkan diri. Namun, berkat para sahabatnya, Luna bangkit dari keterpurukan.

Ada Melani, Christian, dan Samira. Merekalah yang membuat Luna kembali ceria seperti sediakala, dan itu tak mudah bagi ketiga sahabatnya. Tapi, mereka tidak pernah menyerah sampai akhirnya Luna kembali ceria.

Ada Arjuna/A-j dan Vitto yang membuat hari-hari Luna nampak seperti rujak, manis, asem, dan pedas juga.

Aj dan Vitto biang rese di sekolahnya, mereka berdua berebut menggoda Luna sampai dia marah.

🌼🌼🌼

"Aduh, gue ketiduran!" Luna terkejut suasana rumah gelap gulita.

Malam ini ada festival kembang api di alun-alun kota, bisa-bisanya dia tertidur setelah masak makan malam.

Sekarang hampir tengah malam, ia bergegas jalan kaki. Cukup satu kilometer perjalan.

"Permisi mbak, ada bengkel buka tidak ya sekitar sini?" tanya seseorang dengan mendorong motornya, Luna melirik ban motornya ada yang kempes di bagian belakang.

"Jam segini pada tutup, Mas. Kempes ya?"

"Iya, temanku kayaknya lagi keliling komplek ini buat cari bengkel buka, sepertinya memang mustahil," ucap pria itu.

"Emangnya mau kemana malam-malam begini, Mas?" tanya Luna dengan berani tanpa kecurigaan sedikitpun.

"Mau lihat festival, tapi malah gak sengaja kena paku di tengah jalan tadi. Kayaknya aku dorong motornya ada deh dua kilometer," jelasnya. Luna tidak tegaan sama seseorang jadi iba. Dia membayangkan jika itu adalah dirinya.

Akhirnya, Luna menyarankan untuk menitipkan motor pria itu di rumahnya sampai pagi tiba. Karena festival sebentar lagi akan mulai, pria itu sangat berterimakasih. Motornya sudah aman, ia menelepon temannya yang ternyata sudah di lokasi.

"Temen kampret!" umpat pria itu tiba-tiba.

"Kenapa, Mas?" tanya Luna terkejut, dia tidak sengaja mendengar umpatannya.

"Temen aku udah dilokasi dia, rese banget!" jawabannya kesal.

Luna tertawa, bisa-bisanya membiarkan temannya dorong motor sendirian, sedangkan si temannya ini menikmati keramaian alun-alun.

"Aku Bagas," dia mengulurkan tangan pada Luna.

"Aku Luna," jawab Luna sambil tersenyum.

'Duh, jadi canggung. Putar musik saja deh' batin Bagas gelisah saat berada di samping kenalan barunya.

🎧 payphone

Luna tidak sadar menyanyikan lagu yang diputar oleh Bagas, pria itu tersenyum dan mengikuti Luna bernyanyi.

Belum sampai di alun-alun, kembang api sudah meluncur ke angkasa menghiasi langit malam.

"Wah, indahnya..." gumam Luna.

"Kamu lebih indah... " ucap Bagas tanpa ia sadari.

Luna yang masih bisa mendengar ucapan Bagas pun menoleh kearahnya.

Kini keduanya saling pandang.

Dag!

Dig!

Dug!

Jantung keduanya bertalu-talu di iringi letusan kembang api, 'Kenapa Bagas melihat ku seperti ini, aku jadi gr' batin Luna.

Bagas langsung membuang tatapannya kearah lain dan berkata "Maaf, aku tidak sengaja memandangmu berlebihan."

Dengan sinar lampu jalanan, nampak telinganya memerah karena malu sendiri.

Luna pun tersenyum tipis, 'Ternyata Bagas lucu juga'

Jreeeng...

"Memandang mu... "

"Walau selalu..."

Luna dan Bagas menoleh bersamaan, bagaimana bisa lagu itu tepat sasaran.

"Misii Mbak.. Mas.." seorang pengamen jalanan tak sengaja lewat di antara keduanya.

Luna dan Bagas membelah diri. Kemudian tertawa bersama, "Ahahaha... "

Malam yang indah sekaligus menggelitik, suasana sebelumnya sangat romantis, tiba-tiba ada pengamen lewat.

"Pengamen itu pasti mengira kita lagi pacaran" ucap Luna.

"Haha, kamu benar, Luna" jawab Bagas.

"Kalau malam seperti ini kamu jalan sendirian, berarti kamu jomblo dong?" ujar Bagas spontan.

"Aku menebak kamu juga jomblo" ucap Luna.

"Kalau kamu tidak keberatan, gandeng saja lenganku. Anggap saja aku pacar kamu malam ini," lirih Bagas.

Karena Luna anaknya blak-blakan, dia gandeng lengan Bagas tanpa ragu.

Makin kelepek-klepek saja si Bagas, padahal niatnya hanya menggoda tapi sepanjang jalan wajah dia sendiri yang meremang karena malu.

Dia yang menggoda malah tergoda, sedangkan Luna menganggap itu hal biasa.

"Cie..."

Bersambung...