Hembusan angin begitu terasa disekujur tubuhnya serta rerumputan menyentuh permukaan kulitnya.
Ketika dirinya membuka kedua mata, ia melihat langit yang begitu cerah serta awan awan yang bergerak tertiup oleh angin.
Saat dirinya bangun, ia melihat dataran hijau yang dipenuhi oleh ladang rumput yang begitu luas. Dirinya segera berjalan jalan menyusuri setiap jalan yang ada hadapannya sampai ia bertemu dengan seorang pria dewasa yang menjitak kepalanya
Takk!
Ia langsung memang kepala bekas jitakan dari pria tersebut.
"aduh... Sakit"
"kau dari mana saja. Tiba-tiba kabur dari rumah. Kau pikir ayahmu tidak akan kerepotan jika kau menghilang!" seruan pria dewasa.
Pria itu marah karena dirinya yang mendadak hilang ntah kemana. Sampai tiba seorang wanita tua dengan gaun mewah berwarna merah serta perhiasan berupa kalung mutiara dilehernya.
"biarkan saja. Meskipun dia menghilang sekalipun itu tidak akan mempengaruhi lahan perkebunan kita" ujarnya
Wanita tua itu terus Memandang rendah ayah serta dirinya sembari mengipasi wajahnya sendiri.
"sudah waktunya makan malam, ayo semuanya kita siapkan makan malam" ujar wanita tua tersebut.
'apa-apaan nenek tua itu enggak menghargai kemanusiaan sama sekali' ucap dalam hati.
"ayo kita juga kembali kerumah kita juga"
Ketika hendak menuju rumah, ia pun menasihati dirinya tentang sikapnya hari ini "kau harusnya bersyukur nyonya mary tidak menyuruhku untuk menghukum berat dirimu. Berkat dia menikahi ayah, ayah mempunyai posisi sebagai barontess dan kita masih bisa hidup bercukupan tidak seperti rakyat jelata"
***
Sampai tibanya malam hari dan kini dirinya sedang duduk bersebelahan dan masing masing saling membaca sebuah buku.
"hey Nick kenapa mereka begitu kasar sekali, dan juga kenapa sih kakak Serena bisa hidup enak bersama nyonya? " tanyanya
Disini Nick merasa aneh dengan sikap kakaknya yang bertingkah seperti orang yang amnesia.
"hah? Kau lupa, jika derajat kita sebagai laki laki itu dibawah perempuan. Sebaiknya kakak juga jangan melawan lagi seperti tadi pagi, masih untung nyonya Mary mau memaafkan kakak"
Setelah mendengar pernyataan dari adiknya dirinya mulai mengingat sesuatu samar samar dan sampai dirinya melihat logo perisai dan 2 kuda disudut kiri bawah buku, ia sudah mengingat semuanya .
'bentar-bentar... Enggak mungkin, ini enggak mungkin. Pasti cuman mimpikan, iya paling sebentar lagi aku akan bangun pasti'
Menolak kenyataan tersebut, ia memutuskan tidur lebih awal diatas ranjang yang harus ia bagi dengan adiknya.
Ketika cahaya matahari menyentuh wajahnya, dengan semangat ia langsung bangun dan melihat keluar jendela.
Bukannya pemandangan terasa rumah serta dinding yang menutupi rumahnya, ia malah melihat sebuah perkebunan didepan matanya.
Dirinya terdiam sesaat merasa tidak terima akan apa yang terjadi
"game.... Game bangsat!!" teriaknya.
***
beberapa jam setelahnya ia sedang berada diladang perkebunan dan memetikan beberapa buah segar yang sudah matang disana.
"apa-apaan dah, Kekirim ke dunia otome game."
Dirinya mengingat dikehidupan sebelumnya bahwa dirinya kecelakaan, saat sedang mengendarai motor ia ditabrak oleh supir truck yang mengantuk, ditambah kondisinya saat itu ia masih begitu lemas karena selama 1 minggu dirinya tidak makan sama sekali.
"ya tuhan kenapa tidak langsung bawa aku ke surga saja" ujarnya dengan nada yang lemas dan wajah memelas menatap langit
Nick yang berada disampingnya pun menyenggol bahu dirinya.
"hey kak Raviel jangan melamun, 30 menit lagi bahan bahan kita mau diangkat ke kapal terbang. "
"iya sabar napa" jawabnya
Loser Saintess Becomes World Saviors adalah game otome dengan micro transcaption yang tinggi. Aku hampir mengeluarkan uang puluhan juta hanya untuk mendapatkan kapal terbang tempur SSR didalam game ini.
Tema gamenya bertemakan sekolah kebangsawan, dimana sang pemeran utama yang berasal dari rakyat jelata masuk kedalam sekolah ternama yang dipenuhi oleh anak anak bangsawan serta pangeran dan tuan putri.
Karena pemerannya adalah perempuan jadi ia pasti dikelilingi oleh para pria tampan. Tapi tuhan maha adil, dibalik ketampanan mereka terdapat kegoblokan murni dari lahir, haremnya MC gampang ditipu, sok kuat, narsis, dan begitu nafsu ingin diperhatikan oleh sang karakter utama.
Aku yang memainkannya saja sampai menyebutkan banyak sekali magic word dimulai dari kontol, anjing, memek, lonte, babi. Semua bahasa binatang disebut bahkan sampai mengutuk mereka dengan sebutan sebagai kata kata kutukan untuk mengutuk game busuk ini.
Walaupun pada akhirnya dirinya berhasil menamatkannya.
***
5 tahun telah berlalu, dan kini dirinya sedang memacul-macul tanah diiringi dengan nyanyiannya yang sesuai dengan apa yang dilakukan saat ini.
"Bekerja, Bekerja,beker...ja... Tiada satu yang duduk termenung~"
Ia pun memasukkan tanah tersebut kedalam sebuah karung dan sudah ada 200 karung yang ia kumpulkan.
"hahhh... Jadi begini yang dirasakan pendahuluku saat dijajah belanda dan jepang. Tapi setidaknya disana tidak ada diskriminasi gender " ujarnya yang menatap sinis kepada seseorang dibelakangnya
Dibelakang terdapat kakak perempuannya Serena yang mengenakan gaun yang indah.
"tcih... Aku benci sekali semua wanita didalam dunia game ini"
Kemudian Serena pun datang menghampirinya dengan anggun.
"Raviel kau dipanggil oleh nyonya Mary dikediamannya."
Dirinya menaruh rasa curiga karena tak biasa dirinya tiba tiba dipanggil kecuali tentang hasil kerjaku, dan itu pun tidak sampai masuk kedalam kediamannya.
Yang dipanggil masuk kedalam kediaman nyonya Mary ialah dirinya, Ayah, serta adiknya Nick. Saat didalam rumahnya yang begitu megah, dirinya dipaksa untuk menikahi wanita tua berumur 60 tahun dan make up yang begitu norak bisa dilihat dari lipstiknya yang terlalu tebal sekali
"aku menolak!! " seruannya
"apa-apaan kau ini. Apa kau tidak tahu rasa terima kasih dariku!? " balas nyoya Mary
"eh ini bukan masalah tahu terimakasih atau tidak. Tapi mikirlah, diusiaku sekarang ini seharusnya diriku masuk ke sekolah untuk mencari pasangan hidup, bukannya harus menikahi dengan nenek tua seperti dia"
"jangan asal bicara temanku itu lebih kaya dari keluarga kita ia kehilangan suaminya saat peperangan 5 tahun yang lalu, aku melakukan ini karena kita punya hutang dengan keluarga Ashford"
"gak akan... Mau sekaya apapun dia bahkan jika kekayaannya sebanyak kekaisaran sekalipun tidak akan" jawabnya
Mendengar penolakan tersebut, ia tidak memaksanya lagi seperti sebelumnya.
"oh tak masalah jika kau tak mau. Lagipula masih ada adikmu disini" ujarnya yang melirik Nick disamping ayah mereka.
Disini ia merasa tidak enak karena sampai harus melempar tanggung jawabnya kepada adiknya. Karena masalah yang dihadapinya adalah soal hutang, jadi ia sudah memutuskannya.
"kalau ada uang tak masalahkan? "
Mendengar kalimat itu keluar, dirinya merasa begitu tertarik dengan tindakannya karena hutang yang dimiliki keluarganya cukup begitu banyak bagi bangsawan.
"baiklah aku terima,akan kuberikan waktu kau selama 2 minggu. Jika selama 2 minggu kau tidak kunjung kembali, Nick akan kunikahkan dengan temanku. "
Dengan penuh keyakinan ia mengiyakannya, walau dilain hati dirinya merasa tidak enakan jika adiknya digunakan sebagai taruhannya.
"baiklah aku terima!" ucap tegas darinya.
***
1 jam setelah membuat kesepakatan kepada wanita tua itu, ia meminta maaf terlebih dahulu sebelum berpamitan kepada keluarga yang sungguh sungguh dirinya anggap keluarga.
"maafkan kakak Nick, karena keegoisan kakak, kamu harus jadi taruhannya" ucap Raviel yang menundukkan kepala dihadapan adiknya
"ya... Tak masalah, lagipula aku percaya pada kak Raviel. Tak mungkin kak Raviel menerima taruhan dari nyonya Mary jika tidak yakin bukan? "
Raviel merasa terharu mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut adiknya.
"Nick... "
"ayah sudah menyiapkan kapal udara untukmu, meskipun murah ini cukup untuk mengangkut 10 orang sekaligus" ucapnya yang baru saja mengecek kapal udaranya.
Setelah itu Raviel memeluk Nick dan Ayahnya begitu erat serta sebagai ucapan berterimakasih telah mempercayai dirinya.
Ia pun segera menaiki kapal udara yang terbuat dari bahan dasar kayu tersebut dan segera pergi dari pulau melayang yang ia tempati selama ini.
***
4 jam telah berlalu dari berlayar, dirinya hanya berbekalkan pedang,kompas serta senapan angin dengan 20 amunisi. Ia pergi mencari harta karun yang ia cari yakni kapal udara tempur yang beli dari sistem gacha didunia nyata yang bernama Alexander yang mereferensikan karakter sejarah yakni Alexander The Great.
"seharusnya sebentar lagi. Menurut semua ingatan yg kupunya, dia berada disegitiga bermuda didunia ini dibagian barat daya."
Ia melihat langit gelap yang mulai memutar diatas kapalnya yang menandakan aka terjadinya badai.
"sial bahaya! Jika begini terus... "
Ketika dirinya melihat kebawah terlihat sedikit cahaya bersinar dilautan. Membuat dirinya tersenyum puas.
"akhirnya ketemu. "
Kapal udaranya tersedot keatas terbawa arus angin, membuat kapal udaranya hancur secara perlahan-lahan sedangkan dirinya terus memegang erat sisi kiri kapal sampai kapalnya hancur dan dirinya terbawa angin.
"Ghhaaaa!!.... "
***
Selama dirinya tidak sadarkan diri, ia berada disebuah goa yang tidak begitu gelap karena batu batu sihir yang menyelimuti dinding Goa tersebut.
Perlahan demi perlahan ia mulai mendapatkan kembali kesadaranya lalu melihat sekitar.
"apakah benar ini tempatnya?" tanyanya
Dirinya mulai bangun dan ketika ia melihat lagi sekelilingnya, tidak ada puing puing kapal udaranya sama sekali. Bahkan ketika Ia melihat kompas miliknya, benda itu terus berputar putar tanpa henti.
"sepertinya begitu ya... " ujarnya
Meskipun kesimpulannya benar, tetapi mengapa hanya benda benda yang melekat pada tubuhnya saja yang sampai sedangkan lainnya seperti puing-puing kapal dan layarnya tidak terlihat sama sekali.
Ia terus berjalan kedepan dan melihat segerombolan skeleton. Karena mereka belum menyadari kehadiran dirinya, ia terus memantau dari kejauhan dan memprediksi apakah dirinya sanggup menghadapin atau tidak.
"4...5...6... Totalnya sepuluh, masing-masing dari mereka memegang pedang yang sudah usang. Tidak ada objek benda yang bisa kupakai untuk perlindungan. Yolo aja kali ya?" pikirnya.
Setelah menentukan pilihannya, ia memutuskan untuk maju menerobos mereka semua.
Ia mengambil sebuah batu ditanah dan melemparkannya dengan keras ke arah segerombolan skeleton.
Plak!
1 serangannya berhasil mengenai, skeleton tersebut langsung tumbang. Melihat rekannya diserang, 9 skeleton sisanya langsung berlari mendekati Raviel.
Raviel segera menghunuskan pedang kedepan dan bersiap untuk mengayunkan pedangnya.
"ayo majulah kalian semua! " teriak Raviel.
Ketika jaraknya 5 meter, ia pun memasang kuda kuda bertarung.
"terimalah serangan pamungkasku. Gaya bertarung Amerika "
Ia langsung melempar pedangnya mereka lalu mengambil shotgun yang menempel dibelakang punggungnya dan menembak mereka dengan 1 tembakan shotgun
Duar!
Dalam sekejap segerombolan skeleton itu hancur menjadi pecahan tulang belulang tidak beraturan.
"nah sekarang sisa kau seorang" ucapnya dengan senyum joker diwajahnya.
Sreng!
"huhhh.... Selesai juga "
Dirinya telah membereskan para skeleton dengan teknik pedang dan gaya bertarung Amerika.
***
Ia melanjutkan lagi perjalanan. Baru saja berjalan selama 5 menit, dirinya telah disambut oleh sebuah pintu gerbang yang sangat besar sampai kelangit langit Goa.
Raviel sudah berada didepan pintu tersebut. Ia menarik nafas panjang karena mendorong pintu sebesar itu seorang diri pasti membutuhkan tenaga yang sangat besar.
"hhmpphhss hhaa... Se-no... Ngghhnnnn!! Hhaa.... Ngghhhhhh... Hhahhh hahhh... Demi kekuatan Anime!! Ngghnnn!! "
Dengan kekuatan animenya yakni semangat Wibu, dirinya berhasil mendorong pintu gerbang sebesar itu seorang diri
Setelah selesai dia dorong, ia langsung duduk ditanah dan nafasnya langsung terengah-engah.
"hahhh... Hahhhh... Nnhhaaaa... Siapa sih yang ngide buat pintu segede kanjut badag kayak begitu "
Setelah nafasnya sudah kembali normal kembali, ia berdiri kembali secara perlahan meski nafasnya sudah normal dirinya masih saja kelelahan.
"ayo... Semangat Raviel, demi bisa menikahi gadis spek waifu animemu" ujarnya.
Setelah menyemangati dirinya, ketika sudah merasa lebih baik, ia baru menyadari sesuatu jika dirinya sekarang ini bukan berada didalam Goa lagi melainkan disebuah Kuil terlihat dari sebuah Altar yang sama dikeempat sisi dan 1 altar ditengah mereka yang berbeda sendiri.
"haruskah aku pergi ketengah altar itu? " tanyanya.
Sesaat ia melihat kembali ke 4 altar itu dengan seksama, dirinya baru menyadari jika ada 4 jasad disetiap altarnya.
Hawa disekitarnya memberikan semakin banyak tekanan kepada tubuh serta batinnya. Keringat dingin mengucur kekuar dari tubuhnya serta dirinya menelan ludahnya sendiri dan mulai merasakan sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan oleh akal manusia.
"Gluph... Kalau ini game Soulslike pasti sudah kuterobos, tapi melihat keadaan seperti ini aku jadi ragu untuk maju"
Dirinya mengepal kedua tangannya dan merasa untuk kembali dan menerima takdirnya untuk menikahi wanita tua. Tetapi ia mengingat kalimat yang dikatakan ayahnya sendiri dikehidupan sebelumnya.
"ingat nak, meskipun ada godaan yang menggiurkan dihadapanmu jangan pernah kau coba-coba untuk mendekatinya. Semakin kau tergoda semakin jauh kau terjatuh kedalam jurang kegelapan. "
"lantas? Apa yang harus kulakukan? Tidak semua orang bisa menahan sebuah godaan" tanyanya
"itulah mengapa ayah selalu mengambil cara yang dikatakan kakekmu nak. Semakin sulit jalan yang kau tempuh semakin indah pula akhir perjalananmu nanti"
Kini dirinya langsung memukul kedua pahanya dengan keras
Bugh!
"benar kata ayah. Aku tidak boleh tergiur oleh godaan mak lampir itu. "
Ia berdiri tegak dan penuh dengan tatapan keberanian melihat altar tersebut.
"orang-orang yang mati disini pasti adalah mereka yang tidak layakan terhadap kuil ini. Kalau begitu izinkan aku membuktikannya padamu, jika aku layak "
Dirinya segera berjalan menuju altar tengah. Ketika jaraknya tersisa 2 meter dari altar, Raviel langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.
-To Be Continued-