Saat situasi mulai berbalik, langit di atas Kota Qiandu tiba-tiba berubah. Aura gelap yang tadi menyelimuti perlahan-lahan menghilang, meninggalkan langit malam yang kembali tenang, diterangi cahaya rembulan.
Lian Chen, dengan Batu Pusaka Langit yang bersinar di jantungnya, cahaya itu terpancar melalui dadanya, membuatnya tampak seperti sosok pahlawan dari legenda. Matanya bersinar tajam, memancarkan keyakinan yang belum pernah ia tunjukkan sebelumnya. Tubuhnya dipenuhi qi yang menyatu dengan energi alam, menciptakan aura luar biasa.
Sementara itu, sebuah simbol bercahaya muncul di udara—simbol keselarasan kosmik yang berasal dari dalam tubuhnya. Simbol itu diperoleh Lian Chen saat mengalami pencerahan di dalam Dimensi Harmoni di Kuil Pelindung Langit. Simbol bercahaya tersebut terus mengitari tubuh Lian Chen, yang bersinar akibat pancaran cahaya dari Batu Pusaka Langit di jantungnya. Cahaya-cahaya itu kemudian beresonansi dengan Energi Formasi Jingliu, yang akhirnya aktif sepenuhnya, menciptakan lingkaran energi cahaya yang mengelilingi seluruh kota dan menyegel Duo Bayangan Hitam dalam batas energi kota.
Melalui Formasi Jing Liu yang sepenuhnya aktif, Kota Qiandu kini dipenuhi dengan pancaran cahaya biru yang berdenyut seperti aliran air. Lingkaran pelindung formasi menciptakan penghalang energi yang menyelimuti Duo Bayangan Hitam, membuat mereka terisolasi dari dunia luar.
Lian Chen melayang di udara dengan Aura yang menekan, qi yang ia pancarkan terasa seimbang antara kekuatan dan harmoni. Batu Pusaka Langit di jantungnya bersinar terang, menyinkronkan dirinya dengan energi Formasi Jing Liu. Dalam keadaan ini, kekuatannya mencapai tingkat yang bahkan Yan Xie dan Yin Lei tidak bisa abaikan.
Yan Xie, yang biasanya penuh percaya diri, kini menunjukkan ekspresi waspada. Ia memfokuskan energinya, menciptakan pusaran gelap di sekeliling tubuhnya. "Anak muda ini… tidak biasa," gumamnya sambil menatap tajam ke arah Lian Chen. "Yin Lei, kita tidak boleh main-main lagi."
Yin Lei, yang masih merasa terganggu oleh intervensi Huai Tian sebelumnya, mengangguk singkat. Ia menarik nafas dalam, lalu menekan kedua telapak tangannya ke tanah. Dari bawah kakinya, bayangan pekat menyebar, mencoba mencemari energi formasi yang mengurung mereka. Namun, Formasi Jing Liu yang kini diperkuat oleh Batu Pusaka Langit dan simbol keselarasan kosmik tetap stabil, memantulkan upaya Yin Lei dengan gelombang balik yang memaksa bayangan itu surut.
Lian Chen turun perlahan, berdiri di hadapan Zhang Tianyi dan Zhou Yan yang terluka. "Kepala Paviliun, Tuan Zhou, Serahkan sisanya padaku."
Zhou Yan, yang sudah kesulitan berdiri, hanya bisa mengangguk. "Hati-hati, Lian Chen. Mereka bukan lawan biasa."
Zhang Tianyi meletakkan tangannya di bahu Lian Chen. "Terimakasih sudah membantu kami semua dan Kota Qiandu." Ia lalu mundur bersama Zhou Yan, memberikan ruang bagi Lian Chen untuk menghadapi Duo Bayangan Hitam sendirian.
Yan Xie melangkah maju, energinya bergetar dengan intensitas yang memecahkan batu di sekitarnya. "Kau pikir hanya karena formasi ini aktif, kau bisa mengalahkan kami?" Ia mengangkat tangannya, menciptakan tombak energi gelap yang terlihat seperti manifestasi dari kehancuran itu sendiri.
Lian Chen tidak menunjukkan rasa takut. Dengan satu gerakan, ia mengangkat tangannya, membentuk perisai air yang bersinar biru dari energi Formasi Jing Liu. Tombak Yan Xie meluncur dengan kecepatan luar biasa, menghantam perisai Lian Chen. Ledakan yang dihasilkan mengguncang seluruh alun-alun, tetapi perisai Lian Chen tetap utuh.
"Kau terlalu mengandalkan kekuatan destruktif," kata Lian Chen dengan tenang. "Kekuatanmu tidak akan pernah melampaui sesuatu yang dibangun dari keseimbangan."
Yin Lei mendekat dan menyusun serangan dari sisi lain. Ia menciptakan cakar energi besar dari bayangan yang dikendalikannya, mencoba menyerang Lian Chen dari arah yang tak terduga. Namun, sebelum cakar itu menyentuhnya, Lian Chen melangkah dengan tenang dan mengaktifkan teknik yang baru saja ia pelajari melalui sinkronisasi dirinya dengan energi Formasi Jingliu, "Gelombang Harmoni Jingliu." Energi dari formasi itu mengalir melalui tubuhnya, menciptakan ledakan lembut yang menghilangkan cakar bayangan tersebut dalam sekejap.
Yin Lei mundur dengan ekspresi terkejut. "Mustahil! Anak ini… bisa mengendalikan energi formasi sepenuhnya?"
Yan Xie tidak peduli. Ia maju lagi, meluncurkan serangkaian pukulan energi gelap yang menghancurkan tanah di sekitar mereka. Namun, Lian Chen dengan tenang menghindari serangan itu, gerakannya seperti air yang mengalir, tak terhalang oleh apapun.
Dalam momen itu, Lian Chen merasa harmoni antara tubuh, jiwa, dan energi alam mencapai puncaknya. Batu Pusaka Langit menyala semakin terang, dan ia merasakan kekuatan baru yang mulai terbuka di dalam dirinya. Ia memusatkan qi ke dalam teknik kuno yang telah ia pelajari tetapi belum pernah ia gunakan secara penuh: Cakar Dimensi Ilahi.
Dengan satu gerakan, ia membuka celah dimensi kecil di udara, membuat Yan Xie dan Yin Lei terkejut. Dari celah itu, muncul cakar energi yang memancarkan cahaya biru dan emas, melambangkan harmoni antara kehancuran dan penciptaan. Cakar itu meluncur dengan kecepatan yang tidak bisa dihindari, menyerang Duo Bayangan Hitam dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan penghalang energi gelap mereka.
Yan Xie dan Yin Lei terlempar, tubuh mereka terluka parah. Energi gelap yang menyelimuti mereka mulai memudar, dan untuk pertama kalinya, mereka tampak rapuh.
"Ini belum selesai!" teriak Yan Xie, mencoba bangkit. Namun, sebelum ia sempat menyerang lagi, suara lonceng dari Kuil Pelindung Langit berbunyi sekali lagi, kali ini lebih keras, lebih bergema.
Huai Tian muncul kembali, berdiri di belakang Lian Chen. Dengan satu gerakan tangannya, ia memfokuskan energi harmoni dari seluruh formasi ke arah Duo Bayangan Hitam. Cahaya lembut tetapi tak terhindarkan menyelimuti mereka, mengunci energi gelap mereka sepenuhnya.
"Kalian telah gagal," kata Huai Tian dengan nada tenang. "Pergilah, sebelum kehancuran kalian menjadi mutlak."
Yan Xie dan Yin Lei, meski terluka, menyadari bahwa mereka tidak bisa melawan lebih lama. Dengan sisa kekuatan mereka, mereka melarikan diri, meninggalkan Kota Qiandu dalam keadaan porak poranda tetapi tetap bertahan.
Lian Chen menghela napas, tubuhnya terasa lelah, tetapi hatinya tenang. Zhou Yan dan Zhang Tianyi mendekat, menatapnya dengan bangga.
"Kau berhasil, Lian Chen," kata Zhang Tianyi.
Lian Chen hanya tersenyum tipis. Dalam hatinya, dia yakin bahwa ancaman dari Sekte Kegelapan ini hanyalah permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar.
Setelah Duo Bayangan Hitam melarikan diri, suasana di Kota Qiandu terasa hening. Penduduk yang sebelumnya bersembunyi mulai keluar dengan hati-hati, menatap kehancuran di sekitar mereka. Puing-puing bangunan dan jejak energi gelap masih terasa, meski formasi Jing Liu perlahan-lahan menyerap residu negatif itu.
Zhou Yan, meski terluka, segera memimpin beberapa penjaga untuk memeriksa situasi kota dan memastikan tidak ada ancaman tambahan. Zhang Tianyi berdiri di samping Lian Chen, mengamati pemuda yang kini telah menunjukkan kemampuan yang bahkan melampaui dirinya, yang dikenal sebagai Pengawal Jingliu sekaligus Kepala Paviliun Pemula Qi di usianya yang ke-48 tahun.
"Kau telah menunjukkan keberanian dan kekuatan, Lian Chen," kata Zhang Tianyi. "Tapi sepertinya mereka dari Sekte Kegelapan tidak akan melepaskanmu begitu saja. Mereka berambisi merebut Batu Pusaka Langit yang ada padamu. Kau harus menjadi lebih kuat lagi sebelum mereka kembali mencarimu."
Lian Chen mengangguk, setuju dengan kata-kata Kepala Paviliun Qi, Zhang Tianyi. Kekuatan dari Duo Bayangan Hitam telah menunjukkan bahwa Sekte Kegelapan memang kuat, bahkan lebih kuat dari yang diperkirakan.