Perang pun pecah, di bawah langit yang suram, dua aliansi berdiri di ambang kehancuran. Di barat, Aliansi Timor memancarkan keagungan dengan bendera-bendera keemasan yang berkibar di atas pasukan mereka. Mereka adalah pelindung dunia lama, menjaga tradisi dan kepercayaan kuno. Para ksatria berbaju zirah cemerlang, para penyihir dengan tongkat bercahaya, dan para imam yang membawa doa-doa penuh harapan adalah wajah dari keyakinan mereka bahwa dunia harus tetap berada dalam harmoni.
Namun, di seberang medan perang, Aliansi Kaitsu berdiri kokoh. Mereka menolak tunduk pada masa lalu, menginginkan kebebasan untuk menciptakan dunia baru tanpa batasan tradisi. Pasukan mereka terdiri dari makhluk-makhluk buas, penjinak bayangan, dan para pemimpin yang telah bersumpah untuk meruntuhkan setiap tembok yang membatasi kebebasan. Bendera hitam mereka, dihiasi simbol bulan sabit berdarah, melambangkan kehendak untuk menghancurkan apa yang disebut dunia lama.
"Serang Mereka!!", Teriak sang pemimpin dari Aliansi Timor.
Bola api di lemparkan ke arah pasukan Aliansi Kaitsu.
"Tahan bola api itu! Jangan sampai mengenai kita!"
Seluruh penyihir di kerahkan untuk memadamkan bola api yang datang kearah mereka, sekaligus untuk menghancurkan bola api tersebut. Usaha mereka berhasil, bola Api yang datang ke arah mereka berhasil padam dan arahnya berhasil di belokkan, namun arah dari belokkan bola tersebut mengarah ke arah Camp A, yang dimana disitu ada beberapa tim medis dan pasukan cadangan.
"Ne bosh no tiar!! run!!"( Ada bola raksasa yang datang ke arah kita!! kabur!! )
"Sos nea ti mati! ro te archon jela selamat.."( Kita akan mati! ya tuhan, selamatkan kami.. )
Pasukan yang berada di Camp A pun sadar jika ada bola raksasa yang datang ke arah mereka dengan kecepatan tinggi, hal yang bisa mereka lakukan hanya berteriak, lari, berdoa, dan menangis.
Dengan sekejap bola tersebut menghantam Camp A yang menyebabkan ledakan besar di daerah tersebut, yang ternyata bola tersebut mengandung Sulfur yang jika terhantam akan menyebabkan ledakan.
Sementara itu, di medan perang.
"Lipa no tiar bosh te Camp A?" ( Apakah pasukan di Camp A terkena bola itu? ), Ucap Pemimpin
Aliansi Kaitsu,
"Sis ti mati kapten.." ( Mereka sudah mati kapten.. )
Setelah mendengar perkataan tersebut, Pemimpin Aliansi Kaitsu tidak terima apa yang sudah terjadi, ia langsung mengerahkan seluruh pasukannya untuk menyerang balik kepada Aliansi Timor.
"Konosis temo tila.. Camp A no ris ma uli!!" ( Ini tidak bisa dibiarkan.. Kita harus membalas apa yang sudah terjadi pada Camp A!!)
Pemimpin Aliansi Kaitsu sekilas menyadari bahwa Aliansi Timor tidak dapat dikalahkan dengan cara berperang saja, dan ia menyadari bahwa Aliansi nya akan mengalami kekalahan dan keinginan mereka yaitu kebebasan dan menciptakan dunia baru akan gagal.
Karena tidak ada cara lain, ia pun menggunakan
"Ya archon.. li pak sins uta wa sor, ila dosa dan raga wi keluarkan, don mei na unmei si wa hancur.. Timor ke RAK" ( Ya tuhan.. kali ini aku menggunakan kekuatanmu, seluruh dosa dan raga kukeluarkan, masa lalu dan masa depan akan hancur, Aliansi Timor.. datanglah ke neraka! )
Genesis pun digunakan begitu saja oleh Pemimpin Aliansi Kaitsu dengan tujuan menghancurkan Aliansi Timor. Namun, penggunaan Genesis ini adalah pilihan yang sangat tidak tepat untuk Aliansi Kaitsu, karena Aliansi Kaitsu memiliki catatan dosa pada Heavenly Imperion, dosa ini terbentuk dikarenakan Pemimpin Aliansi Kaitsu yang pertama tidak mematuhi peraturan yang dibentuk oleh Archon ke-2, Namun hal tersebut tidak membuat Aliansi Kaitsu pergi ke neraka, dan hanya diberikan peringatan yaitu dosa.
Tak lama setelah Genesis tersebut digunakan, langit yang tadinya suram, menjadi lebih suram lagi dengan datangnya awan hitam yang sangat tebal mengelilingi langit pada medan perang tersebut.
Tiba-tiba, petir yang sangat kuat dan ganas pun menyambar ke arah Pemimpin Aliansi Kaitsu.
Peperangan pun yang tadinya sangat sengit dan seperti tak dapat dihentikan tiba-tiba berhenti, seluruh pasukan melihat kearah Pemimipin Aliansi Kaitsu yang terkena sambaran petir, yang ternyata disampingnya ada sesosok entitas melayang yang memiliki sayap dan fisik seperti asap yang diduga adalah sosok Archon ke-3.
"Sepertinya, dia sudah mengerahkan Genesisnya", Ucap Pemimpin Aliansi Timor.
Pemimpin Aliansi Timor sepertinya sadar, bahwa Pemimpin Aliansi Kaitsu telah menggunakan Genesis, dan ia teringat jika Aliansi Kaitsu memiliki dosa yang masih tercatat pada Heavenly Imperion.
Ditengah heningnya situasi yang baru saja terjadi, tiba-tiba ada serangan solar beam yang mengarah ke arah Archon ke-3, serangan tersebut berhasil disadari oleh Archon tersebut dan berhasil diserap.
Serangan tersebut ternyata berasal dari entitas lain yang tidak diketahui, entitas tersebut berbentuk seperti manusia pada umumnya, namun entitas tersebut memiliki jubah hitam, aura berwarna hitam dan mata yang berwarna merah, serta mahkota emas di kepalanya.
"Sesungguhnya, siapapun yang menyentuh dunia ini tanpa izin dariku, maka ia akan musnah dihadapanku", Ucap Sang Archon dengan suara bergema seperti gemuruh petir.
"Hahaha! apa yang sedang kau bicarakan ha? ucapan itu seharusnya diucapkan oleh Aetherion, bukanlah makhluk sampah seperti dirimu!", Ujar Entitas Tidak Diketahui.
Tanpa basa basi lagi, Entitas tersebut memunculkan sebuah tongkat dengan kekuatannya, lalu tongkat tersebut diangkat dan menyalurkan kekuatannya ke awan hitam yang menyelimuti medan perang, awan tersebut pun mengeluarkan petir petir yang sangat kuat dan dahsyat yang menyerang ke pasukan pasukan yang ada di medan perang, pasukan pasukan tersebut berlari kesana kemari karena ketakutan.
"Hahaha! Sangat mudah sekali mengendalikan planet yang satu ini! mengapa Aetherion mau merekrut dewa dewa seperti kalian untuk memimpin dunia yang hebat ini"
"Aether seharusnya menyesal tidak menjadikanku dewa penerusnya, dia seharusnya sedang menangis! karena melihat dunianya dipimpin oleh dewa sepertimu! menyedihkan sekali.."
Sang Archon pun tak bisa tinggal diam, ia mengeluarkan pedangnya dengan kekuatannya, lalu langsung berpindah tempat ke sebelah Entitas tersebut dan melawannya. Ia menahan Entitas tersebut menggunakan tangan kekuatannya dan melemparnya ke tanah dengan sangat keras, Entitas tersebut terlihat tidak berkutik dikarenakan kecepatan Sang Archon dan teknik menyerangnya lebih mematikan dibanding Entitas tersebut, Ia membuat semacam lingkaran segel yang bernama Deathseal di sekitar Entitas tersebut, dan mengikatnya dengan rantai, lalu Deathseal tersebut berputar dengan sangat cepat dengan tujuan memisahkan atom atom dan membuat sebuah portal.
"Yang mulia Aetherion seharusnya malu memiliki rekan seperti dirimu.."
"Kamu juga seharusnya menyesal sudah memasuki dunia ini, karena dirimu akan hilang untuk selamanya", Ucap Sang Archon.
Namun, hal yang tidak terduga pun terjadi, disaat Entitas tersebut sedang terikat di Deathseal, tiba tiba Sang Archon di serang dari belakang yang membuatnya terjatuh ke tanah, yang membuat Deathseal tersebut terbatal, Ia berusaha untuk bangun namun tidak bisa, yang ternyata dirinya di tahan oleh sebuah kekuatan yang tidak diketahui kekuatan apa.
Kekuatan tersebut ternyata berasal dari Entitas itu sendiri yang sudah menaruh Clone yang sudah di siapkan oleh dirinya sebelum dirinya memunculkan diri, dirinya yang asli ternyata bersembunyi di Unknown Dimension, dan dirinya yang palsu lah yang memunculkan dirinya sejak awal.
"HAHAHA! Dasar dewa bodoh!"
"Sekarang, ucapkan permintaan terakhirmu sebelum kuserap seluruh kekuatanmu.." , Ucap Entitas Tidak Diketahui
Sang Archon mengetahui bahwa dirinya sudah tidak bisa melakukan apa apa lagi kecuali mengucapkan permintaan, dirinya tidak dapat berkutik lagi dikarenakan kekuatan yang tidak diketahui yang menahan dirinya, dirinya hanya bisa pasrah dan mengucapkan kata kata terakhir.
"Biarkan aku menepati janji sebagai seorang dewa, Penerus"
"Kamu juga sudah berjanji kepada Yang mulia Aetherion untuk tidak melenyapkan kehidupan di dunia ini"
Entitas tersebut menuruti permintaan Sang Archon dan membiarkan Sang Archon menciptakan penerusnya menggunakan satu jari, yang sebenarnya satu jari saja sudah beresiko untuk Entitas tersebut, namun Sang Archon sepertinya sudah tidak ingin menjadi Archon lagi dan membutuhkan seorang penerus.
End of Prologue.