Rosalie menemukan kelegaan di sebuah kursi goyang yang nyaman di samping perapian yang berderak, sementara Aurora, sahabatnya yang setia, menduduki kursi di sebelahnya, sepenuhnya asyik dengan bordiran bunganya yang halus.
Tenggelam dalam lamunannya, sebuah lipatan tegas terukir di dahi Lady Ashter. Dengan tatapan penuh intensitas, ia dengan tekun menuliskan pikirannya pada halaman-halaman buku catatan yang telah menguning dan tua, namun, usahanya berakhir pada serangkaian gerakan frustasi, menghapus semua jejak karya yang sebelumnya.
Kekhawatiran atas jari-jari halus majikannya dan nasib malang dari buku catatan itu memaksa si pembantu untuk menghentikan tugasnya sendiri. Dia mencoba untuk menanggapi masalah dengan kecemasan yang tulus, suaranya perpaduan antara perhatian dan keingintahuan,
"Maafkan saya, Nyonya Saya, tetapi mungkinkah sesuatu yang mengganggu Anda? Anda sudah cukup lama berjuang dengan buku catatan Anda."
