Chereads / EZORA -Myosotis Forever- / Chapter 10 - -Wajib Militer-

Chapter 10 - -Wajib Militer-

Pemerintah berada dalam kebingungan besar karena serangan Erura sudah menyebar ke berbagai distrik. Mereka berhasil menghancurkan dinding laser pertahanan dengan mudah, menandakan ancaman yang lebih serius. Meskipun Erura tidak muncul setiap hari, serangannya selalu terjadi pada hari-hari tertentu di malam hari, namun belum ada yang berhasil menemukan polanya.

Pasukan militer yang diterjunkan untuk melindungi penduduk terus mengalami kekalahan besar akibat kurangnya informasi mengenai Erura. Banyak anggota militer yang menjadi korban, hingga jumlah pasukan yang tersisa menipis secara drastis. Dalam upaya mencari solusi, pemerintah mengadakan rapat besar di Istana Negara.

Di ruang rapat yang megah, Aaron, Menteri Pertahanan, mengusulkan langkah kontroversial. "Kita harus menerapkan wajib militer untuk semua anak di atas usia 15 tahun! Ini satu-satunya cara untuk meningkatkan jumlah pasukan kita dalam waktu singkat," serunya dengan nada tegas.

Pernyataan itu segera memicu perdebatan sengit. Hyra, seorang panglima militer senior yang sangat disegani, berdiri menentang usulan tersebut. "Tuan Aaron, ini gila! Anak-anak seusia itu terlalu muda untuk berada di medan perang. Kita tidak bisa mempertaruhkan masa depan mereka seperti ini."

Namun, Aaron tetap bersikeras. "Apa kau tidak melihat kenyataan, Jendral? Pasukan kita hampir habis! Jika kita tidak melakukan sesuatu sekarang, Erura akan menghancurkan kita semua."

Kai Antralyzeford, sang presiden, yang sejak tadi diam mendengarkan argumen mereka, akhirnya angkat bicara. "Cukup. Saya mengerti kekhawatiran kalian. Namun, ini situasi darurat. Kita akan mengadakan voting," katanya dengan suara tenang namun penuh wibawa.

Hasil voting itu membuat semua orang terdiam. Dengan mayoritas suara, usulan wajib militer disetujui. Kai menghela napas berat sebelum memberikan keputusan final. "Meski ini keputusan yang sulit, kita tidak punya pilihan lain. Saya akan segera mengumumkannya kepada publik."

Di markas Lost, suasana hening. Semua anggota berkumpul di ruang utama, menatap layar besar yang menampilkan siaran langsung pengumuman Presiden Kai. Ezora, Asharu, Light, Lina, dan Magi duduk bersama di sudut ruangan, wajah mereka dipenuhi kecemasan.

Kai muncul di layar dengan ekspresi serius.

Kepada seluruh warga negara, saya membawa kabar penting. Dalam menghadapi ancaman Erura yang semakin meningkat, kami telah mengambil keputusan berat. Mulai hari ini, wajib militer akan diberlakukan bagi semua warga berusia 15 tahun ke atas. Kami memahami bahwa ini adalah langkah yang sulit, tetapi ini demi keselamatan kita semua. Kami meminta kerja sama dan pengorbanan dari seluruh masyarakat. Bersama, kita akan menghadapi ancaman ini dan melindungi masa depan kita.

Ezora merasakan dadanya sesak mendengar keputusan itu. Ia melirik ke arah Light yang wajahnya sulit ditebak.

"Ini gila," gumam Lina, memecah keheningan. "Mereka benar-benar memaksa anak-anak untuk bertarung."

Asharu mengepalkan tangannya. "Apa mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan keluarga mereka? Seusia itu bahkan mungkin belum pernah memegang senjata."

Light akhirnya angkat bicara. "Kita tidak bisa menentang keputusan ini. Kita adalah organisasi rahasia yang tunduk pada aturan pemerintah, meskipun sulit."

Magi, yang sejak tadi diam, menatap layar dengan ekspresi datar. "Keputusan ini mungkin terlihat kejam, tapi dalam situasi seperti ini, tidak ada pilihan yang mudah."

Vazer masuk ke ruangan, membuat semua mata tertuju padanya. "Semua anggota Lost akan mengikuti aturan ini, termasuk kita yang berada di sini. Beberapa dari kalian akan dikirim ke akademi militer sebagai agen ganda."

Light menoleh, tampak terkejut. "Apa saya termasuk?"

Vazer mengangguk. "Ya. Kau akan menggunakan nama samaran Ray Zereth."

Lina menambahkan, "Sebagian besar dari kita sudah menjalani pelatihan bertahun-tahun. Jadi, meskipun situasi mendesak seperti ini, kita lebih siap dibandingkan mereka yang baru dipanggil."

Vazer menatap seluruh anggota dengan serius. "Tapi ingat, kita masih harus melanjutkan penelitian mengenai Erura sebelum menurunkan anggota Lost ke medan tempur. Kita tidak hanya bertarung; kita mencari jawaban."

Keesokan harinya, Light bersiap untuk keberangkatannya ke akademi militer. Sebelum pergi, ia menghampiri Ezora di ruangannya, membawa sebuah pot kecil berisi tunas bunga. "Ezora, aku ingin kau menjaga dan merawat bunga ini. Bunga ini adalah simbol harapan dan kenangan. Jangan biarkan apapun menghancurkannya."

Ezora memeluk pot itu dengan hati-hati, menatap Light dengan mata berkaca-kaca. "Ini... bunga Forget-Me-Not. Kakak akan kembali, kan?"

Light tersenyum tipis, menepuk kepala Ezora. "Tentu saja. Aku selalu ada untukmu."

Lina dan Asharu mengantar Light sampai pintu keluar. Magi, seperti biasa, mengamati dari kejauhan dengan ekspresi sulit ditebak. Namun, sebelum Light pergi, Magi berkata, "Jangan buat masalah di sana, Ray Zereth. Kau tahu kita tidak bisa kehilanganmu."

Light hanya mengangguk, lalu melangkah pergi, meninggalkan markas Lost untuk sementara waktu. Di belakangnya, Ezora, Asharu, Lina, dan Magi berdiri bersama, menatap kepergiannya dengan perasaan campur aduk.