"Serigala setan?!" Suara Esme melengking saat ia bergerak mundur pelan, keningnya berkeringat. Cahaya oranye dari api terdekat menerangi profil sampingnya, menonjolkan wajahnya yang terlihat terpaku dalam kejutan.
Serigala raksasa itu merayap kedepan, matanya yang seperti api berkobar dengan lapar akan darah saat ia mengendus mendekati sosoknya yang kecil, hidungnya bergerak-gerak. Dari mulutnya terdengar dengusan mengancam, dan napasnya berbau busuk apa adanya, membuat Esme merasa mual dari dasar perutnya.
Dia hampir tidak sempat bereaksi ketika empat serigala setan lainnya muncul dari reruntuhan bencana. Tiga dari serigala setan itu dengan cepat berubah wujud menjadi manusia, kehadiran mereka disertai tawa yang mengirimkan kedinginan ke tulang punggung Esme.