Di akhir pelatihan, Esme berjalan kembali ke dalam bayang-menara. Tubuhnya hampir tak bisa bergerak lagi.
Kakinya terasa sangat sakit, otot-ototnya tegang dan nyeri dari putaran yang tak kenal lelah dan latihan yang Revana berikan padanya. Setelah segalanya, kekecewaan Revana masih terlihat jelas, karena dia menyelesaikan semua putaran dalam sepuluh menit, yang tampaknya tidak membuat Revana bangga.
Sejujurnya, dia bersumpah bahwa dia hampir menangis ketika Revana menilai segala yang dia lakukan hari ini. Esme mendesah dalam hati, terus menaiki tangga dengan kakinya yang gemetar seakan-akan bisa roboh setiap saat. Paru-parunya masih terbakar dari penat, dan lengannya terasa berat, kelelahan menyebar ke seluruh tubuhnya seperti lelah tulang yang mendalam.
