Saat gerbang itu berderit terbuka, raungan dahsyat massa tiba-tiba jatuh menjadi sunyi, seolah mereka tidak pernah sungguh-sungguh percaya bahwa gerbang itu akan menyerah pada mereka.
Para pria dalam kerumunan itu secara naluriah mengencangkan genggaman mereka pada senjata mereka, bersiap menghadapi sergapan yang mereka takuti mungkin sedang mengintai.
Namun alih-alih para pengubah kutukan, seorang wanita muda yang sendirian melangkah maju dari balik gerbang.
Kehadirannya yang tidak terduga membuat mereka tidak stabil, sementara mata mereka melintas di sekitar area, mencari ancaman tersembunyi, tetapi tampaknya tidak ada yang lain yang sedang bersembunyi.
Ketegangan melalui kerumunan ketika kecurigaan mereka memburuk. Meskipun wanita di depan mereka bergerak dengan percaya diri yang tenang, penampilannya menjelaskan satu hal, yaitu dia bukan orang Utara seperti mereka.
