"Tentu saja aku melakukannya," jawab Catrin dengan cepat, sebelum mengulurkan tangan untuk memegang tangan Idris, menggenggamnya seolah memohon agar dia percaya pada niatnya. "Aku mencintai putri kita, Idris. Dan demi dia, aku akan memperbaiki ini. Aku berjanji. Apapun yang diperlukan, aku akan melakukannya — demi dia dan keluarga kita. Tidak kah kamu percaya padaku?"
Idris memperhatikan dia lama. Hatinya memintanya untuk percaya padanya, tetapi kemudian dia terlalu mengenal Catrin hingga tahu bahwa dia bukan orang yang mudah menyerah pada pendiriannya. Namun, sekali lagi, dia percaya bahwa seorang ibu tidak akan bersikukuh ketika menyangkut anaknya. Mungkin, insting keibuan Catrin akhirnya mengatasi kepribadiannya.
