Chapter 107 - Tidak lagi sendiri.

Arwen membuka mulutnya untuk membela diri, tetapi tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. "Jadi, rencanamu adalah membuat aku berada di pihak yang salah menurutnya?" tanya Arwen, meskipun dia tidak benar-benar percaya. Itu hanya godaan ringan.

Neneknya berdengung sebagai tanggapan, seolah-olah itu adalah hal yang paling biasa di dunia — seolah-olah berkonspirasi melawan cucunya yang berharga adalah sifat alami kedua bagi dirinya. "Tentu saja! Lagi pula, aku perlu membuatmu berada di sisiku. Aku tidak bisa membiarkan cucuku yang berharga ini mengganti favoritnya, setelah semua ini."

Arwen mengunci rahangnya, menahan keinginan untuk menggelengkan kepala. "Tak heran Ibu begitu cerdas. Dia kan memang menirumu."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS