Chapter 55 - Cium aku janjinya.

Pagi berikutnya, Arwen mulai terbangun dari tidurnya, namun rasa malas yang menggelayuti membuatnya enggan meninggalkan kenyamanan tempat tidur. Menekan pipinya lebih dalam ke bantal yang lembut, dia berusaha menjadi lebih nyaman. Namun tiba-tiba, dia bergeser sedikit, merasa ada sesuatu yang menusuk di bawahnya.

Alisnya berkerut sedikit. Namun sebelum dia sempat memikirkan apapun, dia mendengar suara peringatan yang sangat, sangat familiar.

"Bulan, kamu sebaiknya tidak mengganggu sesuatu yang tidak bisa kamu tangani."

Suara serak Aiden bergema, getarannya membahana di telinganya. Sebuah gemetar melintas di tulang punggungnya ketika dia menyadari apa yang mungkin sedang menusuknya. Dia tidak berani bergerak.

Tapi tunggu dulu—kenapa dia berbaring di atasnya? Kebiasaan tidurnya cukup baik dan pantas. Tidak mungkin dia akan bergerak sebanyak ini dalam tidurnya. Lantas, apa yang terjadi semalam?

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS