Delyth menatap Ryan, menunggu dia mengatakan tidak. Namun ketika dia tetap diam, dia mengerti apa artinya itu. Tangannya, yang telah memegang tangan Ryan, terjatuh seolah semua kekuatannya telah terkuras.
"Bagaimana bisa sesuatu seperti ini terjadi padaku? Ryan, menari selalu menjadi gairahku. Aku telah bekerja keras untuk itu. Bagaimana aku bisa kehilangan satu-satunya hal yang kumiliki? Aku tidak bisa, kan?" Air mata mengalir di pipinya.
Ryan dengan lembut mengulurkan tangan untuk mengelus rambutnya, memberikan harapan yang dia tahu sangat Delyth butuhkan. "Delyth, aku tahu dokter-dokter mengatakan ini, tapi ilmu kedokteran berkembang setiap hari. Aku yakin kita akan menemukan cara untuk menyembuhkan kakimu. Semuanya akan baik-baik saja."