Arwen hendak pergi saat seseorang menarik tangannya dari belakang. Hanya sentuhannya saja sudah membuatnya mengerutkan kening, dan saat ia berbalik, ekspresinya menjadi lebih dingin ketika ia melihat itu adalah Ryan.
"Apa yang kamu mau?" tanyanya, sambil melepaskan tangannya dari genggaman Ryan.
Melihat caranya mengabaikan sentuhannya seolah itu adalah hal paling tidak menyenangkan di Bumi, membuat rahang Ryan mengencang. Namun pada saat itu, ia memaksa dirinya untuk tetap tenang. Menyimpan tangannya ke dalam saku, dia menjawab, "Arwen, kita perlu bicara."
"Kita tidak ada yang perlu dibicarakan, Ryan. Aku sudah jelaskan dengan sangat jelas, bukan?" suaranya datar dan tegas.
Kepalan tangan Ryan semakin erat di dalam sakunya, dan Arwen melihat rahangnya bergerak-gerak. Namun, bahkan melihat ia kehilangan kontrol seperti itu, Arwen tetap sama sekali tidak tergoyahkan.
